Takut Perang, Presiden Duterte dari Filipina Menolak Konfrontasi dengan China Soal Klaim Perbatasan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada hari Senin mengatakan dia tidak punya pilihan
Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada hari Senin mengatakan dia tidak punya pilihan selain untuk memperlakukan perselisihan di Laut Cina Selatan sebagai upaya diplomatik karena resikonya adalah berperang dengan China.
Duterte berbicara untuk membela keputusan pemerintahnya untuk tidak menekan keputusan 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen, yang mendukung Filipina dalam kasus melawan China.
Dalam pidato tahunannya kepada negara itu, Duterte mengatakan Cina memiliki wilayah yang negaranya tidak memiliki kemampuan untuk menantang militer, menambahkan “kita tidak bisa berperang”.
Sumber: Reuters.com
Mengenal Rodrigo Duterte
Rodrigo 'Rody' Roa Duterte atau lebih dikenal dengan Rodrigo Duterte adalah Presiden Filipina yang dilantik pada 30 Juni 2016.
Rodrigo Duterte lahir di Massin, Leyte Selatan, Filipina pada 28 Maret 1945.
Rodrigo Duterte merupakan putra dari pasangan Soledad Roa Duterte dan Vicente Gonzales Duterte.
Sang ayah adalah seorang pengacara dan pernah menjabat sebagai Wali Kota Davao.
Rodrigo Duterte terlahir dari latar belakang keluarga yang mayoritas merupakan pejabat strategis di Filipina.
Duterte juga meneruskan jejak sang ayah menjadi Wali Kota Davao hingga tujuh kali masa kepemimpinan atau selama 22 tahun. (1)
Rodrigo Duterte pernah bersekolah di Laboon Elementary School di Maasin.
Setahun kemudian, Rodridgo Duterte dan keluarga pindah ke Davao dan menjadi alumni dari Santa Ana Elementary School pada 1956.
Ketika duduk di sekolah atas, Rodrigo pernah dua kali dikeluarkan dari sekolah karena berperilaku buruk.
Rodrigo Duterte akhirnya meneruskan sekolah di High School Departement di Holy Cross College, Digos.
Setelah lulus, Rodrigo Duterte dikirim ke Manila untuk menempuh pendidikan tinggi di Lyceum of The Philipines University.
Pada 1968 Rodrigo Duterte lulus dengan gelar Bachelor of Arts in Political Science.
Rodrigo Duterte juga pernah menempuh pendidikan di San Bada College of Law di Manila dan lulus pada 1972. (2)
Karier politik Rodrigo Duterte dimulai ketika menjadi tim penasihat khusus di Kantor Kejaksaan Kota Davao pada 1977 hingga 1979.
Kemudian pada 1979-1981 menjadi Asisten Kejaksaan Tingkat Empat Kota Davao.
Pada 1981-1983 menjadi Asisten Kejaksaan Tingkat Tiga Kota Davao.
Lalu pada 1983-1986 menjadi Asisten Kejaksaan Tingkat Dua Kota Davao.
Pada 1983 Rodrigo Duterte mencalonkan diri dan terpilih sebagai Wali Kota Davao hingga tiga kali masa jabatan pada 1998.
Karena peraturan di Filipina seseorang hanya diberi batasan maksimal tiga kali masa jabatan dalam kepemimpinan politik, maka Rodrigo Duterte mencalonkan diri dan menang menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada 1998.
Pada 1998-2001 Rodrigo Duterte menjadi anggota konggres distrik 1 kota Davao.
Kemudian pada 2001, Rodrigo Duterte kembali mencalonkan diri dan menang sebagai Wali Kota Davao hingga tiga kali masa jabatan pada 2004 dan 2007.
Pada masa kepemimpinan kedua kalinya menjadi Wali Kota Davao inilah Ridrigo Duterte mulai meningkatkan kapabilitas Davao.(2)
Semasa jabatannya menjadi Wali Kota Davao di periode kedua, Rodrigo Duterte tidak pernah duduk diam di kantor.
Rodrigo Duterte sering ditemui di jalanan Davao memimpin konvoi dengan sepeda motor dan selalu membawa senjata laras panjang jenis M19.
Semenjak hal tersebut rutin dilakukan, tingkat kejahatan di Davao menurun.
Rodrigo Duterte juga menyatakan dengan lantang perang melawan narkoba.
Rodrigo Duterte mengeluarkan kebijakan anti rokok dan melarang penjualan, pelayanan, dan konsumsi minuman beralkohol dari pukul 01.00-08.00 pagi.
Rodrigo Duterte juga terus mengenalkan masyarakat pada hak asasi perempuan yang bertujuan untuk mengatasi diskriminasi serta lebih mengutamakan hak-hak perempuan.
Pada 2010 di mana batas akhir masa tiga kali kepemimpinan kedua, Rodrigo Duterte digantikan oleh putrinya, Sara Duterte menjadi Wali Kota Davao.
Hingga kemudian pada 2013 Rodrigo Duterte kembali menjadi Wali Kota Davao untuk ketiga kalinya sehingga menjabat tujuh kali masa kepemimpian atau selama 22 tahun.
Pada 2015 Rodrigo Duterte mencalonkan diri menjadi Presiden Filipina dan kemudian dilantik pada 30 Juni 2016. (2)
Rodrigo Duterte semenjak menjadi Wali Kota Davao memang telah menyatakan perang terhadap narkoba.
Pernyataan perang tersebut berlanjut hingga Rodrigo Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina.
• Download MP3 Lagu Dangdut Koplo Nella Kharisma Ft Dory, Didi Kempot dan Via Vallen Full Album 2020!
Namun kebijakan memerangi narkoba ala Rodrigo Duterte diwarnai kontroversi.
Hal tersebut dikarenakan dalam dua pekan pertama masa kepresidenan Rodrigo Duterte, lebih dari 100 pengedar narkoba dibunuh, 1.844 ditangkap dan 66.000 pemakai serta pengedar narkoba menyerahkan diri.
Pada Agustus 2016, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 1.800 dibunuh, 5.400 ditangkap dan 565.805 pengedar dan pemakai menyerahkan diri kepada kepolisian. (3)
Hal tersebut membuat Amnesty International yaitu organisasi non pemerintah yang mempromosikan HAM, menyerukan penyelidikan PBB terhadap kebijakan Rodrigo Duterte pada 7 Juli 2019.
Amnesty International menilai aksi pemberantasan narkoba yang dilancarkan oleh Presiden Rodrigo Duterte telah mencapai 'batas kejahatan terhadap kemanusiaan.'
Sekitar 6.600 orang, sebagian besar dari mereka dituduh melakukan kejahatan narkoba kecil, telah dibunuh.
Pemberantasan narkoba adalah fokus utama ketika menjabat pada pertengahan 2016.
Namun lembaga-lembaga non-pemerintah mengklaim jumlah korban jiwa jauh lebih tinggi, termasuk banyak tersangka yang terbunuh oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor yang dicurigai dibiayai oleh polisi.
Rodrigo Duterte dan polisi membantah telah memberikan otorisasi atas pembunuhan di luar proses hukum tersebut.
Namun pernyataan tersebut berkebalikan dengan sikap Rodrigo Duterte yang berulang kali memberikan ancaman mati terhadap para tersangka narkoba dalam berbagai pidato.
Pidato tersebut diduga mendorong para penegak hukum untuk menembak para tersangka yang melawan ketika diamankan. (4)
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)
Lahir Massin, Leyte Selatan, Filiphina pada 28 Maret 1945
Mantan Istri Elizabeth Abellana Zimmerman