VIDEO: Intimidasi Pendukung Trump, Menenteng Senjata Laras Panjang Saat Demo Tolak Hasil Pilpres
Pengunjuk rasa di beberapa negara bagian melakukan protes di pusat penghitungan suara, karena merasa tidak puas dengan hasil penghitungan suara.
TRIBUNJAMBI.COM, AS - Unjuk rasa yang terus bergulir di Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran di antara warga Amerika Serikat (AS).
Itu terutama dialami oleh petugas pemilu di beberapa negara bagian.
Hal ini terjadi karena pendukung salah satu kandidat merasa tidak puas dengan hasil penghitungan suara.
“Istri dan ibu saya sangat khawatir pada (keselamatan) saya,” kata Joe Gloria, petugas registrasi di Clark County, Nevada, yang juga mencakup Las Vegas, Kamis (5/11/2020) waktu setempat seperti dilansir Kompas TV.
Dia mengatakan keamanan di seputar kantor pemilihan semakin diperketat, salah satunya dengan melacak kendaraan yang datang dan pergi dari kantor pemilihan.
Namun dia menegaskan bahwa ancaman yang mereka hadapi, tidak akan menghentikan mereka dari pekerjaan untuk menghitung surat suara.
Baca juga: Daftar Harga HP Rp 2 Jutaan Rekomendasi Ram 4GB cocok untuk kebutuhan Belajar Online hingga Gaming
Baca juga: Chord kunci gitar dan lirik lagu Hanya Memuji - Shanty feat Marcell, Lengkap dengan Video Klip Lagu
Baca juga: Pemuda di Sarolangun Tabrak Aparat Sedang Razia, Kasat Lantas: Motor Honda CBR 150 Merah Tanpa TNKB
Kekhawatiran itu beralasan, mengingat unjuk rasa terus terjadi di beberapa tempat penghitungan suara.
Beberapa dari unjuk rasa memang berlangsung damai, namun ada juga pengunjuk rasa yang mengintimidasi.
Pendukung Trump
Umumnya pelaku rusuh adalah pendukung calon presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Sebelumnya ratusan polisi negara bagian Oregon dan massa anti-Trump terlibat bentrok di Portland pada Rabu (4/11/2020), saat berlangsungnya pilpres AS (pemilihan presiden Amerika Serikat).
Massa melempari kaca jendela toko-toko dan memecahkannya, lalu Gubernur Oregon memanggil Garda Nasional untuk meredam kerusuhan.
Kantor Sheriff Multnomah mengumumkan adanya kerusuhan dan menangkap setidaknya sembilan orang.
Ia menyebut kekerasan meluas di pusat kota, dan memperingatkan pihaknya bisa saja mengerahkan pasukan bersenjata dan menembakkan gas air mata.
Sementara itu reporter AFP di lokasi melaporkan, polisi bersenjata mendekati para demonstran tapi tidak ada bentrok.