G30S/PKI (Bag 4) - Hubungan Dewan Jenderal, Kudeta dan Penembakan DN Aidit, Sejarah Makin Kabur

Benarkah Partai Komunis Indonesia ( PKI) memberontak dan melakukan kudeta pada 1965? Di mana DN Aidit pada malam berdarah itu? Bagaimana nasibnya

Editor: Suci Rahayu PK
DOK. KOMPAS
DN Aidit (kanan) berbincang dengan Presiden Soekarno. 

Namun ia malah dibawa ke tempat lain.

DN Aidit mengaku sempat bertanya apakah penangkapan para jenderal sudah diketahui Presiden Soekarno.

Kepada DN Aidit, mereka menjawab, Soekarno telah memberikan restunya untuk menindak para jenderal.

Sumur tua tempat ketujuh pahlawan revolusi di kuburkan oleh anggota PKI yang terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timu
Sumur tua tempat ketujuh pahlawan revolusi di kuburkan oleh anggota PKI yang terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timu (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

DN Aidit bertanggung jawab

DN Aidit menyadari Angkatan Darat di bawah Pangkostrad Mayjen Soeharto tengah memburu para tokoh PKI yang dianggap sebagai dalang pembunuhan para jenderal.

DN Aidit tak juga kembali ke Jakarta dan berusaha meredam aksi kekerasan militer terhadap simpatisan PKI di Jawa Timur.

Pada suratnya yang terakhir tertanggal 10 November, DN Aidit mengatakan kemungkinan akan mencari perlindungan ke China.

Aidit terus bersembunyi di rumah teman-temannya.

Ia akhirnya tertangkap dan dibawa ke Boyolali pada 22 November.

Saat diproses verbal, DN Aidit mengaku bertanggung jawab.

"Saya adalah satu-satunya orang yang memikul tanggung jawab paling besar dalam peristiwa G30S yang gagal dan yang didukung oleh anggota-anggota PKI yang lain, dan organisasi massa di bawah PKI," kata Aidit dalam surat pemeriksaan yang ditandatanganinya.

Ia kemudian dibawa oleh Kolonel Jasir Hadibroto ke markas Batalion Infanteri 444.

Jasir hendak menghabisi Aidit. "Ada sumur?" tanyanya.

Di tepi sebuah sumur tua, DN Aidit dipersilakan mengucapkan pesan terakhir.

Namun DN Aidit malah berpidato berapi-api yang membuat Jasir kesal.

"Aidit berteriak kepada saya, daripada saya ditangkap, lebih baik kalian bunuh saja. Saya sih, sebagai prajurit yang patuh dan penurut, langsung memenuhi permintaannya. Karena dia minta ditembak, ya saya kasih tembakan," kata Jasir dalam wawancara dengan Suara Pembaruan pada September 1998.

Ditembaknya DN Aidit membuat ia tak sempat diadili.

Peristiwa G30S semakin kabur dan tak pernah benar-benar terungkap hingga saat ini.

BERSAMBUNG

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seputar G30S/ PKI (4): Misteri Dewan Jenderal dan Ujung Perjalanan DN Aidit di Sumur Tua"

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved