Dewan Minta Aparat Bersinergi Bongkar Sindikat Penyeludupan Baby Lobster di Jambi
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Rocky Candra mengunjungi Balai Karantina Ikan dan Pengandalian Mutu (BKIPM) Provinsi Jambi pada Jumat (29/5).
Penulis: Zulkipli | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Rocky Candra mengunjungi Balai Karantina Ikan dan Pengandalian Mutu (BKIPM) Provinsi Jambi pada Jumat (29/5). Kunjungan ini terkait penangkapan baby lobster beberapa hari lalu.
Rocky Candra yang didampingi anggota DPRD dari PKB Juwanda mengharap kedepan aparat Kepolisian, aparat penegak hukum lainnya dan BKIPM untuk bersinergi membongkar sindikat baby lobster yang merugikan negara ratusan miliar ini.
"Di 2019 kata Rocky ada delapan kali penangkapan dengan kerugian negara hampir Rp500 miliar, sedangkan di tahun 2020 ada empat kali penangkapan hampir Rp100 Miliar kerugian negara," sebutnya.
• Polda Jambi Bongkar Penyelundupan Benih Lobster dari Lampung Rp 6,9 Miliar, akan Dikirim ke Malaysia
• Dihantam Pandemi Covid-19, Pemkot Jambi Bantu Ratusan UMKM dengan Fasilitasi Jualan Online
• Polresta Jambi Terus Selidiki Kasus Mayat di Pulau Pandan, Corona Jadi Kendala Hadirkan Saksi
Untuk tangkapan terakhir ini dari penjelasan BKIPM kata Rocky, baby lobster yang ditangkap di Tempino dan juga didapati pengepul di daerah tangkit ini sudah dilepaskan ke perairan laut Sumatera Barat di sekitaran pantai Mandeh.
"Yang mana baby lobster tak bisa hidup di pesisir Jambi karena bukan ekosistem karena hidup wilayah karang," jelasnya.
Diharapkan Rocky aparat Kepolisian dan penegak hukum segera membekuk sindikat yang dirasa sudah skala Internasional ini, karena baby lobster ini diketahui akan dijual ke Singapura, Malaysia lalu diekspor ke Vietnam.
Rocky berharap ke depan masyarakat Jambi tak melakukan perdagangan ilegal lagi, karena peratuan menteri baru sudah melegalkan lobster untuk diekspor dan ada beberapa perusahaan yang bisa ekspor lobster.
Selain itu Rocky juga berharap aparat penegak hukum bisa membongkar sindikat barang gelap (black market) yang memasukkan barang ke Provinsi Jambi melalui pelabuhan tikus yang ada. "Mudah-mudahan kedepan tak ada penyelundupan seperti ini," tandasnya.