5 Puisi Sapardi Djoko Damono yang Paling Romantis, Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta di Nomor 1

Dari sekian banyak puisi Sapardi Djoko Damono, yang paling terkenal di kalangan anak muda yaitu ...

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Duanto AS
Gramedia.com
Sapardi Djoko Damono, penyair Indonesia angkatan 1970-an. 

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut ini lima puisi Sapardi Djoko Damono yang paling romantis.

Banyak yang menjadi penggemar puisi Sapardi Djoko Damono yang indah.

Sastrawan ini telah melahirkan banyak sekali karya di berbagai kalangan, termasuk anak muda.

Namun kabar dukua tersiar pagi tadi.

VIRAL Kabar Polo Pelawak Srimulat Terbaring di ICU, Fotonya Beredar di Media Sosial, Ini Kata Tarzan

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di usia 80 tahun.

Sapardi Djoko Damono mengembuskan napas terakhir di Tangerang Selatan, Minggu (19/7) pukul 09.17 WIB.

Dari sekian banyak puisi Sapardi Djoko Damono, yang paling terkenal di kalangan anak muda yaitu Hujan Bulan Juni.

Mengapa Pernyataan Penyanyi Anji Jadi Trending Twitter? Anggap Virus Corona Tak Mengerikan

Tapi sebenarnya banyak puisi lain yang menurut banyak penggemarnya sangat romantis.

Isi puisi Hujan Bulan Juni ini paling populer dan kerap menjadi 'quotes' kalangan anak muda.

Berikut lima puisi Sapardi Djoko Damono yang romantis:

1. Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta

mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat

mencintai cakrawala
harus menebas jarak

mencintai-Mu
harus menjelma aku

Begini Balasan Mengejutkan Maia Estianty pada Parto yang Larang Dul Masuk Rumahnya

2. Aku Ingin

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu”

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Ternyata Pria yang Ditangkap Bersama Catherine Wilson Merupakan Satpam di Rumahnya, Positif Narkoba

3. Hanya

Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu

Sebelum Traveling ke Luar Negeri, Cek Daftar 5 Kota Terbersih di Dunia, Di Antaranya Singapura

4. Menjenguk Wajah di Kolam

Jangan kauulang lagi
menjenguk
wajah yang merasa
sia-sia, yang putih
yang pasi
itu.

Jangan sekali-
kali membayangkan
Wajahmu sebagai
rembulan.

Ingat,
jangan sekali-
kali. Jangan.

Baik, Tuan.

Sosok Sebenarnya Sapardi Djoko Damono dan Kisah di Balik Puisi Hujan di Bulan Juni

5. Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.

Selamat jalan Sapardi Djoko Damono, karyamu akan selalu abadi.

(Eko Prasetyo / tribunjambi.com)

Sapardi Djoko Damono.
Sapardi Djoko Damono. (Gramedia)
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved