Disorot Dunia, Dua Film Ini Produksi Luar Negeri Kisahkan G30S PKI dari Sudut Pandang yang Berbeda

Para sineas dunia pun sudah membuat berbagai film menyangkut peristiwa G30S PKI. Setidaknya ada 2 film yang memotret G30/PKI dari sudut lain.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
IST
Film G30S PKI 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa G30S PKI dapat dipotret dari berbagai sudut pandang.

Para sineas dunia pun sudah membuat berbagai film menyangkut peristiwa G30S/PKI.

1. Film The Year of Living Dangerously

Film ini menjadi salah satu film barat yang sukses memotret peristiwa G30S PKI. 

Tidak main-main, film ini dibintangi aktor dan aktris hollywood, yakni Mel Gibson dan Linda Hunt. 

Film ini merupakan garapan Peter Weir yang menghabiskan dana dari MGM sebesar enam juta dollar. 

FIlm ini tayang perdana pada tahun 1982. 

Jelang Akhir Tahun, Hilal Minta Semua OPD Sarolangun Segera Realisasikan Kegiatan Fisik

Ada Apa Didalam Seri Terbaru Produk Apple, Iphone 12, dari Spesifikasi hingga Harga Jual Indonesia

Sebelum diangkat menjadi film, kisahnya sudah ada di sebuah novel di judul yang sama. 

Film itu mengisahkan mengenai para jurnalis internasional yang berada di Indonesia di masa sebelum, saat berlangsungnya, dan sesudah peristiwa G30S/PKI. 

Tapi walaupun film ini berkisah tentang peristiwa G30S PKI, tetapi pembuatan film ini berlokasi di Australia dan Filipina. 

Film ini berkisah tentang seorang jurnalis ABS (diperankan Mel Gibson) yang ditugaskan meliput di Indonesia pada tahun 1965.

Jurnalis tersebut datang ke Indonesia menjelang peristiwa G30S PKI berkecamuk di Indonesia. 

Sebagai jurnalis asing, incarannya adalah meliput suasana politik di Indonesia. 

Itulah mengapa setting film ini banyak terjadi di Istana Presiden yang jadi tempat bekerja Soekarno. 

Film ini banyak menunjukkan scene di mana para jurnalis asing hendak mewawancara Soekarno, serta bagaimana mereka diperiksa ketika hendak masuk ke dalam istana presiden pada masa itu. 

Berikutnya film ini terjebak dalam alur romantisme sang jurnalis asing dengan staf di kedutaan Inggris yang diduga agen rahasia. 

Makanya dalam peristiwa ini diceritakan bahwa si agen rahasia itu membocorkan pemberontakan G30S PKI kepada jurnalis asing tersebut. 

Makanya dia sudah tahu bahwa PKI akan bergerak dari beberapa hari sebelum peristiwa terjadi. 

Sementara itu, para wartawan asing pun memiliki perbedaan pendapat. Ada yang mendukung Soekarno, ada pula yang mendukung PKI. 

Hal itu diperlihatkan detail lewai sikap para pemeran film tersebut. 

Bahkan ditunjukkan pula ada jurnalis asing yang memiliki jalur dan koneksi untuk menemui DN Aidit pada masa itu. 

DN Aidit merupakan salah satu tokoh yang diincar untuk diwawancarai para wartawan asing, tapi tak semuanya memiliki akses ke DN Aidit. 

Dalam film ini juga kita akan menyaksikan potret kemisikinan Indonesia pada masa itu. 

Lalu ada pula potret pandangan negara barat terhadap Soekarno yang ternyata Soekarno sangat disegani sebagai suara dunia ketiga. 

Kita juga jadi tahu di mana tempat nongkrong para wartawan asing pada masa itu, yakni di Hotel Indonesia di Bundaran HI. 

Selain itu kita juga jadi bagaimana sikap wartawan asing pada masa itu, ternyata beberapa dari mereka gemar bersedekah dengan warga Indonesia. 

Nah, simak langsung saja filmnya supaya lebih jelas ya.

Ulah Azriel Hermansyah Bikin Ashanty Berlinang Air Mata, Anak yang Dibangga-banggain Malu Bunda!

Ridho DA Komentar Sinis di Curhatan Nadya Mustika, Saudara Kembar Rizki DA: Dia yang Buat Panggung

2. Shadow Play

Peristiwa G30S/PKI dibahas secara jelas dari sudut para korban pembantaian massal pasca peristiwa G30S/PKI dalam film berjudul Shadow Play.

Film ini merupakan garapan Chris Hilton dengan melibatkan aktor hollywood, Linda Hunt, serta sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. 

Shadow Play merupakan film dokumenter yang berisi wawancara dengan orang-orang yang menjadi saksi mata peristiwa G30S/PKI, dan mereka yang menjadi tahanan politik pasa G30S/PKI

Orang-orang ini mengisahkan mulai dari ada di mana mereka ketika peristiwa G30S/PKI terjadi. 

Lalu ada pula yang menceritakan soal peristiwa ketika mereka ditangkap dan ditahan pemerintah. 

Pada akhirnya film ini juga membahas dugaan keterlibatan Amerika Serikat dan CIA dalam peristiwa G30S/PKI. 

Alasan-alasan mengapa dugaan Amerika Serikat dan CIA terlibat pun diframing cukup detail dalam film ini. 

Bahkan film ini juga menceritakan tentang para jurnalis asing yang bekerja di Indonesia ketika peristiwa G30S/PKI pecah.

Pada akhirnya film ini juga meminta konfirmasi dari pihak CIA menyangkut dugaan keterlibatan CIA dalam peristiwa G30S/PKI.

CIA Head Station of Jakarta pada 1964 - 1966, Hugh Tovar,, Hugh Tovar, lalu memberikan klarifikasi mengenai desas-desus keterlibatan CIA

Hugh Tovar pun membantah bahwa CIA terlibat. 

Tapi Hugh Tovas membenarkan bahwa CIA mengirim orang ke Indonesia, tetapi itu hanya untuk melaporkan kondisi dan situasi di Indonesia pada waktu itu. (cc)

SUMBER: Tribun Timur

Ridho DA Komentar Sinis di Curhatan Nadya Mustika, Saudara Kembar Rizki DA: Dia yang Buat Panggung

Download MP3 Full Lagu Golek Liyane Populer Baru Versi DJ Remix dan Dangdut Koplo, Chord Gitar Lirik

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved