Harga Emas
Ini yang Harus Dilakukan Investor Saat Harga Emas Turun, Wait and See
Sutopo menganjurkan investor untuk wait and see lebih dulu sebelum membeli ataupun menjual emas
TRIBUNJAMBI.COM - Harga emas pada Jumat (30/10/2020) lalu kembali turun.
Mengutip laman logam mulia, harga emas Aneka Tambang (Antam) pada Jumat (30/10) berada di level Rp 992.000 per gram turun Rp 3.000 per gram dari hari sebelumnya.
Untuk harga buyback emas berada di level Rp 884.000 per gram.
Lantas harus bagaimana investor menyikapi keadaan tersebut ?
Presiden Direktur HFX International Sutopo Widodo menyarankan pilihan wait and see dalam menyikapi penurunan harga emas logam mulia saat ini, dinilai jadi pilihan yang paling tepat di tengah ketidakpastian yang masih tinggi.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 31 Oktober 2020 di Pegadaian, Ukuran 2 gram Rp 2.034.000
Baca juga: Obat Kuat - Bawang Putih, Campuran Kopi Hitam dan Madu hingga Jahe Campur Madu
Baca juga: Hasil CPNS Kemenag Provinsi Jambi 2019, 50 Formasi Terisi, Peserta Tidak Lulus Bisa Menyanggah
Apalagi, Sutopo Widodo menilai masih banyak sentimen yang jadi perhatian ke depan.
Sutopo menganjurkan investor untuk wait and see lebih dulu sebelum membeli ataupun menjual emas.
Itu dilakukan sembari menunggu kepastian pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) yang bakal digelar pekan depan.
"Kemungkinan harga emas fisik Antam masih akan bergerak di kisaran Rp 975.000 per gram hingga Rp 1.000.000 per gram hingga pemilu AS usai," prediksi Sutopo kepada Kontan, Jumat (30/10).
Sementara itu, penurunan harga emas dunia saat ini dipicu oleh menguatnya dollar AS.
Baca juga: Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan dengan RAM 4 dan 6GB - Oppo, Samsung, Vivo, Xiaomi, Realme
Baca juga: Kini Bertarif Ratusan Juta Zaskia Gotik Pernah Jadi Tukang Cuci Piring dan Penyanyi Dangdut Keliling
Sebagaimana diketahui, pergerakan harga emas berbanding terbalik dengan dollar AS.
Artinya ketika dolar AS menguat terhadap mata uang lain, harga emas tertekan karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Di saat yang sama, investor yang memegang emas dan membelinya saat harga lebih rendah bisa memanfaatkan kenaikan dollar AS untuk merealisasikan keuntungan atau profit taking.
Di sisi lain, lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Amerika Utara dan Benua Eropa membuat pasar keuangan drop signifikan.
Saham turun, sedangkan sentimen negatif naik.
Baca juga: Ada Pasal Karet di UU Cipta Kerja, Legislator PKS Sebut Pasal Ini yang Jadi Masalah
Alhasil, kecemasan di pasar ekuitas akibat lockdown yang kembali marak membuat VIX /indikator ketakutan melonjak tinggi di atas 40 dan menandai level tertingginya sejak 12 Juni.
Selain itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun juga naik 0,86% dalam sehari.
Semenjak bank sentral global menerapkan kebijakan moneter ultra longgar yang ditandai dengan suku bunga rendah di negara-negara maju serta cetak uang melalui pelonggaran moneter (QE), pergerakan emas dan saham cenderung seirama.
"Emas digunakan sebagai sumber likuiditas untuk menutup margin call jika harga aset-aset ekuitas. Aksi jual inilah yang memantik harga emas jatuh ke bawah," ungkapnya.
Apalagi, risiko ketidakpastian global yang tinggi terkait pemilihan presiden AS bakal digelar 3 November 2020, sehingga Sutopo merekomendasikan investor untuk melihat situasi setelah pemilu usai.
Baca juga: Presiden Prancis Buat Gaduh Dunia, Menlu Retno Marsudi Sebut 2 Miliar Umat Muslim Tersinggung
Baca juga: 5.000 WNI Tinggal di Turki Saat Gempa 7 SR Terjadi, KBRI Sebut 98 Orang di Daerah Ini Kena Dampak
Baca juga: Gempa Dasyat Guncang Turki, 12 Orang Tewas Ratusan Terluka, Bagaimana Nasib 5.000 WNI?
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Harga emas turun, investor baiknya bersikap wait and see"