Berita Kerinci

Jalur Pendakian ke Gunung Kerinci Ditutup, 3 Pendaki Asal Jambi Turun, Erupsi Sempat Bikin Panik

Setelah sempat dibuka beberapa waktu lalu, jalur Pendakian Gunung Kerinci, pada Senin (19/10), kembali ditutup

Penulis: Herupitra | Editor: Nani Rachmaini
ist
Jalur pendakian Gunung Kerinci 

Sempat Erupsi, Pendakian Gunung Kerinci Ditutup

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Setelah sempat dibuka beberapa waktu lalu, jalur Pendakian Gunung Kerinci, pada Senin (19/10), kembali ditutup oleh Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS) Kerinci.

Hal tersebut, menyusul terjadi erupsi Gunung Kerinci dengan mengeluarkan asap hitam tebal pada Sabtu (17/10) lalu, yang sempat membuat panik pendaki dan masyarakat sekitar kaki gunung Kerinci.

Dudung Petugas Pos Jaga R-10 Gunung Kerinci, saat dikonfirmasi (19/10), membenarkan bahwa Jalur Pendakian Gunung Kerinci mulai 19 Oktober 2020 hingga waktu yang belum ditentukan ditutup.

"Ya, itu berdasarkan instruksi dari pimpinan (BB-TNKS) Kerinci, maka untuk saat ini Gunung Kerinci ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan," jelas Dudung.

Dia menyebutkan, alasan penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci, berdasarkan laporan dan evaluasi BB-TNKS, di mana pada Sabtu lalu Gunung Tertinggi di Sumatera ini mengalami erupsi.

"Erupsi kemaren itu sempat buat panik warga termasuk pendaki karena waktu erupsi itu ada pendaki selter 3 yang melakukan pendakian," tambahnya.

Ditanya, apakah saat ini semua pendaki sudah turun? Kata Dudung, sejumlah pendaki sudah turun.

"Hari ini 3 orang pendaki asal Jambi sudah turun," bebernya.

Sedangkan untuk kondisi Gunung Kerinci pada Senin (19/10) terpantau diselimuti kabut tebal.

"Hari ini belum terpantau karena kabut pekat dan juga hujan tidak terpantau dari pos," pungkasnya.

Erupsi Gunung Kerinci

Gunung Kerinci mengeluarkan asap tebal, Sabtu pagi (17/10/2020). Asap tebal yang keluar dari Gunung Kerinci ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB.

Berdasarkan catatan Badan Geologi Kementerian ESDM ketinggian kolom abu erupsi sekira 100 hingga 200 meter di atas puncak.

"Gunung Kerinci terlihat mengeluarkan asap hitam berwarna kecoklatan, namun tidak tercium adanya bahu belerang yang menyertai asap," kata Poniman, warga Kayu Aro.

Menurut Poniman, meskipun warga Kayu Aro sudah terbiasa dengan kondisi tersebut, namun sempat membuat warga sekitar panik.

Hal itu disebabkan, sempat terdengar adanya bunyi seperti guntur sebelum asap tebal keluar. "Sempat bunyi seperti guntur, namun pelan," ujarnya.

Menanggapi erupsinya Gunung Kerinci, Kepala Pengawasan BBTNKS Wilayah I Kerinci, Nurhamidi dikonfirmasi mengatakan, gunung dengan ketinggian 3.805 MDPL tersebut sempat mengeluarkan asap hitam pekat.

Tapi sekarang sudah normal kembali, walaupun masih ada mengeluarkan asap putih.

"Gunung Kerinci saat ini masih berada pada Status Level II (Waspada), tidak ada peningkatan status," ungkapnya.

Terpisah Kepala Bidang (Kabid) Mitigasi Gunung Api (MGA) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, dikonfirmasi mengatakan, erupsi Gunung Kerinci terjadi sekira pukul 06.30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 200 m, yang tekanan sedang condong ke arah Timur Laut.

"Ya betul, namun hanya selama 4 menit saja, lalu berangsur normal," ungkapnya.

Diakuinya bahwa, hembusan asap di Gunung Kerinci hampir setiap hari terjadi dengan ketinggian mencapai 200 m.

"Kadang-kadang hembusan asap tersebut, mengandung abu tipis seperti kejadian pagi tadi," tuturnya.

Kolom abu teramati berwarna kelabu, dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut.

Terkait dengan erupsinya Gunung Kerinci, Badan Geologi mengimbau masyarakat sekitar Gunung Kerinci dan wisatawan tidak mendaki dan beraktivitas dalam radius 3 Km dari kawah aktif yang berada di puncak gunung.

Badan Geologi juga mengimbau, jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci untuk dihindari.

"Karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan," pungkasnya.

(tribunjambi/herupitra)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved