Trump Dapat Dukungan Partai Republik Gugat Hasil Pilpres AS, Ini Syarat untuk Gulingkan Joe Biden

Presiden Donald Trump masih belum menerima kalah dari Joe Biden di Pilpres Amerika 2020.

Editor: Teguh Suprayitno
Reuters/Antara
Donald Trump dan sifatnya semasa kecil. 

Trump Dapat Dukungan Partai Republik Gugat Hasil Pilpres AS, Ini Syarat untuk Gulingkan Joe Biden

TRIBUNJAMBI.COM-Presiden Donald Trump masih belum menerima kalah dari Joe Biden di Pilpres Amerika 2020.

Kini, Trump tengah menyiapkan gugatan ke Mahkamah Agung atas kemenangan Joe Biden.

Tokoh-tokoh Partai Republik di Kongres untuk saat ini memang menyatakan mendukung upaya Presiden Donald Trump menggugat kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Tetapi, dukungan itu bukan berupa cek kosong, melainkan Trump harus segera menyajikan bukti kuat.

Jika Trump tidak bisa menunjukkan bukti-bukti yang kuat, disarankan untuk mengurungkan gugatan itu.

Sejumlah senator dari Partai Republik sudah mengakui kemenangan Biden.

Baca juga: Biden Lebih Berbahaya Dibanding Donald Trump, Dahlan Iskan Singgung Soal Kasus di Papua Buat Cemas

Lebih banyak lagi yang belum mengakuinya tetapi mereka ini disebut-sebut sudah mencapai batas kesabarannya dalam memberi kesempatan Trump mengajukan gugatan.

Senator Rob Portman dari Ohio, negara bagian yang dengan mudah dimenangkan Trump pekan lalu, menyatakan Biden sudah cukup unggul untuk dinyatakan memenangkan pemilu "dan tim kampanye Presiden Donald Trump harus memberikan bukti yang mendukung tuduhan adanya kecurangan pemilu."

Portman menambahkan bahwa dia berharap pihak negara bagian dan pengadilan menempuh langkah yang efisien dalam mengatasi masalah ini.

Ekspresi lesu Presiden AS Donald Trump saat mengepalkan tinjunya setelah berbicara pada malam pemilihan di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, 4 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya.
Ekspresi lesu Presiden AS Donald Trump saat mengepalkan tinjunya setelah berbicara pada malam pemilihan di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, 4 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya. (MANDEL NGAN / AFP)

Tetapi, menurut Reuters, yang terjadi di belakang layar, sejumlah senator malah berkata lebih eksplisit lagi.

"Saya kira tujuannya di sini adalah memberi ruang kepada presiden dan tim kampanyenya untuk menunjukkan memang ada bukti riil yang mendukung klaim kecurangan pemilu. Jika memang ada bukti, maka mereka harus secepatnya memperkarakan. Jika tidak ada, kita semua lupakan saja," kata seorang pembantu senior Republik di Senat.

Pembantu senior kedua menyatakan kebanyakan senator Republik memang mendukung hak Trump untuk tak mau mengakui kekalahan tetapi tidak mendapatkan pembuktian mengejutkan apa pun.

"Pada titik tertentu ini harus diberikan. Dan saya beri waktu satu atau dua pekan."

Baca juga: Joe Biden Menang, Taiwan Cemas Ditinggal Amerika, Pontang-panting Hadapi China Sendirian

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, tokoh Republik tertinggi di Kongres, menyampaikan pernyataan keras yang lebih kelihatan sebagai kelanjutan dari retorika selama kampanye 2020 dari pada seruan pasca pemilu untuk mulai membahas urusan serius.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved