Cerita Tio Pengepul Pinang di Tanjabtim Pekerjakan 16 IRT untuk Bantu Ringankan Perekonomian Mereka
Potensi ini dimanfaatkan oleh Prasitio (23), warga Desa Talang Babat, Kecamatan Sabak Barat mencoba menjadi pengepul pinang kecil-kecilan dan memperke
Penulis: tribunjambi | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK – Buah Pinang satu di antara komoditas unggulan yang terdapat di Kabupaten Tanjabtim.
Potensi ini dimanfaatkan oleh Prasitio (23), warga Desa Talang Babat, Kecamatan Sabak Barat mencoba menjadi pengepul pinang kecil-kecilan dan memperkerjakan 16 IRT sebagai pengupas pinang.
"Pinang gelandongan (yang belum dikupas) saya sering mengambilnya dari Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu. Saya hanya sanggup membeli sekitar 50-70 karung dengan petani pinang dijual berkisar Rp 130 ribu-Rp 165 ribu per karung,” kata Prasitio Sabtu (19/9/2020) melalui sambungan telepon.
• Granit Sultan Sedang Diskon di Bazar Murah Mitra Bangunan
• Bazar Murah di Mitra Bangunan Tinggal 12 Hari Lagi, Diskon Hingga Up To 70 Persen
• VIDEO Viral, Oknum Petugas Ngotot Ingin Makan di Tempat Padahal Lagi PSBB
Pria yang juga akrab disapa Tio ini mengatakan kepada Tribunjambi.com saat ini perekonomian sedang sulit akibat Covid-19, jadi dengan saya mengadakan pinang gelandongan, setidaknya bisa memperkerjakan para tetangga saya walaupun kadang keuntungan yang didapat sedikit.
“Bisnis ini sudah berjalan tiga bulan, saya tidak membatasi jumlah ibu-ibu yang mau mengupas pinang, dari awal hingga saat ini berjumlah 16 IRT, karena sekarang banyak kebutuhan yang dikeluarkan untuk anaknya yang sekolah online, jadi perlu penghasilan tambahan untuk keperluan itu,” ucap Tio yang Juga sarjana ilmu pemerintahan.
Walaupun keuntungan dari usaha saya kecil, tapi ada kesenangan tersendiri bisa membantu warga di lingkungan tempat saya tinggal.
”Sekarang harga pinang RP 14 ribu per kg, sedangkan harga satu karung pinang gelandongan untuk saat ini Rp 130 ribu, dalam satu karung pinang gelandongan bisa dapat 13 kg siap dijual, jadi saya untung Rp. 52 ribu, belum termasuk upah ngupasnya,” ujarnya.
Tio menambahkan, upah pengupas pinang sebesar Rp 2 ribu per kg, ibu-ibu ini sangat antusias, kadang sampai larut malam.
"Alhamdulillah, masih bisa berbagi dengan orang sekeliling saya, semoga warga jadi terbantu. Sekarang banyak kebutuhan anaknya untuk sekolah, biasanya ibu-ibu ini bisa menghasilkan Rp 30-50 ribu per harinya," tutupnya. (Tribunjambi.com/musa)