Blak-blakan Mojok Politik Tribun Jambi, Mau Berapa Partai? Siapa yang Paling Berpeluang?

Miftahul Iklas, Ketua Tim Keluarga Fachrori Umar menganggap parpol adalah mesin politik yang mesti dimiliki paslon untuk maju di Pilkada mendatang.

Tribunjambi/mareza
Mojok Tribun Jambi edisi politik, Kamis (2/7/2020). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hingga kini, bakal pasangan calon masih berburu dukungan partai politik (parpol) untuk maju dalam kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur, Desember mendatang.

Sejauh ini sejumlah bapaslon yang mulai muncul ke permukaan. Dua di antaranya adalah pasangan Fachrori Umar-Safrial yang membawa jargon Jambi Berkah Unggul dan Al Haris-Abdullah Sani dengan Jambi Mantap, yang sejauh ini siap untuk beradu suara dalam pesta demokrasi tingkat Provinsi Jambi ini.

Miftahul Iklas, Ketua Tim Keluarga Fachrori Umar menganggap parpol adalah mesin politik yang mesti dimiliki paslon untuk maju di Pilkada mendatang.

VIDEO Sang Istri Diperlakukan Tak Pantas, Kim Jong Un Ledakkan Kantor Penghubung Antar-Korea

Ngaku Kesepian, Baebie Kumalasari Punya Kekasih Lagi saat Galih Ginanjar di Penjara Kasus Ikan Asin

5 Fitur Baru WhatsApp yang Bakal Dirilis - Dark Mode pada WA Desktop, Stiker Animasi hingga VC Group

"Kita harus mengetahui dulu partainya. Kalau mesinnya belum dihidupkan, kan susah," katanya, dalam Mojok Tribun Jambi edisi politik, Kamis (2/7/2020).

Dalam diskusi yang dilakukan secara daring itu juga, Miftahul menyebut sudah memperoleh dukungan dua parpol dan mengantongi empat kursi di DPRD Provinsi Jambi, yaitu Partai Nasdem 2 kursi, dan Partai Hanura 2 kursi.

Dengan kebutuhan minimal 11 kursi artinya, pasangan Jambi Berkah Unggul masih butuh 7 kursi lagi untuk siap mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilgub Jambi 2020.

Saat ini, bapaslon tersebut sedang memburu dukungan dari beberapa partai besar untuk mendulang suara nanti. Sebut saja PDIP yang saat ini punya 9 kursi di DPRD, Partai Demokrat dengan 7 kursinya, Partai Gerindra 7 kursi, PAN 7 kursi, hingga PPP yang mengantongi tiga kursi.

"Kita ada menjalin komunikasi. Sejauh ini masih terus berkomunikasi dengan partai-partai tersebut," ujar dia.

Berbeda dengan Fachrori-Safrial, pasangan Haris-Sani justru sudah lebih dulu mengantongi dukungan dari parpol.

Sejauh ini, pasangan Jambi Mantap sudah punya 11 kursi dari 5 kursi PKS, 5 PKB, dan 1 Partai Berkarya.

Meski begitu, Hasan Mabruri selaku Direktur Center Al Haris merasa masih butuh dukungan parpol lain.

Di antara pertimbangannya adalah, menghormati partai politik sebagai sarana untuk terjun dalam percaturan demokrasi di Pilgub nanti.

Apa lagi, sejumlah partai yang belum resmi menyatakan dukungannya, masih seksi untuk diperebutkan.

"Karena prinsipnya bagaimana kita menyukseskan Pilkada dan menyukseskan pembangunan Jambi, tidak mungkin pembangunan dilakukan tanpa dukungan dari parlemen," ulas dia.

Lebih lanjut, Hasan membeberkan, dua hari ke depan akan ada partai baru yang menyatakan dukungan pada pasangan Haris-Sani. Meski begitu, dia enggan membeberkan partai apa yang akan memberi dukungan tersebut.

Saat disinggung berapa jumlah kursi yang ditargetkan, dia bilang tidak membatasi dukungan dari siapa pun.

"Bisa jadi 27 kursi, 34 kursi, atau 41 kursi. Yang jelas, kita tampung terus," ujarnya.

Siapa Pemilik Dukungan PDIP?

Menariknya, dua kandidat ini sama-sama menggaet bakal calon wagub yang berkiprah di PDIP.

Safrial menjadi Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode yang maju atas usungan PDIP, dan Abdullah Sani yang pernah menjadi wakil wali kota Jambi juga merupakan pengurus PDIP.

