Rupiah Menguat 0,23%, Prediksi Pekan Depan Tetap Perkasa, Emas Antam di Level Rp 905.000 per gram
Banjir likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global membuat rupiah dalam sepekan ini menguat. Mengutip Bloomberg, Jumat (19/6), rupiah
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Banjir likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global membuat rupiah dalam sepekan ini menguat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (19/6), rupiah melemah 0,16% ke Rp 14.100 per dolar AS. Namun, dalam sepekan, rupiah menguat 0,23%.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (B) mencatat rupiah melemah 0,39% di akhir pekan. Sedangkan, dalam sepekan rupiah masih menguat 0,11%.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan, rupiah menguat karena likuiditas dolar AS di pekan ini bertambah akibat aksi beli obligasi korporasi oleh Federal Reserve.

"Investor melepas dolar AS dan masuk ke emerging market seiring penurunan kekhawatiran gagal bayar obligasi korporasi di AS," kata Mikail, Jumat (19/6).
Dia pun memproyeksikan kurs rupiah di pekan depan berpotensi kembali menguat karena mendapat dukungan dari pertumbuhan cadangan devisa.
Apalagi, penerbitan sukuk global senilai US$ 2,5 miliar pekan ini berlangsung sukses.
Mikail memproyeksikan cadangan devisa berpotensi bertambah US$ 1 miliar hingga US$ 1,5 miliar dari suksesnya penerbitan sukuk global.
Mikail memperkirakan rupiah pekan depan menguat karena aktivitas impor yang belum masif. Alhasil dolar AS yang masuk akan lebih banyak daripada dolar AS yang keluar dari pasar keuangan domestik.
• Perdaya Lewat FB, 4 Pria Rudapaksa Siswi SMP di Bojonegoro hingga Gadis 16 Tahun Disekap di Kalbar
• Sosok Yulia Fera Ayu Lestari Namanya Tertulis di Bungkusan Pocong Berisi Ayam, Praktek Ilmu Hitam?
Sedangkan, analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen positif dari data neraca perdagangan yang surplus serta suku bunga acuan BI yang menurun belum cukup untuk menyokong rupiah kembali menguat di pekan depan.
Tantangan penguatan rupiah di pekan depan adalah konflik geopolitik AS-China, Korea Utara-Korea Selatan, dan India-China.
"Aset berisiko seperti rupiah masih riskan karena dolar berpotensi kembali menguat ketika pandemi Covid-19 belum juga mereda dan kembali membuat cemas," kata Faisyal.
Dia mengatakan, pelaku pasar akan menanti data indeks manufaktur dan sektor jasa dari beberapa negara.
Jika data ekonomi tersebut membaik, Faisyal mengatakan itu merupakan tanda bahwa ekonomi mulai membaik dan bisa memberi angin segar bagi rupiah.
Dia memproyeksikan rupiah pekan depan bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS.
Sementara, Mikail memproyeksikan rentang rupiah di Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS.

Emas Antam Naik
Harga emas Antam pada Sabtu (20/6/2020) kini menjadi Rp 905.000 per gram.
Dikutip Tribunnews dari Logammulia.com, harga emas Antam kembali mengalami kenaikan, yang terjadi pada hari ini.
Ada pun kenaikan harga emas sebanyak Rp 10.000 per gram dari hari sebelumnya.
Sementara untuk harga buyback emas atau harga yang didapatkan ketika pemegang emas Antam ingin menjualnya, juga mengalami kenaikan.
Kenaikan harga buyback emas menjadi Rp 794.000 per gram atau naik Rp 10.000 per gram.
Perlu diketahui, perhitungan harga emas tersebut berlaku di kantor pelayanan Antam Pulo Gadung, Jakarta.
Sementara di gerai penjualan emas Antam lainnya bisa jadi mematok harga berbeda.
Berikut rincian harga emas Antam pada pecahan lainnya, per hari ini Sabtu, 20 Juni 2020:
Harga emas batangan 0,5 gram: Rp 482,500
Harga emas batangan 1 gram: Rp 905.000
Harga emas batangan 2 gram: Rp 1.750.000
Harga emas batangan 3 gram: Rp 2.600.000
Harga emas batangan 5 gram: Rp 4.305.000
Harga emas batangan 10 gram: Rp 8.545.000
Harga emas batangan 25 gram: Rp 21.237.000
Harga emas batangan 50 gram: Rp 42.395.000
Harga emas batangan 100 gram: Rp 84.712.000
Harga emas batangan 250 gram: Rp 211.515.000
Harga emas batangan 500 gram: Rp 422.820.000
Harga emas batangan 1.000 gram: Rp 845.600.000
*Harga emas dilansir logammulia.com, dapat sewaktu-waktu berubah.