Guan San Gunawan Pejuang Jambi, Pindahkan Mesin Uang Hingga Ambil Senjata ke Singapura

Menulis Kembali Jejak Juang Guan San Gunawan, Pindahkan Mesin Uang Hingga Ambil Senjata ke Singapura

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUN JAMBI/DEDDY RACHMAWAN
Guan San Gunawan Pejuang Jambi yang ada di balik evakuasi pesawat Catalina RI 005 

Menulis Kembali Jejak Juang Guan San Gunawan, Pindahkan Mesin Uang Hingga Ambil Senjata ke Singapura

Dia adalah sedikit dari veteran yang masih ada. Februari lalu usianya genap 92 tahun.

Jejaknya sebagai pejuang Jambi sangat identik dengan evakuasi bangkai pesawat Catalina RI 005 yang tenggelam di Sungai Batanghari 29 Desember 1948.

Sejatinya, jejak juang Datuk Gunawan, begitu ia disapa, bukan cuma itu.

Sejumlah album foto, map berisi berkas-berkas dikeluarkan oleh seorang anak perempuan Guan San, Suryana. Ia meletakkannya di atas meja, agar Tribun bisa melihat arsip tersebut.

Suryana yang kini mukim di Semarang, sedari dulu selalu mendampingi ayahnya, terutama dalam kaitannya dengan evakuasi Catalina.

Agustus lalu ia pulang ke Jambi dan belum pulang ke Semarang.

Di bulan kemerdekaan itu, ia mendampingi ayahnya hadir di paripurna istimewa DPRD Provinsi Jambi.

Di hari kemerdekaan itu, Guan San Gunawan menerima penghargaan dari Pemprov Jambi. Piagam penghargaan itu dipajang di dinding rumah mereka.

“Datuk pangkatnya kopral,” kata Suryana saat disambangi belum lama ini. Ia memperlihatkan Surat Keterangan Bekas Tentara yang diteken oleh Brigjen TNI Try Sutrisno bertarikh 27 Desember 1979.

Datuk Gunawan tercatat sebagai tentara dari 1945 hingga akhir 1949. Dalam masa itu ia bertugas di kesatuan TNI RES II Jambi. Namun, tugasnya berpindah-pindah.

Mulai dari Jambi, hingga Batanghari, Bungo, Tebo, Rantau Ikil.

“Saya juga dulu mengambil senjata ke Singapura,” katanya.

Senjata itulah yang kemudian digunakan untuk perjuangan rakyat Jambi. Singapura memang dikenal sebagai tempat pasar gelap membeli senjata di masa perjuangan. Bahkan, PRRI pun berburu senjata hingga ke Singapura.

Baca juga: VIDEO Ribuan Simpatisan Rizieq Shihab Kepung Bandara , Akses Jalan Dibuat Lumpuh

Baca juga: Cara Menghilangkan Kutil - Pakai Kulit Pisang, Lidah Buaya atau Cuka Apel

Baca juga: Biden Lebih Berbahaya Dibanding Donald Trump, Dahlan Iskan Singgung Soal Kasus di Papua Buat Cemas

Baca juga: DAFTAR Presiden AS Yang Cuma Menjabat Satu Periode, Termasuk Donald Trump Yang Tidak Terpilih Lagi

Guan San yang paham dengan seluk beluk mesin, lebih banyak berkiprah di perairan. Lewat jalur air itulah ia ke Singapura.

Bahkan ia pula yang membawa tongkang untuk memindahkan mesin pencetak uang dari Kota Jambi ke Rantau Ikil, Bungo pada Maret 1949.

“Dari sungai, mesin itu ditarik dengan sapi,” kata Guan San sedikit terbata karena usia. Namun, ia masih semangat membagi kisahnya. Untuk diketahui, mesin cetak uang ini pun didatangkan dari Singapura.

Pada tahun 1946, atasan Guan San Gunawan adalah Kapten Ramli Umar.

Ia mengingat sosok atasannya itu sebagai orang yang rambutnya bergelombang. Tribun sempat memperlihatkan foto lawas Ramli Umar semasa muda.

Sempat memgamati dengan cermat akhirnya ia mengangguk tanda mengiyakan bahwa itu foto Ramli Umar.

Ada kenangan ekstrem antara mereka. Ia sempat adu mulut dengan Kapten Ramli Umar setelah berselisih soal strategi.

Ramli Umar sudah memegang pitol, sedangkan Gunawan memegang granat. Dua pejuang itu sempat saling “mengancam”. Namun, selisih itu tidak menjadi dendam antara mereka.

“Waktu Kapten Ramli Umar sakit, saya sempat dipanggil dan melihat beliau,” ujar Gunawan mengenang komandannya ketika itu.

Perbincangan kami pada Jumat pagi hingga tengah hari itu tetap tak bisa lepas dari pembicaraan Catalina RI 005.

Gunawan adalah orang yang mengeluarkan uang pribadi demi evakuasi itu. Kendati ia mengakui tetap ada dana dari pemerintah.

Anak Gunawan mengaku masih menyimpan kwitansi pengeluaran biaya untuk evakuasi itu. Ia menaksir jumlahnya skeitar Rp200 jutaan. Tentu jumlah yang besar terlebih di tahun 1991.

Melalui Suryana, Tribun kembali menghubungi Gunawan pada Senin (9/11). Di usia senjanya, ia memberi pesan untuk peringatan Hari Pahlawan 10 November. “Mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keutuhan kesatuan Republik Indonesia,” ujar Kopral Guan San Gunawan melalui rekaman video. (deddy rachmawan)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved