Sebelum Diketik Sayuti Melik, Begini Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Ada yang Dicorat-coret
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tinggal beberapa hari lagi.
Seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Ahmad Soebardjo kemudian datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan Soekarno dan Hatta.
Hingga akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi keesokan harinya.
Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut. Setibanya disana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.
Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.
Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan.
Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.
Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya.
Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.
17 Agustus 1945 dini hari, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda.
Setelahnya, naskah proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.(*)
Artikel ini telah terbit di tribunnewsbogor.com dengan judul Perbedaan Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno dengan Ketikan, Ini Detik-detik Perumusannya