Berita Nasional
Benarkah 9 Naga Penguasa Ekonomi Indonesia Lahir di Rezim Jokowi? Siapa Saja Sosok 9 Naga Itu
Benarkah 9 Naga Penguasa Ekonomi Indonesia Lahir di Rezim Jokowi? Siapa Saja Sosok 9 Naga Itu
TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa waktu yang lalu, wacana 9 Naga sebagai konglomerasi ekonomi di Indonesia kembali mencuat dan pembahasan publik.
Namun hingga kini, publik masih dibingungkan dengan sosok 9 Naga yang disebut konglomerat Indonesia di Indonesia itu.
Lalu muncul dari mana wacana 9 Naga yang di maksud? berikut Tribunjambi.com tarik ke belakang kemunculan istilah 9 Naga.
Pemantik awalnya muncul saat Pilpres 2019.

Baca juga: Siapa 9 Naga Orang Terkaya di Indonesia dan Pengaruhnya yang Sangat Besar
Baca juga: Terungkap 9 Naga Konglomerat Indonesia, Ternyata Ini Sosok yang Viral di Pilpres 2019 Lalu!
Baca juga: Benarkah 9 Naga Indonesia Masuk Daftar Orang Terkaya di Tanah Air? Ini Daftarnya Versi Forbes 2020
Saat itu berasal dari tim sukses masing-masing Calon Presiden dari kubu Prabowo Subianto & Sandiaga Uno dan ditanggapi Tim Sukses Joko Widodo & KH Maruf Amin.
Nama 9 Naga ini mencuat saat Pilpres 2019.
Ketidakadilan atau ketimpangan kesejahteraan kerap dijadikan kubu Prabowo Sandi untuk menyerang kubu pemerintah dan kubu Jokowi Maruf.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno menjanjikan terciptanya iklim usaha yang lebih berkeadilan bagi masyarakat bila terpilih di Pilpres 2019.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika mengatakan, Prabowo-Sandiaga tak ingin dunia usaha di Indonesia hanya dikuasai oleh 9 pengusaha besar yang dikenal dengan sebutan 9 naga.
"Kalau nanti Prabowo dan Sandi menang, itu 9 itu jadi 90 naga," ujarnya dalam acara seminar KPPU di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Harryadin mengatakan, dominasi 9 naga dalam dunia usaha sudah terjadi sejak dulu.
Namun hingga hari ini, sampai era kepemimpinan Presiden Jokowi, para pengusaha itu masih eksis.
Padahal kata dia, dalam perspektif persaingan usaha, 9 naga ini berbahaya karena kalau 9 itu masih bisa oligopoli.
Jadi masih bisa mengatur harga, jadi kartel.