Partai berlambang banteng ini pun disebut-sebut akan memberi pengaruh besar terhadap dukungan keduanya, karena punya bekal 9 kursi di DPRD Provinsi Jambi untuk menjadi mesin politik pasangan yang didukung.

Kenang Warisan Amal & Ultah Putri Diana, Pangeran Harry Pidato di Diana Award

Tunggu Keputusan Mendagri, Tiga Segmen Tapal Batas Antar Kabupaten di Provinsi Jambi Belum Selesai

Hasan Mabruri bilang, digaetnya Abdullah Sani sebagai bacawagub sudah melewati prosedur yang ada.

Dia juga bilang, Al Haris tidak menuntut Sani untuk datang membawa partai. Menurutnya, proses memilih calon wakil ini tidak terlalu panjang.

Hanya bermula dari silaturahmi dan salat magrib berjemaah. Abdullah Sani yang dikenal sebagai tokoh agama dan berpengelaman di demokrasi, diyakini mampu untuk memberikan keseimbangan dalam memimpin Jambi nantinya.

"Kami yakin akan tejadi keseimbangan untuk memimpin. Jadi ketika nama Kiyai Abdullah Sani muncul, kita langsung menerima dengan baik, Wo Haris pun langsung cocok," tuturnya.

Berbeda dengan tim Al Haris, tim keluarga Fachrori justru berpedoman pada pembagian basis pendukung.

Selain berpotensi mengakuisisi dukungan partai 9 kursi itu, Miftahul Iklas meyakini track record Safrial yang pernah menjadi dosen dan kepala daerah punya visi yang klop dengan Fachrori.

"Kita tahu, Pak Safrial menjabat sebagai bupati. Track record-nya kan, sudah tampak," ungkapnya.

Walakin, hingga ini PDIP belum menentukan pilihan untuk memberikan dukungan kepada siapa.

Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu masih perlu menjajaki, kendati dua kadernya sudah dipinang sebagai bacawagub.

Fenomena Democratic Backsliding

Pakar sosiologi politik dan kebijakan publik sekaligus akademisi STISIP Nurdin Hamzah Jambi, Dr Pahrudin HM, MA, berpendapat ini sebagai fenomena democratic backsliding atau kemunduran demokrasi.

Hal itu, menurutnya, karena hampir tidak berfungsinya kaderisasi partai.

"Partai-partai besar kebingungan mencari calon peminpin yg mereka tawarkan ke publik, padahal suaranya besar. Ini fenomena, ada indikasi awal terjadinya kemunduran demokrasi di Jambi," paparnya.

Terekam CCTV Masjid, Sepeda Motor Jamaah Raib Dibawa Kabur, Pelaku Pura-pura Ambil Wudhu

Terekam CCTV Masjid, Sepeda Motor Jamaah Raib Dibawa Kabur, Pelaku Pura-pura Ambil Wudhu

Pahrudin menilai PDIP di Jamni sebagai fenomena yang unik. Sebagai partai terbesar, namun belum memiliki tokoh untuk mengisi kursi BH 1.

Semestinya, ulas dia, PDIP mengeluarkan rekomendesi untuk kader yang berpotensi menang dalam percaturan politik, akhir tahun ini.

Selanjutnya, ada kekhawatiran, baik di kalangan akademisi dan pemerhati politik, bahwa suasana politik di Jambi masih disibukkan dengan partai, namun sampai sekarang belum tampak visi-misi apa yang disampaikan.

Untuk itu dia berharap, persoalan perahu politik ini selesai pada Juli 2020, agar masyarakat dapat segera tahu visi-misi bakal pasangan calon yang maju Pilgub nanti.

"Segera menuju ke visi. Kita Berharap pemimpin ke depan fokus membangun Jambi agar mampu menyejahterakan masyarakat Jambi," harap dia.

Saat disinggung peluang bapaslon untuk maju, Pahrudin menyebut semua bacalon punya peluang masing-masing.

Petahana, misalnya, berpeluang besar dengan menjajakan jualan prestasi selama masa kepemimpinannya.

Hal sama juga dimiliki bakal calon lain, yang rata-rata memiliki rekam jejak memimpin di tingkat kabupaten dan kota.

"Mereka sudah memerintah, dan bisa mengandalkan keberhasilan-keberhasilan yang diraih. Kita berpotensi mengelola wilayah ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, di Jambi," tandasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved