Smart Mom
Khawatirkan Cara Anak Bergaul di Sekolah saat Masih Pandemi Covid-19
Sejak Senin lalu sekolah di Jambi mulai masuk kembali setelah belajar online selama lebih kurang tiga bulan. Beragam reaksi pun muncul
Penulis: Nurlailis | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejak Senin lalu sekolah di Jambi mulai masuk kembali setelah belajar online selama lebih kurang tiga bulan. Beragam reaksi pun muncul dari orangtua siswa karena saat ini masih belum bisa dikatakan aman dari pandemi covid-19.
Menurut Smart Mom, Fifian Elsa Marina yang berprofesi sebagai advokat ini masuk sekolah saat pendemi memang menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua. Ia sendiri memiliki dua anak yang masih SMA yaitu Anindya Adristi Cundamani (17) dan Calya Shafa Ratnadewati (15).
“Mengkhawatirkan bagaimana anak bergaul di sekolah, tapi kalau anak-anak lama-lama di rumah belajarnya kurang maksimal,” ungkapnya.
Kembalinya anak ke sekolah juga tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, handsanitizer, face shield, dan jaga jarak.
Ia mencerikatan selama di rumah dan mendampingi anak belajar sebenarnya tidak menemukan kesulitan karena anaknya termasuk mandiri dalam belajar. Sebagai orangtua menurutnya yang terpenting adalah memfasilitasi kebutuhan belajar anak.
Tidak Memaksa
KEWAJIBAN seorang pelajar tentunya adalah belajar. Untuk terus bisa belajar tentu juga perlu dukungan dari orangtua.
Namun tidak semua orang betah berlama-lama belajar bahkan harus dipaksa untuk belajar. Hal itu justru menimbulkan tekanan dan membuat ilmu tidak menyerap dengan maksimal.
Bagi Smart Mom, Fifian Elsa Marina seorang advokat, tidak perlu memaksa anaknya untuk belajar namun ia sering meberikan anak motivasi bahwa kunci kesuksesan salah satunya adalah rajin belajar.
“Tugas anak adalah belajar dan orangtua memfasilitasi. Saya juga memberikan kepercayaan kepada anak,” ungkapnya.
Mengenai prestasi ia juga tidak mengharuskan anaknya untuk berprestasi dengan mengikutkan les atau hal lain yang menunjang prestasi. Kedua anaknya Anindya dan Calya termasuk anak yang mandiri untuk belajar apa yang mereka minati.
Kedua anaknya minat terhadap bahasa dan telah memperoleh prestasi tingkat nasional lomba debat Bahasa Indonesia dan anak keduanya juga juara dalam lomba storytelling Bahasa Inggris. Dengan prestasi itu anaknya bisa masuk sekolah yang mereka inginkan tanpa tes.
“Mereka belajar tidak harus dengan les, tapi mereka bisa belajar dengan youtube. Kalau kakak sudah melakukan, biasanya adik akan mengikuti,” ujar istri dari Patompo Muhammad Riad ini.
Hubungan antar orangtua dan anak juga perlu dijaga dengan komunikasi. Saling bercerita dan sharing juga perlu dilakukan karena anak remaja rentan pergaulan bebas.
“Saya tanamkan kepada anak tentang tanggungjawab karena pilihan hidup ada pada mereka sendiri. Yang namanya anak tentu memiliki cita-cita yang berubah-ubah. Namun dari sejak sekarang anak saya sudah membayangkan anak masuk jurusan apa, kuliah dimana, akan berkarir sebagai apa tanpa saya harus paksa,” paparnya.
Sebagai contoh anak pertamanya Anindya memiliki potensi untuk masuk jurusan IPA di sekolahnya namun ia justru ingin masuk IPS. Anindya tahu ia ingin kuliah di bidang bisnis.
“Justru kadang anak yang membuka pikiran kita sebagai orangtua. Pesan saya kalau niat belajar ya tekuni secara serius,” pungkasnya.