UMKM Jambi
UMKM Jambi Sukses Olah Serundeng Ubi Jalar, Produknya Terpajang di Swalayan Besar Hingga Minimarket
Pelaku UMKM memang dituntut untuk kreatif dalam menciptakan produk agar bisa bersaing di pasaran. Satu di antara UMKM di Jambi ini mampu
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Pelaku UMKM memang dituntut untuk kreatif dalam menciptakan produk agar bisa bersaing di pasaran.
Satu di antara UMKM di Jambi ini mampu menghadirkan produk kreatif.
Dengan Brand Dapur Amalia, UMKM ini sukses mengolah ubi jalar menjadi cemilan khas Kota Jambi.
Dikemas dengan plastik transparan, terlihat jelas irisan tipis ubi jalar yang menyerupai lidi.
Baca juga: Obat Diabetes, 18 Makanan Penurun Gula Darah yang Harus Anda Tahu
Baca juga: Dua Kapal Maling Ikan Asal Malaysia Ditangkap KKP, Diawaki 8 WNI, Sempat Kabur ke Perairan Malaysia
Baca juga: Ayu Ting Ting Putus dari Adit Jayusman, Isu Beredar Luas, Begini Tanggapan Sang Pedangdut
Selain itu terlihat juga kacang tanah,ikan teri, irisan daun kunyit dan irisan daun jeruk menambah estetika dari produk tersebut.
Teksturnya begitu renyah layaknya kerupuk, rasanya perpaduan gurih, manis ditambah rasa khas dari daun kunyit dan jeruk.
Rasa manisnya berasal dari ubi jalar sehingga tidak begitu mendominasi, hanya sekedar pelengkap.
Sementara itu daun kunyit dan jeruk juga menyuguhkan citra rasa khusus yang menghadirkan ciri khas dari cemilan ini.
Pemilik UMKM Dapur Amalia Krisna atau biasa disapa Iis ini mengatakan, cemilannya sangat pas sebagai pendamping makanan berat seperti nasi.
“Sebagai pendamping makan sate, tekwan, bakso dan sebagainya juga cocok,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Lebih lanjut wanita berhijab ini mengatakan di swalayan produknya terpajang rapi di bagian makanan pendamping nasi.
Serundeng ubi jalar Dapur Amalia dapat ditemukan di berbagai swalayan di Kota Jambi seperti Trona Grup, Fresh Grup, Meranti Grup dan di berbagai minimarket yang tersebar di Kota Jambi.
Harganya sendiri bervariasi, mulai dari Rp 15 ribu.
Amalia Krisna menceritakan saat ini dia hanya memasarkan produknya ke modern market.
Tradisional market dan pemasaran secara digital marketing belum sempat dia lakukan karena keterbatasan tenaga.