Citizen Journalism
Minimalisir Praktik Penipuan Jasa Keuangan Abal-abal, Yuk! Jadi Agen Literasi
Dalam percakapannya pun, admin akun membalas tak kalah profesional, dari batasan jam transfer, waktu untuk pengiriman, cara pengiriman...
*Oleh: Fifi Suryani
SITI tergugu, ia baru saja mentransfer uang senilai Rp2,017 juta untuk mendapatkan emas Antam 5 gram dari akun yang mengatasnamakan PT Pegadaian Lelang. Setelah itu ia ditelepon, disuruh transfer lagi Rp3 juta untuk mengurus mutasi.
“Namun yang 3 juta itu akan dikembalikan lagi. Apakah itu benar?” tanya Siti di grup Harga Emas Antam Hari Ini (HEAHI) di media sosial Facebook, 20 Oktober lalu.
Sontak, postingan Siti dikerumuni komentar yang 99 persen menyebutkan ia telah tertipu.
“Zaman sekarang masih percaya transaksi online, dengan harga semurah itu?” ujar Sulastri, Anggota Grup HEAHI.
Tak tanggung-tanggung, komentar hingga Rabu (28/10) mencapai 2.800-an orang. Ada yang mengingatkan untuk berhati-hati, melakukan cek dan ricek, ada juga memintanya bersabar dan ikhlas.
Tidak sedikit juga yang menyarankan ia langsung lapor polisi. Bawa print out transferan agar rekening penipu bisa segera diblokir.
Baca juga: Tren Investasi Properti Berlanjut hingga Akhir Tahun 2020, Ini Harga yang Dibidik Pengembang
Baca juga: OJK Jambi Menjalin Sinergi untuk Pemulihan Ekonomi Nasional di Provinsi Jambi
Namun tidak sedikit juga yang mengejek minimnya pemahaman Siti terkait praktik penipuan dari akun abal-abal yang menggunakan nama lembaga jasa keuangan legal di Tanah Air.
Jika diperhatikan secara seksama akun tersebut memang tampil meyakinkan, dengan pengikut yang mencapai ribuan orang.
Anggota HEAHI lainnya mengatakan, diduga akun tersebut dibeli dari pihak tertentu setelah mempunyai banyak anggota.
Lalu dilakukan penggantian nama oleh terduga penipu dengan nama lembaga jasa keuangan legal.
Dalam percakapannya pun, admin akun membalas tak kalah profesional, dari batasan jam transfer, waktu untuk pengiriman, cara pengiriman, dan akan segera menginfokan resi.
Sadar Siti memercayai praktiknya, pelaku melanjutkan percakapan agar korban melakukan transfer selanjutnya. Namun Siti menceritakan ke grup HEAHI, sehingga setidaknya Rp3 juta uangnya dapat terselamatkan.
Siti tidak sendiri, sudah banyak korban praktik lembaga keuangan abal-abal.