Terbongkar! Jadi Tumbal, Ini Alasan Bung Karno Robohkan Rumah Proklamasi
Rumah Proklamasi menjadi saksi bisu lahiran Negara Indonesia. Rumah ini memiliki arti penting dalam perabadan sejarah Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM- Rumah Proklamasi menjadi saksi bisu lahiran Negara Indonesia. Rumah ini memiliki arti penting dalam perabadan sejarah Indonesia.
• Pakaian Adat Suku Tidung di Uang Rp 75 Ribu Dituding dari China, Ternyata Ini Faktanya!
• 276 Warga Binaan Lapas Klas IIB Terima Remisi, Kalapas Soroti Napi yang Sudah Bisa Sholat
• DAPATKAN Kode Redeem FF Terbaru 17 Agustus 2020, Banyak Kejutan Menarik, Klaim Sebelum Telat!
Presiden Pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno membacakan rumusan teks Proklamasi yang menandai Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945 di sana.
Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Menteng, Jakarta Pusat, ini dirobohkan pada 27 Agustus 1950.
Bukan tanpa alasan, perobohan gedung bersejarah tersebut atas permintaan Bung Karno sendiri.
• Gonjang-ganjing Rumah Tangga Rizki DA dan Nadya Mustika, Belum Sebulan Sudah Dikabarkan Retak
• Fachrori Umar Ikut Upacara Penurunan Bendera Secara Virtual
• Adik Alm Uje Buka Suara Isu Kabar Nikah Siri Umi Pipik dengan Sunu: Kita Keluarga Nggak Ada Masalah
Apa alasan di balik itu?
Arsitek dan pemerhati bangunan bersejarah Bambang Eryudhawan mengungkapkan, Bung Karno dan beberapa pejuang Indonesia serta perwakilan daerah melakukan Musyawarah Nasional yang menghasilkan "Pernjataan Bersama" (Pernyataan Bersama).
Pernyataan bersama tersebut diteken oleh Bung Karno beserta Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hatta pada 14 September 1957.
"Tidak lama setelah itu, terjadilah PRRI/Permesta," kata Bambang dalam webinar "Di Balik Robohnya Bangunan Rumah Proklamasi", Senin (17/8/2020).
• VIDEO: Upacara Pengibaran Bendera di Kantor Gubernur Jambi, Terapkan Protokol Corona
• Download Lagu MP3 Lesti Kulepas Dengan Ikhlas (Trending Nomer 1 Youtube), Lengkap Lirik, Video Klip
• VIDEO: Di Hari Kemerdekaan RI Ke 75 tahun 2020, Tiga Personel Polres Muarojambi Dapat Penghargaan
• Ukuran Tubuh Jessica Iskandar Sebenarnya Ternyata Segini, Pantas Berani Tampil Seksi Habis Putus
Setelah itu, dibentuk Dewan Perancang Nasional atau "arsitek" dalam artian luas. Arsitek inilah yang membantu mewujudkan kebutuhan masyarakat Indonesia berupa rancangan 335 proyek.
Proyek tersebut dibagi dua, Proyek A dan Proyek B. Proyek A mencakup seluruh fasilitas dasar atau primer yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
Sementara proyek B meliputi hasil bumi atau hasil kekayaan Indonesia untuk membiayai proyek A. Proyek ini diumumkan oleh Profesor Mohammad Yamin.
Semua pihak yang terlibat, mendukung proyek tersebut hingga banyak diiklankan di surat kabar dengan tagline "Maju Terus Pembangunan Semesta Berentjana".
Pada 1 Januari 1961, Bung Karno memutuskan untuk memulai pembangunan semesta berencana dan mencanangkan cangkulan pertama di rumah kesayangannya, Rumah Proklamasi.
Gatot Subroto dan Gubernur DKI Jakarta Periode 1960-1964 Soemarno Sosroatmodjo tercatat menjadi saksi atas peristiwa bersejarah itu.