Fakta-fakta Vaksin Corona Sputnik V Buatan Rusia Ditolak RI dan AS, Dibeli Singapura, Harganya
Vaksin Covid Rusia ini diberi nama Sputnik V. Ada kontroversi menyertainya. Setelah Amerika Serikat dan WHO
TRIBUNJAMBI.COM-Rusia Negara pertama di dunia mengumumkan sudah merampungkan Vaksin Covid-19.
Vaksin Covid Rusia ini diberi nama Sputnik V.
Ada kontroversi menyertainya. Setelah Amerika Serikat dan WHO mempertanyakan keabsahann dan stander pengujian Vaksin Corona ini.
Jarang terdengar kabarnya, tiba-tiba Rusia akan meluncurkan vaksin virus corona.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO mempertanyakan Vaksin Corona Rusia ini.
Vaksin yang diklaim bakal menjadi yang pertama disetujui di dunia menghadapi skeptisisme tentang keefektifan dan keamanannya setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
Dilansir dari Aljazeera, (13/8/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan, Rusia telah menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020.
Adapun vaksin ini telah menunjukkan "kekebalan yang stabil" terhadap virus corona baru dan telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan.
Karena menjadi vaksin pertama yang disetujui dunia, apa saja yang perlu diketahui tentang vaksin yang diberi nama "Sputnik V" ini?
Berikut Fakta yang Diketahui Sejauh Ini:
1. Sputnik V Vaksin Corona Pertama Dunia
Apa itu Sputnik V?
Sputnik V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya bekerja sama dengan kementerian pertahanan Rusia.
Tindakan ini didasarkan pada vaksin yang terbukti melawan adenovirus, flu biasa.
Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, vaksin ini diharapkan dapat memberikan kekebalan dari virus corona penyebab Covid-19 hingga dua tahun.
Namun, hasil uji coba terbatas belum dipublikasikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, pihaknya menantikan untuk meninjau uji klinis.
Cara kerja vaksin Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dan terdiri dari dua serotipe adenovirus manusia, masing-masing membawa antigen S dari virus korona baru, yang memasuki sel manusia dan menghasilkan respons imun.
Hal ini yang disebut sebagai vaksin vektor virus, artinya menggunakan virus lain untuk membawa pengkodean DNA dari respons kekebalan yang dibutuhkan ke dalam sel.
Platform yang digunakan untuk vaksin tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan Rusia selama 20 tahun dan telah menjadi dasar untuk beberapa vaksin di masa lalu, termasuk yang melawan Ebola.
Vaksin Gamaleya didasarkan pada teknologi yang mirip dengan prototipe vaksin virus corona yang dikembangkan oleh CanSino, perusahaan pembuat vaksin China.
2. Uji Klinis ke Pejabat dan Putri Presiden
Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko menyampaikan, uji klinis yang melibatkan beberapa ribu peserta akan menyusul.
Murashko menambahkan, batch pertama dari vaksin akan tersedia untuk tenaga medis dalam dua minggu ke depan.
Siapa saja yang melakukannya sejauh ini?
Mengutip, The Moscow Times, (13/8/2020), Kepala Gamaleya Alexander Gintsburg dan ilmuwan institut itu telah menyuntik diri mereka sendiri dengan vaksin.
Para ahli mengkritik langkah mereka sebagai cara yang tidak ortodoks dan terburu-buru untuk memulai uji coba manusia.
Kemudian, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriyev menyampaikan, ia dan keluarganya juga telah mengambil vaksin.
Salah satu anak Putin juga dikabarkan mengambil vaksin.
Ia mengatakan, satu-satunya efek samping yang dialaminya adalah suhu tinggi 38 derajat celsius selama satu hari.
Selain itu, ratusan anggota elis politik dan bisns Rusia mungkin telah diinokulasi dengan vaksin eksperimental sejak awal April.
Beberapa peserta melaporkan mengalami demam dan nyeri otot setelah menerima suntikan, sementara seorang eksekutif puncak yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia tidak memiliki efek samping.
3. Apakah Vaksin Corona Ini Aman?
Apakah vaksin ini aman? Pihak pengembang mengatakan, vaksin itu termasuk aman untuk digunakan.
Sementara, Putin menilai vaksin Sputnik V cukup efektif dan memberikan kekebalan yang berkelanjutan berdasarkan tanggapan anaknya terhadap suntikan itu.
Para ilmuwan di Barat telah menyuarakan keprihatinan atas kecepatan pengembangan vaksin Rusia.
Mereka beranggapan bahwa para peneliti mungkin mengambil jalan pintas setelah mendapat tekanan dari pihak berwenang untuk mengirimkannya.
Meski begitu, ahli virologi Rusia juga telah memperingatkan bahwa vaksin itu bisa berbahaya bagi orang yang memiliki antibodi terhadap virus tersebut.
Selain itu, WHO juga pekan lalu mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman yang ditetapkan dan melalui semua tahapan yang diperlukan untuk mengembangkan vaksin yang aman.
Diketahui, diberikannya cap persetujuan pada kandidat vaksin akan membutuhkan tinjauan keamanan yang ketat dari data uji coba.
Sertifikat pendaftaran di situs web Kementerian Kesehatan Rusia mencatat bahwa vaksin tersebut akan memasuki sirkulasi sipil pada 1 Januari 2021.
Wakil Perdana Menteri Rusia sekaligus pihak yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan, Tatyana Golikova mengungkapkan, para pejabat berharap vaksinasi tenaga medis dapat dimulai pada akhir Agustus atau awal September.
