Sejarah Indonesia

Wanita Semua, Inilah Prajurit Elite Kerajaan Mataram yang Sangar dan Ditakuti Kolonial Belanda

Wanita Semua, Inilah Prajurit Elite Kerajaan Mataram yang Sangar dan Ditakuti Kolonial Belanda

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Wikipedia
Ilustrasi - Wanita-wanita di istana Mataram. 

Kemudian, 3.000 lainnya menjadi budak perempuan yang mengurusi permaisuri dan para selir raja.

4.000 di antaranya bekerja sebagai pengrajin tekstil untuk kerajaan dan berdagang.

Selain itu catatan tentang prajurit elit mataram ini disebut-sebut dengan julukan pasukan estri, yang merupakan prajurit elit perempuan yang beranggitakan wanita-wanita dari desa.

Pada masanya, mereka dilatih keprajuritan oleh pangeran Sambernyawa dan dipimpin oleh Rubiyah (Raden Ayu Matah Ati).

Coklit Pilkada di Kabupaten Tanjabbar Hampir 60 Persen, Petugas Datangi Warga Door to Door

Viral Kakek 75 Tahun Berinisiatif Masak Nasi Pakai Magic Com, Anaknya Syok saat Lihat Dapur

Sinopsis Film Big Game yang Tayang di Trans TV, Aksi Bocah 13 Tahun Menyelamatkan Presiden Amerika

Prostitusi Online Makin Marak di Solo dan Semarang, Pesan Lewat Aplikasi, Segini Tarifnya

Diperkirakan satuan itu memiliki 150 pasukan muda yang memiliki keterampilan bersenjata dan berkesenian.

"Pentingnya ada tentara perempuan untuk menjaga keraton adalah karena sifat perempuan lebih setia daripada laki-laki," sebut Peter Carey pada National Geographic Indonesia.

Kemampuan mereka di dunia militer setara dengan pria bisa berkuda dan menggunakan senjata artileri salvo.

Mereka bahkan dianggap lebih terlatih daripada prajurit istana dalam urusan menggunakan senapan.

Bukunya Babad Dipanagara, An Account of The Outbreak of the Java War, tulisan Peter juga menjelaskan mereka prajurit estri menggunakan seragam resmi seperti prajurit istana.

"Pada awal perang Jawa, beberapa jasad pasukan estri bergabung dengan Diponegoro ditemukan di medan perang," jelasnya.

Mereka berhasil membuat kocar-kacir pasukan musuh kolonial, dipimpin oleh Raden Ayu Yudokusumo, dan juga Nyi Ageng Serang seorang nyai yang mengangkat senjata ketika perang Jawa.

Artikel Ini Telah Tayang di Intisari.Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved