Ingat Thomas Cup 1984? Ini Jejak Sejarah PB Djarum yang Tak Terlupakan Sampai Sekarang
Puluhan pebulu tangkis legendaris Indonesia lahir dari 'rahim' PB Djarum. Tentu ingat peristiwa yang terjadi di Thomas Cup 1984?
Berdirinya PB Djarum erat kaitannya dengan Robert Budi Hartono, CEO PT Djarum, sejak masih kecil.
Budi Hartono merupakan sosok yang cinta pada bulu tangkis. Didorong kecintaan itu dan tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain pada olahraga yang sama, maka pada 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No 35, Kudus, pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulu tangkis.

• Putra Bungsu Bos Djarum Pilih Lakban Sepatu yang Jebol, Sang Ayah Kepergok Makan Tahu Pong di Warung
• Daftar 15 Atlet Berprestasi Jebolan PB DJarum, Mulai dari Alan Budi Kusuma Hingga Liem Swie King
Saat itu namanya komunitas Kudus.
Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
Catatan gemilang
Prestasi nasional bulu tangkis Indonesia tak lepas dari sumbangsih PB Djarum.
Ingatkah Piala Thomas pada 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia?
Kala itu, dari delapan pemain, tujuh di antaranya berasal dari PB Djarum, yaitu Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, Hadibowo dan Icuk Sugiarto.
Sejak 2006 menjadi besar
PB Djarum semakin fokus dalam pembibitan atlet.

Sejak 2006, atlet binaan PB Djarum tak lagi menempati GOR Kaliputu sebagai tempat latihan yang merupakan GOR kedua yang pernah dipakai PB Djarum Kudus setelah GOR di Bitingan Lama, dari 1982.
GOR Kaliputu sekarang sudah tak dioperasikan untuk pusat pelatihan atlet PB Djarum.
Saat ini telah difungsikan untuk kegiatan latihan bulu tangkis bagi masyarakat setempat.
Akhirnya pada 2004, GOR Jati mulai dibangun.
Tempat ini diresmikan pada 27 Mei 2006.