VIDEO: Warga Korea Utara Ini Disiksa karena Agama dan Nonton TV, Dipaksa Telan Abu Kremasi Mayat

Bekas tahanan Korea Utara mengungkap bahwa mereka disuruh meminum air sungai yang terkontaminasi dan berisi abu kremasi narapidana yang meninggal.

Editor: Nani Rachmaini

VIDEO: Warga Korea Utara yang Beragama Ini dan Nonton TV Asing Dipaksa Minum Air Abu Kremasi Mayat Tahanan

TRIBUNJAMBI.COM - Bekas tahanan Korea Utara mengungkap bahwa mereka disuruh meminum air sungai yang terkontaminasi dan berisi abu kremasi narapidana yang meninggal.

Mereka adalah tahanan yang bersalah karena menonton tayangan TV asing.

Dilansir Daily Mail, realitas mengerikan di balik negara milik Kim Jong Un ini diungkap sejumlah mantan tahanan yang sudah keluar.

Dia berhasil selamat dari mimpi buruk hidup di kamp konsentrasi Chongori. Kamp Chongori merupakan tempat pengurungan warga Korut yang melanggar sejumlah aturan.

Di antaranya menonton saluran TV asing atau Korea Selatan dan beragama kristen.

"Setiap hari Senin, kami mengkremasi mayat, ada tempat yang terlihat seperti rumah, dan kami menumpuk mayat di tangki bundar di dalamnya," kenang seorang mantan narapidana ini.

Dia menuturkan, tempat itu basah dengan darah dan bau jasad napi yang membusuk atau terbakar.

"Setelah membakar mayat, mereka menumpuk abu di samping tempat kremasi. Abunya digunakan sebagai kompos untuk pertanian."

"Saat hujan, abunya mengalir ke sungai, dan para tahanan meminum air sungai dan menggunakannya untuk mandi," jelasnya.

Para napi ini juga mengenang ketika musim hujan, kayu akan basah sehingga mayat napi tidak bisa terbakar.

Bahkan mereka bercerita sempat tersandung jari kaki tanpa tubuh.

"Saya jatuh pada sesuatu. Awalnya, saya pikir saya terjebak di pohon, tetapi ketika saya melihat lebih dekat, ternyata itu adalah jari kaki."

"Saya mendaki gunung mengikuti abu dan ada lima jari kaki tepat di depan saya. Saya sangat terkejut," jelasnya.

Kamp Chonguri memiliki angka kematian tahanan yang tinggi karena 'cedera, penyakit, atau penganiayaan fisik dan mental oleh petugas penjara'.

Napi yang berhasil lari ini juga mengungkap hal mengerikan dalam laporan baru yang diterbitkan Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK) yang berbasis di Washington.

Laporan mengungkap bahwa mayat tahanan ditumpuk di gudang sebelum dikremasi.

Mirisnya, beberapa dari mayat dimakan tikus dan membusuk.

HRNK menggunakan citra satelit untuk mengungkap lokasi krematorium, gedung penjara, dan tempat kerja paksa di kamp tersebut.

Organisasi ini menemukan tambang tembaga, yang diyakini mencemari air sungai yang harus diminum para narapidana.

"Kami tahu orang-orang menderita di luar imajinasi," kata Joseph S. Bermudez Jr. penulis utama laporan itu.

"Kekejaman yang dilakukan di seluruh sistem penjara yang melanggar hukum di Korea Utara membutuhkan perhatian segera dari komunitas internasional."

"Kurangnya martabat manusia yang diberikan kepada para tahanan sangat menjijikkan, dan rezim Kim harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakan tersebut," tambah tim penulis, Amanda Mortwedt Oh.

Greg Scarlatoiu, direktur eksekutif HRNK, mengungkapkan bentuk kejahatan yang diceritakan banyak narapidana.

"Perilaku yang sangat normal di sebagian besar negara lain dikriminalisasi di Korea Utara," ujar Greg.

Yang dimaksud Greg diantaranya meyakini agama lain, khususnya kristen, memiliki Al Koitab, dan mengakses informasi dari luar khususnya dari Korea Selatan.

"Bahkan termasuk 'kesalahan penanganan' atau 'tidak menghormati' halaman surat kabar yang memuat gambar pemimpin Korea Utara atau ayah atau kakeknya."

"Apa pun yang seperti itu mengakibatkan hukuman penjara di fasilitas penahanan Korea Utara," cerita Greg.

Kamp konsentrasi Chongori, secara resmi disebut Kyo-hwa-so (kamp pendidikan ulang) No. 12, berada di Provinsi Hamgyong Utara sekitar 15 mil dari perbatasan China.

Sebanyak 5.000 orang dipenjara di sana, sekitar 60 persen dipenjara karena melintasi perbatasan secara ilegal sementara 40 persen lainnya dihukum karena pelanggaran seperti menonton TV asing.

Para napi diperlakukan seperti budak, wanita dipekerjakan membuat wig, bulu mata palsu, dan beternak sedangkan napi laki-laki membuat furnitur, menambang tembaga, dan mengolah bijihnya.

Seorang mantan narapidana memperkirakan bahwa selama delapan bulan penahanannya di Chongori, 800 rekan narapidana meninggal akibat kerja paksa dan kekurangan gizi.

Diperkirakan 120.000 orang diyakini ditahan di seluruh Korea Utara.

Namun Rezim Kim menyangkal pelanggaran hak asasi manusia di dalam kamp dan hanya mengakui fasilitas semacam itu ada pada tahun 2014.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

SUMBER: Warga-korea-utara-yang-beragama-ini-dan-nonton-tv-asing-dipaksa-minum-air-abu-kremasi-mayat-tahanan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved