SID di BEI Jambi Capai 13.646, Pertumbuhan Pasar Modal Cukup Baik
Jumlah Single Investor Identification (SID) saham pasar modal terus mengalami peningkatan. Tercatat dari data Bursa Efek
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Jumlah Single Investor Identification (SID) saham pasar modal terus mengalami peningkatan. Tercatat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Jambi, hingga Agustus 2020 SID Jambi mencapai 13.646 SID.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Jambi, Fasha Fauziah mengatakan, pertumbuhan atau perkembangan industri pasar modal di Jambi cukup menggembirakan dari beberapa tahun terakhir sejak kantor perwakilan BEI Jambi berdiri.
Jika awal berdirinya kantor perwakilan BEI jumlah investor kita cuma seribuan di tahun 2015, saat ini data BEI Jambi per bulan Agustus 2020 menunjukkan 13.646 SID.
"Pertumbuhannya lumayan baik dan kalau misalnya kita bandingkan dengan skala nasional, Jambi lumayan dan Alhamdulillah kita terus mengalami kenaikan peringkat dari tahun ke tahun. Untuk jumlah investor saham sendiri di pasar modal kita sekarang berada di peringkat 18 se-Indonesia," ujar Fasha, Kamis (17/9).
Dia berharap, dengan meningkatkan literasi dan edukasi pada masyarakat khususnya di Jambi, akan mendorong inklusi dan literasi di pasar modal masyarakat Jambi.
Fasha juga menyampaikan banyak manfaat yang didapat jika kita berinvestasi di pasar modal, satu di antaranya meningkatkan nilai aset yang dimiliki. Berinvestasi tidak ada yang instan dan membutuhkan waktu.
"Berinvestasi ada yang namanya opportunity cost yang kita lakukan, jadi kita keluarkan duit saat ini untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang, dan sebagai investor yang berinvestasi di pasar modal harapannya nilai saham yang kita miliki nilainya semakin lama akan semakin naik," jelasnya.
Bagi perusahaan yang go public (perusahaan terbuka) juga akan mendapat manfaat positif di antaranya mendapatkan pendanaan yang tidak terbatas. Pendanaan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan mempercepat pertumbuhan perusahaan.
"Selain itu menjadi perusahaan terbuka memudahkan ekspansi dan perkembangan perusahaan tersebut, kalau perusahaan nantinya akan berkembang seandainya untungnya, untungnya dibagi kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya tapi kalau misalnya rugi kita tanggung bersama-sama juga," kata Fasha.
"Kontribusi perusahaan publik yang ada di Indonesia itu memang luar biasa dan salah satunya adalah tujuan kita pemerataan kesejahteraan melalui investasi di pasar modal," tutupnya.