Meski Jumlah Penumpang Turun Drastis, Dishub Provinsi Jambi Tetap Operasionalkan Bus Trans Siginjai
Kata dia juga memang tak ada pilihan untuk menonaktifkan operasional bus mengingat sektor ekonomi masyarakat ada yang bergantung dengan bus ini.
Penulis: Zulkipli | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sepinya penumpang Trans Siginjai karena wabah Covid-19 belakangan ini, tak membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi memilih untuk mematikan operasional bus massal ini.
Penurunan jumlah penumpang bus Trans Siginjai saat ini mencapai 70 hingga 80 persen dibanding hari biasa saat situasi normal. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dishub Provinsi Jambi Varial Adhi Putra.
Kata dia juga memang tak ada pilihan untuk menonaktifkan operasional bus mengingat sektor ekonomi masyarakat ada yang bergantung dengan bus ini.
• Kronologi Dua Santri Ponpes Temboro Kabur dari RSUD Regional Sulbar Setelah Positif Covid-19
• Harus Gencar Sosialisasikan New Normal ke Masyarakat
• Nadya Guntama Putri Menjadi Duta Bahasa Provinsi Jambi yang Dipilih Secara Daring
"Kalau kita matikan betul bus ini, nanti takutnya orang butuh bus untuk aktivitas ekonomi, untuk itu kita tetap dukung Trans Siginjai beroperasi agar ekonomi masyarakat tak mati," jelasnya, Sabtu (30/5/2020).
Ditegaskan Varial sejauh ini 10 bus Trans Siginjai semuanya juga beroperasi.
"Tetap operasi tetapi waktu tunggu memang agak lama, namun ini karena bis kita masih sedikit," kata Vahrial.
Dikatakannya idealnya Trans Siginjai di Jambi harus ada 10 armada tiap koridor. Sedangkan sekarang untuk dua koridor yakni jurusan Kantor Inspektorat-Pijoan, dan Sengeti-Bandara Sultan Thaha masing-masing hanya ada 5 unit Bus Rapid Transit (BRT) ini.
"Tapi yang jelas bus Trans Siginjai kita sudah mulai langsung beroperasi dua hari setelah lebaran Idul Fitri lalu," katanya.
Ditambahkan, Kabid Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Provinsi Jambi Wing Gunariyadi bahwasanya penurunan penumpang tersebut mencapai 70 hingga 80 persen setiap harinya.
“Sangat turun drastis dalam penumpang bus ini,” sampainya.
Penurunan tersebut terjadi di semua rute bus trans siginjai, baik itu koridor I kantor Inspektorat Provinsi Jambi-Pijoan maupun rute di koridor II Sengeti-Bandara Sultan Thaha.
Ini ditengarai karena peminat yang menaiki bus transiginjai tersebut banyak di kalangan mahasiswa dan para pegawai.
Sedangkan untuk sementara mahasiswa dan bebrapa pegawai banyak yang melakukan pekerjaan dari rumah.
“Situasinya kan banyak yang belajar dan kerja di rumah, secara otomatiskan terjadi penurunan penumpang,” tambahbahnya.
Selain itu, Wing menyebutkan, ada faktor lain yang membuat terjadinya penurunan penumpang pada bus Trans Siginjai tersebut, seperti para petugas memberikan batas atau jarak antara bangku satu dengan bangku yang lainnya sebagai upaya physical distancing (jarak aman).
“Setiap tempat duduk kami pasang pembatas dan jaraknya satu kursi, jadi tak kapasitas dalam bus tesebut juga berkurang,” sebutnya.
Meski demikian, bus trans siginjai yang akan beroprasi sesuai dengan jam yang telah di tetapkan.
“Kita kan bentuknya pelayanan bukan mencari keuntungan, jadi kita tetap jalan seperti biasanya,” pungkasnya.