Penanganan Covid

UPDATE Data WHO: 184 Negara Bergabung Progam Vaksin Covid-19, Fasilitas COVAX

Program ini bertujuan untuk membiayai vaksin Covid-19 untuk didistribusikan secara adil ke negara-negara kaya dan miskin.

Editor: Duanto AS
Christopher Black / World Health Organization / AFP
Tedros Adhanom Ghebreyesus saat rapat di kantor WHO di Genewa Swiss pada 5 Oktober 2020 

TRIBUNJAMBI.COM, JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 184 negara telah bergabung dengan fasilitas COVAX.

Program ini bertujuan untuk membiayai vaksin Covid-19 untuk didistribusikan secara adil ke negara-negara kaya dan miskin.

"Berbagi vaksin secara merata adalah cara tercepat untuk melindungi masyarakat berisiko tinggi, menstabilkan sistem kesehatan dan mendorong pemulihan ekonomi global yang benar-benar," kata Tedros kepada media dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/10/2020).

Ekuador dan Uruguay adalah negara yang paling baru bergabung.

Sebelum ini China bergabung dalan fasilitas COVAX.

Pada Jumat (9/10/2020), Kementerian Luar Negeri China meyebutkan, akan membeli vaksin Covid-19 untuk 1% populasinya, atau 15 juta orang, melalui skema COVAX.

Negara-negara pembiayaan diri dalam skema COVAX dapat meminta dosis vaksin yang cukup untuk 10-50% dari populasi mereka, kata GAVI di situs webnya.

"Langkah Beijing untuk bergabung dengan program COVAX berarti China "akan mendapatkan vaksin melalui fasilitas untuk proporsi populasi mereka sendiri, sama seperti dengan negara-negara lain," ujar juru bicara aliansi Vaksin GAVI, yang ikut memimpin skema itu.

Negara-negara yang didanai akan menerima dosis yang cukup untuk memvaksinasi hingga 20% populasi mereka dalam jangka panjang, kata GAVI.

China memiliki setidaknya empat vaksin eksperimental dalam tahap akhir uji klinis. Selain itu ada juga sedang dalam pembicaraan dengan WHO agar vaksin buatan dalam negeri mereka dinilai untuk digunakan internasional.

WHO mencatat sembilan vaksin eksperimental berada dalam peninjauan fasilitas vaksin global COVAX yang bertujuan untuk mendistribusikan 2 miliar dosis pada akhir 2021.

Sebelumnya hanya 168 negara di dunia telah bergabung dengan fasilitas COVAX.

Namun tidak ada negara-negara besar seperti, Rusia dan Amerika Serikat bergabung dalam fasilitas COVAX yang akan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin ke seluruh dunia pada akhir tahun depan.

Meskipun demikian WHO terus memperingatkan seluruh negara agar warganya mematuhi protokol kesehatan.

Apalagi sejauh ini masih belum pastinya ketersediaan vaksin Covid-19.

Sejauh ini, WHO mencatat pengujian vaksin baru mencapai fase ketiga sehingga vaksin Covid-19 versi sempurna belum ada hingga saat ini.

Karenanya, WHO mengimbau agar negara-negara menerapkan aturan ketat untuk menegakkan protokol kesehatan berupa penggunaan masker, menjaga jarak sosial (social distancing), mencuci tangan, memakai masker di ruang publik dan transportasi publik.

WHO pun meminta negara-negara untuk memperbanyak pengujian Covid-19.

“Pesan kami kepada Pemerintah dan masyarakat jelas: “lakukan semua (protokol kesehatan),” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebagaimana dilansir Reuters beberapa waktu lalu.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).(*)

Baca juga: FAKTA! 86 Persen dari 2,5 Juta Orang yang Dites Covid-19 Terkonfirmasi Negatif

Baca juga: Achmad Yurianto: Pemerintah Tanggung Biaya Vaksinasi Covid-19 Tahap Awal untuk 9,1 Juta Orang

Baca juga: Lima Tenaga Medis Positif Covid-19, Puskesmas Singkut Tutup Sampai Waktu yang Belum Ditentukan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO: 184 Negara Bergabung Dalam Progam Vaksin Covid-19

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved