UMKM Jambi
UMKM di Jambi Ini Berdiri Sejak 1990, Fokus Memproduksi Makanan Jadul dengan Varian Rasa Kekinian
Banyak tantangan dari setiap fase kehidupan yang harus dilalui, namun UMKM Danisa milik Julaiha ini mampu bertahan.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Mempertahankan usaha yang didirikan sejak tahun 1990 tidaklah mudah.
Banyak tantangan dari setiap fase kehidupan yang harus dilalui, namun UMKM Danisa milik Julaiha ini mampu bertahan.
UMKM yang memproduksi rempeyek ini, sekarang sudah berbenah khususnya dalam hal strategi pemasaran dan inovasi produk.
Setelah sebelumnya sempat pasang surut, apalagi semenjak koperasi yang menaunginya dulu sudah tidak beroperasi lagi.
Baca juga: Satu-satunya Wanita di Pilpres AS, Inilah Sosok Kamala Harris, Pasangan Biden yang Diwaspadai Trump
Baca juga: Firasat Ibu Hari LIDA Saat Putranya Ikut Audisi, Pulang-pulang Bawa Kabar Mengharukan
Baca juga: Punya Paras Cantik, Inilah Sosok Echi Unyu, Baby Sitter Anak Baim Wong yang Jadi Sorotan Publik
Julaiha mengatakan, dulu di saat koperasi yang menaungi dia dan UMKM lainnya masih berdiri, dia sempat memproduksi ribuan pieces dalam seminggu.
Tapi sekarang sudah susah apalagi di masa Pandemi.
“Untunglah si bungsu (anaknya yang terakhir) mau ikut membantu, jadi mulai menggeliat lagi,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Annisa Kartini anak dari Julaiha mulai bergabung di UMKM Danisa sejak 2017 silam, di tangan dia UMKM ini mulai berinovasi memproduksi makanan baru untuk menambah segmen pasar.
Uniknya, walaupun masih mudah tapi Annisa malah memproduksi makanan era 80-90an. Seperti es lilin, es gabus dan sebagainya. Untuk harganya sendiri dijual Annisa mulai dari Rp 1.000 per piece.
Selain itu, kualitas dan pengemasan rempeyeknya juga diperbaiki.
Saat ini rempeyek danisa telah memiliki rasa kekinian dan pengemasannya juga telah memenuhi standar pengemasan makanan ringan.
Dengan baiknya pengemasan dan rasanya, sebenarnya Rempeyek Danisa sudah layak untuk masuk ke jalur modern market.
Tetapi gadis berhijab ini malah memilih memasarkannya melalui jalur online.
Memanfaatkan sosial media facebook dan instagram, Annisa membanjiri grup jual beli Kota Jambi dengan postingan danganganya.
Selain itu dia juga bekerja sama dengan Ojek Online grab.
Di Grab dia menggunakan nama Wartel Sagita.
Akun facebook Kartini Annisa dan Instagram Annisa_kartini24 juga dipenuhi oleh postingan dagangannya.
Banyaknya postingannya di sosial media inilah yang menarik minat Tribunjambi.com untuk beranjangsana ke kediamanya di Jalan Brigjen Katamso Tanjung Pinang Jambi Timur.
Selain memproduksi makanan ringan UMKM Danisa juga menerima catering dan berbagai macam kue basah.
Annisa Kartini mengatakan di saat lebaran justru pemesanan terbanyak datang dari kue basah dan catering.
“Dalam kondisi seperti sekarang ini, kita harus bisa menagkap peluang,” pungkasnya.
Kangen Makanan Jadul? Ada Es Lilin, Es Gabus, UMKM di Jambi Satu Ini Hadirkan Penganan Tempo Dulu
Kreativitas pelaku UMKM di Jambi memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Seperti UMKM Rempeyek Danisa yang menghadirkan jajanan tempo dulu, seperti es lilin, es gabus, rempeyek dan aneka jajan tempo dulu lainnya.
Uniknya walaupun menghadirkan aneka makanan tempo dulu UMKM ini memilih jalur pemasaran yang kekinian.
Memanfaatkan jaringan media sosial Facebook dan Instagram, Anisa kartini pemilik UMKM Danisa sukses memasarkan produknya di tengah gempuran kuliner modern.
Saat ini akun Instagram @annisa_kartini24 dan facebook kartini Annisa dipenuhi dengan postingan jajanan pasar tempo dulu.
Pemesanan produknya sendiri dapat menghubungi whatsapp 0853 8399 9878.
Untuk menarik minat konsumen milenial Anisa kartini atau yang biasa disapa Ica memberikan nama yang unik untuk produknya, seperti Es Lilin, dia beri nama es jadulin yang berarti Es jadul lilin
Es jadulin dijual Ica seharga Rp 1.500 per piece. Saat ini penjualnya sudah mampu mencapai 200 piece per hari.
Selain Es Lilin, Produk rempeyeknya juga sangat digemari konsumen. untuk kemasan kecil satu minggu bisa laku 1000 piece.
Kemasan yang khusus diproduksi untuk jalur tradisional market ini di jual Ica seharga Rp 1000 per piece.
Sedangkan untuk penjualan secara online, gadis manis yang rajin tahajud ini hanya menjual dalam kemasan besar. Kemasan besar ini dibandrol Ica seharag Rp 25 ribu.
Gadis mudah yang lahir satu hari sebelum hari kartini ini mengatakan, dia sengaja memilih menjual kuliner tempo dulu.
“Kita mencoba mewujudkan kerinduan akan kuliner tempo dulu,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Wanita berhijab ini memang pintar menangkap peluang usaha, dia berhasil menghadirkan kenangan masa lalu akan kuliner jajanan pasar khas Jambi yang kini sudah susah ditemukan.
( Tribunjambi.com/Rinaldi).
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Denny Caknan Judul Sampek Tuwek Lengkap Download MP3 di Smartphone
Baca juga: Punya Paras Cantik, Inilah Sosok Echi Unyu, Baby Sitter Anak Baim Wong yang Jadi Sorotan Publik
Baca juga: Viral Pengantin Wanita Pilih Mas Kawin Ayam Panggang, Emas dan Uang Ditolak Karena Hal Ini