VIDEO: Video Viral, Helikopter Milik Polri Angkut Sejumlah Pemuda jadi Sorotan Netizen

Video viral memperlihatkan sebuah helikopter yang diduga milik Polri mengangkut sejumlah penumpang masyarakat sipil.

Editor: Nani Rachmaini

VIDEO: Video Viral, Helikopter Milik Polri Angkut Sejumlah Pemuda jadi Sorotan Netizen

TRIBUNJAMBI.COM - Video viral memperlihatkan sebuah helikopter yang diduga milik Polri mengangkut sejumlah penumpang masyarakat sipil.

Video tersebut diketahui melalui unggahan akun instagram @dewa45_idn dengan caption ‘Bang Jago @divisihumaspolri Sangat Pro Kerjanya.'

Kebahagiaan, Kesejahteraan, Keselamatan dan Keamanan Mereka Sangat Diperhatikan Oleh Pemerintah.

Video yang diposting pada Sabtu, 17 Oktober 2020 tersebut terlihat helikopter tengah mendarat di lapangan terbuka.

Helikopter berwarna putih dan biru itu menurunkan tiga penumpang dari pintu kanan dan kiri dibantu dengan petugas yang memakai seragam biru.

Bahkan sebuah tulisan polisi terlihat pada badan helikopter tepatnya pada bagian samping belakang.

Masih dalam video yang sama, setelah para pria tersebut turun dari helikopter, ketiganya kemudian berjalan menghampiri seorang pria.

Pria tersebut diduga anggota kepolisian.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul VIDEO VIRAL! Helikopter Polri Angkut Masyarakat Sipil

Anak Buahnya Bubarkan Demo Pakai Helikopter, Kapolri: Kalau Masih Boleh Saya Tempeleng Itu

Aksi unjuk rasa mahasiswa di perempatan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (26/9/2020), dibubarkan dengan menggunakan helikopter.

Tentu saja, hal itu membuat Kapolri Jenderal Idham Azis mengaku kesal atas tindakan personilnya tersebut.

"Cuma sekarang enggak boleh main tempeleng-tempeleng, jadi diperiksa propam aja. Kalau masih boleh saya tempeleng itu (oknum polisi)," kata Idham dalam rapat kerja Komisi III DPR secara virtual, Rabu (30/9/2020).

Idham mengatakan, saat ini, oknum polisi yang menjadi pilot dalam pembubaran aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut sudah ditindak.

Idham menegaskan, pembubaran aksi massa dengan helikopter tidak ada dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) kepolisian.

"Itu pilotnya itu sudah saya tindak itu, dan sudah diperiksa sama propam itu. Itu ngarang-ngarang aja, itu tidak ada SOP-nya di udara itu, yang di Kendari itu," ujarnya.

Luapan kemarahan Idham berawal saat anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Supriansa memintanya menganalisa motif dari anggota kepolisian yang mengendarai helikopter untuk membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Sehingga tidak bisakah kepolisian yang ada di Kendari di Tenggara di sana, supaya tidak ada korban berjatuhan terlalu banyak, melakukan pendekatan secara baik pak Kapolri," kata Supriansa. 

Supriansa mengaku, tak habis pikir anggota kepolisian tersebut membubarkan demo dengan menggunakan helikopter.

Menurut Supriansa, hal tersebut bisa membahayakan masyarakat yang tengah melakukan aksi unjuk rasa. "Untung baik saja kalau helikopter tidak jatuh, coba bayangkan kalau jatuh di situ Pak Kapolri," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, ratusan mahasiswa berunjuk rasa memperingati setahun kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi di Perempatan markas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (26/9/2020).

Kepolisian menggunakan helikopter untuk membubarkan ratusan pendemo.

Akibatnya massa aksi berlarian menghindari debu dan sampah kering yang berterbangan di lokasi aksi.

Helikopter yang terbang rendah tersebut muncul dari dalam Mapolda lalu mengarah ke atas pendemo.

Mahasiswa berupaya melempar helikopter tersebut dengan batu dan botol air minum.

Mahasiswa marah karena aksi polisi dengan menurunkan helikopter di saat mereka masih berorasi menyampaikan tuntutan mengenai kasus penembakan dua rekan mereka.

Mahasiswa mengelar aksi hingga malam hari dan polisi membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata hingga ke Jalan Martandu, bundaran tank, Kendari.

Demo ini dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi intra kampus, antara lain dari Fakultas Teknik UHO, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Organisasi IMM, HMI dan mahasiswa yang menamakan dirinya keluarga besar Randi dan Yusuf.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Marah Anak Buahnya Pakai Helikopter, Kapolri: Kalau Masih Boleh, Saya Tempeleng!"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved