Pesimis New Normal Indonesia, Epidemiolog Pandu Riono: Kalau Dibilang Siap, Itu Nggak Ada yang Siap!
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono justru memandang pesimis langkah new normal tersebut. Menurutnya Indonesia belum siap
TRIBUNJAMBI.COM - Kini pemerintah terus memaksimalkan persiapan new normal di tengah wabah virus corona.
New normal sendiri memiliki makna untuk hidup seperti biasa namun dengan tetap mengindahkan protokol penanganan virus corona (Covid-19) seperti memakai masker dan jaga jarak.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono justru memandang pesimis langkah new normal tersebut.
Menurutnya Indonesia belum siap untuk menerapkan new normal.
• Presiden Donal Trump Diungsikan Secret Service ke Bunker Saat Demo Kematian George Floyd
• Sinopsis Film Korea A Violent Prosecutor, Tayang Sebentar Lagi di Trans7 Jam 21.30 WIB
• Soal Isu Bakal Maju Pilgub DKI Jakarta 2020, Putera Bungsu Presiden Jokowi Bilang Begini
• Terancam Dipenjara, Kekeyi Ketakutan Hingga Menangis Lantaran Lagu Keke Bukan Boneka Diduga Plagiat
Dikutip dari acara SAPA INDONESIA PAGI, Senin (1/5/2020), meskipun menyatakan Indonesia belum siap, Pandu menyarankan langkah tersebut dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
"Siap sih belum, tetapi kita harus memulainya dengan kewaspadaan yang tinggi," ujar dia.
"Jadi kita kalau dibilang siap itu enggak ada yang siap."
Pandu meminta agar proses pelonggaran aturan pembatasan harus selalu dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan.
"Tetapi yang penting kita adalah harus menyiapkan dan setiap kelonggaran atau pengurangan pembatasan itu bersama dengan peningkatan kewaspadaan," papar dia.
Hal Wajib saat New Normal
Menyambut new normal, Pandu mengatakan ada hal yang harus dilakukan ketika masyarakat hidup dalam new normal.
Pandu mengatakan penggunaan masker adalah hal yang tidak bisa lagi ditolerir.
"Yang basic adalah semuanya harus menggunakan masker dimanapun mereka pergi," tegas Pandu.
Menurutnya penggunaan masker adalah satu-satunya vaksin yang dapat digunakan untuk menangkal Covid-19.
"Datang ke suatu kerumunan orang maupun dalam ruangan, ini penting karena satu-satunya vaksin yang kita punya adalah masker," ujar Pandu.