Santika Lia Apriana Tak Mau Santai untuk Kejar Cita-cita
Gadis kelahiran Dabo Singkep 17 Oktober 1999 itu punya cita-cita jadi orang kaya agar bisa berbagi kepada orang lain.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Santika Lia Apriana, saat ini aktif menjadi mahasiswi di Universitas Batanghari.
Gadis kelahiran Dabo Singkep 17 Oktober 1999 itu punya cita-cita jadi orang kaya agar bisa berbagi kepada orang lain.
Untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, dia tidak menghabiskan waktu dengan santai meski terkadang santai juga perlu dilakukan.
Ia menghabiskan waktunya dengan belajar, memperbanyak ilmu, menambah relasi bergaul dengan orang positif dan selalu berusaha menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Kesibukannya sekarang selain kuliah adalah olahraga main tenis meja. "Karena yang main tenis meja itu banyak orang-orang yang sudah bekerja seperti dokter, pengusaha, pegawai bank, kenapa mereka memilih tenis karena mayoritas orang memilih tenis karena tenis tidak mengeluarkan uang banyak, mainnya juga di dalam ruangan dan tidak panas, menambah banyak kenalan, dan juga membuat sehat tapi tidak harus olahraga yang berlebihan," kata Santika.
• Kerap Mati Lampu, Dewan Sindir Kinerja Kepala PLN Kuala Tungkal
• BNN Provinsi Jambi Musnahkan Sabu dan Pil Ekstasi
• Pembangunan Jalan Tol Pelembang-Jambi Jadi Prioritas, Kemas Alfarabi: Dinas PUPR Harus Proaktif
Sekarang ia tengah mempersiapkan untuk Enterpreneurship Award, dengan mempersiapkan proposal usaha yang bisa dilirik banyak orang, untuk lebih di kembangkan lagi menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Tidak hanya itu, ia juga saat ini masih menjadi ketua Komunitas Peradilan Semu (KPS) sejak 2019-2020, pernah ikut kompetisis KPS di Palembang dan lomba debat tentang konstitusi di Universitas Andalas Padang dan di MPR Kota Jambi.
Alasannya kenapa ia memilih KPS karena KPS satu-satu nya organisasi di fakultas hukum yang mengajarkan praktek bagian hukum yang tidak di dapatkan di perkuliahan.
Di dalam KPS banyak di ajarkan yang tidak dipelajari di bangku perkuliahan, di organisasi ini tidak hanya di ajarkan materi atau pun praktik tentang ilmu hukum tetapi juga di ajarkan bagaimana membentuk sebuah tim yang baik, membuang rasa egois masing-masing demi tujuan bersama dan juga diajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang mengayomi.
Meskipun banyak hal-hal positif yang di dapat di komunitas ini, ia juga merasakan kesedihan terutama sebagai pemimpin di komunitas peradilan semu karena wabah Covid-19.
"Kompetisi yang harusnya diadakan di Ahmad Dahlan Yogyakarta, yang sudah dipersiapkan semaksimal mungkin seperti persiapan berkas dari awal sampai akhir yang mulai dikerjakan dari siang sampai jam 3 atau 4 subuh, selain itu juga persiapan mengumpulkan dana, waktu tenaga dan juga untuk sharing kasus seperti hakim dan advokat di datangkan ke kampus, untuk jaksa dan penyidik Polda datang ke kantor masing-masing," katanya.
Ia juga mengatakan selama memiliki cita-cita, fokus dan kejar terus, jangan peduli dengan omongan orang ataupun godaan-godaan yang membuatnya tidak fokus. "Karena sekeras apa usaha kita sekarang itulah yang akan menentukan hasil kita untuk 5 atau 10 tahun kedepan," kata Santika.