Penanganan Covid

Kisah Anak-anak Rimba Belajar pada Masa Pandemi Covid-19, Bersesandingon dan Tanpa Teknologi Daring

Mereka punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Namun, selama pandemi Covid-19, bagaimana mereka belajar?

ist
Anak-anak Suku Rimba saat merayakan HUT RI ke-75, 17 Agustus 2020 lalu 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Anak-anak Suku Rimba di Jambi punya semangat yang tinggi dalam belajar.

Mereka punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Namun, selama pandemi Covid-19, bagaimana mereka belajar?

Anak-anak rimba dari Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi pada umumnya adalah anak-anak yang haus akan ilmu dan pendidikan. Mereka balajar tanpa kenal waktu.

Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi yang cukup lama mendampingi anak-anak rimba di Jambi menuturkan, anak-anak rimba tidak pernah mematok jam berapa harus belajar.

Baca juga: Begini Alur Uji Hingga Penentuan Hasil Sampel Swab di BPOM Jambi, 30 Sampel Butuh Durasi 4,5 Jam

Baca juga: UMKM Tiga Putri Sudah 11 Tahun Berdiri, Kini Semakin Berkembang, Produksi Keripik Hingga Kue Basah

"Mereka cuma butuh waktu tidur yang sedikit. Jadi kadang kalau bangun tidur dan mau belajar, mereka bangunkan para pendamping, minta diajari," ujar Reni menceritakan yang pernah dialaminya di Bukit Dua Belas, sebuah sudut rimba di Kabupaten Sarolangun, beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang belajar di kelas, mereka biasanya belajar secara berkelompok, sekitar lima orang di pondok-pondok yang ada di hutan atau sekitaran kebun sawit masyarakat.

Bagaimanapun, anak-anak rimba butuh ilmu. Mereka ingin belajar. Namun, pada saat pandemi seperti ini, ada ketakutan yang dirasakan orang-orang rimba.

Mereka berusaha melindungi diri dari wabah, dan mengasingkan diri ke hutan. Suku rimba biasa menyebut itu bersesandingon.

Orang-orang rimba akan mengasingkan diri ke hutan, memisahkan diri dari kerumunan orang banyak, dan menjauh dari keramaian. Tujuannya, agar wabah tidak menyebar, agar mereka tidak terkena wabah.

"Mereka takut dengan wabah, karena menurut mereka, wabah itu bisa menyerang siapa saja. Jadi, kabar pandemi Covid-19 ini sudah sampai ke mereka. Makanya mereka bersesandingon, itu cara mereka melindungi diri," terang Reni.

Baca juga: Lowongan Kerja Jambi 14 November 2020 untuk Lulusan SMA Hingga S1, Simak Posisi yang Dibutuhkan

Baca juga: Debit Air Sungai Batanghari Hari Ini (14/11/2020) Hampir Mencapai 12 Meter

Sayangnya, tidak ada metode pembelajaran daring di rimba.

Tidak ada kelas online. Tidak ada jaringan internet di antara rimbunnya pohon-pohon. Awal pandemi Covid-19 merebak, pembelajaran sempat terhenti.

Fasilitator KKI Warsi yang berada di rimba, memilih ikut bersesandingon. Masyarakat luar sementara tidak boleh masuk.

Sesandingon adalah tradisi orang rimba untuk mengantisipasi penyebaran wabah. Tradisi ini sudah lama diterapkan masyarakat Suku Rimba.

Mereka akan berpencar berkelompok, mencari tempat yang cukup berjarak dengan kelompok lain. Itu menjadi tantangan yang berat bagi fasilitator pendidikan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved