Sandiaga Uno, dan Khofifah Indar Parawansa Nama Calon Ketum dari Eksternal, PPP Dinilai Krisis Tokoh
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal menggelar Muktamar IX di Makassar, Sulawesi Selatan, Desember mendatang.
TRIBUNJAMBI.COM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal menggelar Muktamar IX di Makassar, Sulawesi Selatan, Desember mendatang.
Sejumlah nama mulai muncul sebagai kandidat ketua umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP). Partai berlambang Ka’bah itu menurut rencana menggelar Muktamar IX pertengahan Desember mendatang.
Tak hanya dari internal partai, beberapa nama tenar dari luar partai seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul hingga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno pun turut muncul.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, menculnya nama kandidat ketua umum dari luar PPP menjadi indikasi bahwa ada persoalan di internal partai tersebut.
Baca juga: FPI Kirim Kuasa Hukum untuk Bela Gus Nur, Munarman: Penangkapan Pemuka Agama Itu Zalim
Baca juga: November Ini Jembatan Muara Sabak Bakal Dapat Perbaikan Total, Bagaimana Arus Lalu Lintas?
Baca juga: Operasi Zebra Siginjai 2020, Satlantas Polres Tanjabbar Tindak Sejumlah Pengendara
“Boleh jadi memang PPP sedang krisis tokoh sebagai ikon PPP. Sehingga calon ketua umum PPP akhirnya mencuat di luar eksternal,” kata Pangi kepada Kompas.com, Selasa (27/10/2020).
Idealnya, ia mengatakan, setiap partai memiliki figur sentral yang dapat menjadi simbol bagi partai tersebut. Keberadaan figur itu cukup penting, terutama dalam mendulang elektoral partai pada saat pemilu.
Pada kemudian hari, Pangi menambahkan, figur tersebut dapat dicalonkan sebagai kandidat ketua umum pada saat partai menggelar pemilihan ketua umum baru.

Namun, kondisi itu dapat dikecualikan, apabila partai memiliki mesin partai yang cukup kuat dan mengakar seperti Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sehingga, partai tersebut tidak lagi bergantung pada magnet elektoral tokoh tertentu maupun ketua umum untuk mendulang suara.
“Ketika kader sendiri sudah enggak bisa diharapkan mampu menahkodai PPP, jelas itu musibah bagi PPP. Kenapa enggak percaya diri mengusung kader sendiri? Kenapa ada wacana kans Sandi, Khofifah, berpeluang menjadi ketua umum PPP?” ucapnya.
Baca juga: Ganjar, Prabowo, Anies, Sandiaga, AHY hingga Puan Maharani Masuk Bursa Pilpres 2024, Siapa Menang?
Baca juga: Wakil Wali Kota Jambi Beri Bantuan Pada Warga Korban Kebakaran
Baca juga: Visi Misi Fachrori-Syafril Paling Terukur Dalam Debat Publik Calon Gubernur Jambi 2020
Pangi menilai, salah satu problematika yang kini tengah dihadapi PPP yaitu proses kaderisasi yang tidak berjalan maksimal.
Hal itu disebabkan karena PPP kerap menjadi partai papan tengah bawah pada saat pemilu dilaksanakan. Pada Pileg 2019 lalu, misalnya, partai yang telah berdiri sejak 1973 itu hanya berada di urutan kesembilan dalam perolehan suara. Dengan
6,3 juta suara yang berhasil didulang, PPP masih kalah di bawah Partai Amanat Nasional (9,5 juta suara), PKS (11,4 juta suara), maupun Partai Kebangkitan Banga (13,5 juta suara), di anntara kalangan partai berbasis agama.

Perolehan suara yang berhasil dicapai PPP pun tidak lebih baik bila dibandingkan dengan Pileg 2014, yang saat itu mampu mendulang 8,1 juta suara.