Seleb TikTok Amerika Berduka, Donald Trump Berencana Blokir Aplikasi TikTok
Seleb TikTok di Amerika berduka usai Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan akan memblokir TikTok.
TRIBUNJAMBI.COM - Seleb TikTok di Amerika berduka usai Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan akan memblokir TikTok.
Dixie D'Amelio dan Charli D'Amelio adalah kakak beradik yang popularitasnya meroket karena TikTok.
Mereka menarik perhatian karena video menari dan menyanyi di aplikasi tersebut.
• Warga Tasikmalaya Heboh Video Viral Daging Bergerak Sendiri, Apa yang Terjadi Sebenarnya?
Dixie D'Amelio yang memiliki 32 juta pengikut memposting video dirinya mengucapkan selamat tinggal.
Selain itu ada juga Hyram, seorang 'skincare guru' yang juga mengucapkan selamat tinggal.
"Selamat tinggal, kalian telah membuat hidupku jadi luar biasa, aku akan merindukan kenangan kita".
Penggemar mereka pun akan kehilangan banyak sosok Seleb TikTok.
• Bacaan Niat dan Tata Cara Mengerjakan Salat Taubat sebagai Jalan Mohon Ampunan Allah SWT
Donald Trump sendiri mengumumkan memblokir TikTok pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan, pelarangan aplikasi video TikTok karena dianggap membahayakan.
Oleh karena itu, TikTok akan segera diblokir.
Sebab, berpotensi sebagai ancaman terhadap intelijen dan masalah privasi.
Menurut laporan CNBC, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa jika terkait TikTok, ia melarang aplikasi itu ada di AS, dan menggambarkan tindakannya sebagai "pemutusan" terhadap TikTok.
"Saya punya otoritas itu.
Saya bisa melakukannya dengan perintah eksekutif," ujar Trump.
Ia juga menanggapi rumor terbaru yang menyebutkan Microsoft sedang dalam negosiasi untuk membeli aplikasi TikTok dari perusahaan induknya, ByteDance.
Trump mengklarifikasi bahwa ia menentang akuisisi tersebut.
Sejak diluncurkan kembali pada tahun 2017, popularitas aplikasi TikTok terbilang cepat, khususnya selama masa isolasi akibat pandemi virus corona.
Aplikasi tersebut telah diunduh 2 miliar pada bulan April, yang memengaruhi nilai Bytedance dari 50 miliar dollar AS (sekitar Rp 735 triliun) menjadi 100 miliar dollar AS (Rp 1,4 kuadriliun).
Tentu saja, kenaikan nilai Bytedance merupakan ancaman bagi pemerintahan sang Presiden AS.
Namun, pihak eksekutif belum menjelaskan secara rinci bagaimana pemblokiran TikTok akan diberlakukan.
• Badan Epin Tiba-tiba Ambruk, Menimpa Kambing yang akan Disembelihnya, Tewas, Ibu-ibu Histeris
Buat Kontroversi
Platform video berdurasi pendek asal China, TikTok, kembali membuat kontroversi.
Pemerintah Amerika Serikat menganggap TikTok sebagai risiko keamanan dan kini induk perusahaannya, Bytedance, telah dituntut di India atas dugaan pelanggaran privasi anak.
Pemerintah India mengklaim pemblokiran TikTok itu untuk melindungi privasi dan keamanan warganya.
Selain TikTok, India juga memblokir 58 aplikasi yang berbasis di China dalam upaya membangun kembali pertahanan, keamanan, kedaulatan, dan integritas India.
"Ada seruan yang kuat untuk mengambil tindakan tegas terhadap aplikasi yang merusak kedaulatan India serta privasi warga negara kami," demikian keterangan Kementrian Elektronik dan Teknologi Informasi India dalam pernyataan resmi.
Dengan lebih dari 2 miliar unduhan, TikTok sejauh ini berhasil memerangi ancaman legislatif.
Namun, apa yang terjadi di India adalah jenis tantangan yang berbeda.
Hal ini menjadi pukulan telak bagi TikTok. Sebab, India merupakan salah satu pasar dengan jumlah pengguna TikTok yang besar.
Seperti dilaporkan TechCrunch, hampir setengah dari 1,3 miliar populasi di India aktif di dunia maya, dan pemblokiran itu akan memengaruhi satu dari tiga pengguna smartphone di India.
Ketentuan India untuk pemblokiran belum sepenuhnya diklarifikasi dan Google Play Store serta Apple Store masih menawarkan 59 aplikasi yang bisa diunduh di negara tersebut.
TechCrunch melaporkan, Google belum menerima permintaan pemblokiran dari Kementrian Elektronik dan Teknologi Informasi India yang berbasis di New Delhi, sementara Apple disebut sedang melakukan peninjauan.
Saat TikTok diblokir selama satu minggu di India, ByteDance melaporkan perusahaan kehilangan lebih dari 500.000 dollar AS (sekitar Rp 7,2 miliar) per hari di negara itu.
Hubungan antara India dan China saat ini sangat tegang setelah konflik yang terjadi di wilayah Ladakh, dan larangan tersebut justru memperkeruh situasi.
Daftar lengkap aplikasi China yang dilarang bahkan meluas ke UC Browser dan UC News milik Alibaba Group, serta aplikasi media sosial Weibo.
(Tribunnewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul Dianggap Berbahaya dan Ancaman, Presiden Donald Trump Segera Blokir Aplikasi TikTok di Amerika