Sementara, Kepala RDIF Dmitriyev mengatakan kampanye vaksinasi massal akan dimulai di antara relawan di Rusia pada Oktober, sebulan setelah produksi industri diharapkan diluncurkan. Sebab, sudah sebanyak 20 negara telah memesan lebih dari 1 miliar dosis.
4. Amerika Tak Mau Beli Vaksin Covid Rusia
Rusia dilaporkan menawarkan bantuna kepada Amerika Serikat ( AS) untuk mengakses atau mengembangkan vaksin virus korona.
Namun ASmenolak tawaran Rusia tersebut menurut laporan CNN pada Kamis (13/8/2020). Rusia mengumumkan pada Selasa (11/8/2020) bahwa mereka telah menyetujui vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V dari Gamaleya Institute yang berbasis di Moskwa.
Namun pengumuman tersebut dikritik oleh para ahli. Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan bahwa mereka butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim telah diciptakan oleh Rusia.
Vaksin tersebut disetujui sebelum melalui uji klinis fase ketiga, yang dianggap penting untuk memastikan keamanan obat sebagaimana dilansir dari Business Insider, Jumat (14/8/2020).
Hasil uji coba awal juga belum menjalani peer review dan metodologi serta hasilnya masih dirahasiakan.
Meskipun demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa bahwa vaksin tersebut "lulus semua pemeriksaan” dan salah satu putrinya telah disuntik.
Pejabat Rusia mengatakan kepada CNN bahwa mereka menawari AS untuk mengakses vaksin tersebut.
Namun, saat ditawari hal tersebut, pejabat Rusia menyatakan bahwa "AS saat ini tidak terbuka" untuk gagasan tersebut.
"Ada rasa ketidakpercayaan umum terhadap Rusia di pihak AS dan kami yakin bahwa teknologi kami tidak diadopsi di AS karena ketidakpercayaan itu," kata seorang pejabat senior Rusia yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada CNN.
5. Pakar Indonesia Ragukan Vaksin Covid Rusia
Sejumlah pakar Indonesia menolak klaiim Rusia.
Pasalnya, Vaksin Corona tidak melalui prosedur transparan yang sudah diatur Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Seperti melalui tahap uji klinis secara massif kepada manusia atau tahap 3.
"Rusia itu unusual, transparansi. Tak ada juga data dari mereka Rusia. Kalau misal gunakan vaksin Rusia ke indonesia, ini konspirasi karena mereka tak terbuka," ujar Konsultan Independen Genetika Molekuler dengan Postdoctoral dari Harvard Medical School, Dr Ahmad Rusdan Handoyo Utomo saat webinar "Covid-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia" di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Selanjutnya, Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Dr. Neni Nurainy juga mengatakan tak mungkin fase 3 langsung bisa dilakukan, sebelum melewati fase 1.
"Tidak mungkin fase 1 langsung ke 3. Vaksin Rusia masih jadi sorotan. ini kebijakan negara sendiri. Tidak mengikuti kaidah registrasi umum vaksin," katanya.
6. Vietnam, Singapura 20 Negara Sudah Pesan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Kamis (13/8/2020), sudah ada lebih dari 20 negara tertarik untuk membeli vaksin Covid-19 Rusia.
Termasuk Vietnam dan Singapura yang sudah memesan dalam jumlah dosis yang besar.
Xinhua mengabarkan, Rusia terus menjalin komunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pengembangan dan penggunaan masa depan dari vaksin itu.
Dalam jumpa pers, Zakharova mengatakan bahwa WHO telah meluncurkan Access to Covid-19 Tools Accelerator, sebuah kemitraan global untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan akses yang adil ke tes, perawatan, dan vaksin Covid-19.
"Rusia siap untuk bergabung dan mendukung inisiatif WHO," kata Zakharova.
Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa mengumumkan bahwa negara itu telah mendaftarkan vaksin pertama di dunia untuk melawan virus corona baru.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan Rabu, negara itu akan memulai produksi vaksin, bernama Sputnik V, dalam dua minggu.
Rusia akan menawarkan vaksin ke negara lain setelah warganya sendiri divaksinasi, kata Murashko, seraya menambahkan bahwa keraguan negara-negara asing tentang keefektifan vaksin tidak berdasar.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan secara lokal untuk Covid-19 telah diberikan persetujuan oleh regulator setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
7. HOAX Harga Rp 35 Ribu per Satuan
Di berbagai grup WhatsApp di Kota makassar sudah beredar informasi tentang Virus Corona Sputnik V dari Rusia ini disertai narasi dan video.
Juga dicantumkan harga.
Terkait update terbaru Sputnik V yang baru akan diproduksi massal September nanti, bisa dipastikan informasi yang beredar di WAG tersebut adalah HOAX alias tidak benar.
Berikut narasi yang beredar:
Di Rusia tenaga medis nya setelah disuntik vaksin corona pada copot masker
LUAR BIASA...!!!...BREAKING NEWS !!!!
AKHIRNYA RUSIA PEMENANGNYA PEMBUAT VAKSIN ANTI COVID 19 PERTAMA DI DUNIA SUDAH FINAL DAN DIPRODUKSI MASSAL DIJUAL KE NEGARA NEGARA PEMESAN DG HARGA HANYA Rp 35 ribu per satuan...CUKUP MENAHAN SERANGAN COVID 19....BRAVO RUSIA...!!!...BRAVO PUTIN !!!
Kalau Anda mendapatkan pesan berantai dengan informasi yang sama, sebaiknya Anda jangan ikut menyebarkan ulang.(*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Virus Corona dari Rusia 'Sputnik V', Bagaimana Cara Kerjanya?",