Berita Internasional
Menhan China Ungkap Persaingan dengan Amerika Serikat Masuk ke dalam Periode yang Berisiko Tinggi
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan, konfrontasi strategis antara China dan Amerika Serikat telah memasuki periode berisiko tinggi.
TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan, konfrontasi strategis antara China dan Amerika Serikat telah memasuki periode berisiko tinggi.
Dilansir dari South China Morning Post, Wei Fenghe mengatakan bahwa China perlu meningkatkan semangat juangnya.
Sementara para pemimpin militer lainnya mengatakan negara itu harus mengejar ketinggalan dengan negara-negara barat dalam perkembangan teknologi.
• China - India Memanas, Aktivitas Militer di Perbatasan Meningkat, Sempat Dikabarkan Ada Perang Kecil
• Donald Trump Merasa Bangga, Amerika Serikat Jadi Negara yang Miliki Kasus Corona Tertinggi di Dunia
"Amerika Serikat telah mengintensifkan penindasan dan penahanan pihak kami sejak wabah dan konfrontasi strategis Sino-AS telah memasuki periode risiko tinggi," bilang Wei Fenghe.
"Kita harus memperkuat semangat juang kita, berani bertarung dan jago bertarung, dan menggunakan pertarungan untuk meningkatkan stabilitas," tegas Wei Fenghe yang juga seorang jenderal aktif di PLA.
Di sisi lain, Kepala Departemen Persenjataan Angkatan Udara PLA Zhu Cheng mengatakan persaingan antara China dan Barat di dunia maya, luar angkasa, laut dalam, maupun lingkungan biologis semakin meningkat.
• Uji Pertama Berhasil untuk Manusia, Vaksin China Ini Beri Harapan pada 100 Orang
• Dikabarkan Terobos Wilayah India, 1000 Tentara China Mulai Bangun Pertahanan di Perbatasan
“Saya menyarankan untuk mempercepat penerapan teknologi inovatif dan revolusioner yang dikembangkan sendiri,” katanya.
"Kita perlu menghindari kerentanan strategis yang disebabkan oleh kesalahan generasi dengan Amerika Serikat dan Barat," lanjut dia.
Beijing mengatakan minggu lalu akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 6,6 persen pada tahun ini, meskipun melaporkan kontraksi ekonomi pada kuartal pertama yang pertama sejak catatan tersebut diperkenalkan pada tahun 1992.
Beijing mengatakan peningkatan pengeluaran pertahanan diperlukan karena meningkatnya ancaman keamanan, terutama dari Taiwan.
Baik China maupun Amerika Serikat keduanya telah mengerahkan kapal-kapal angkatan laut dan jet tempur ke Selat Taiwan dan Laut China Selatan, serta saling tuduh atas penanganan pandemi Covid-19.
Miao Hua, seorang perwira angkatan laut PLA juga menyebut ketegangan antara dengan Amerika Serikat telah meningkat sejak awal krisis kesehatan global.
"Pada tahun lalu, dalam menghadapi konfrontasi mantap Amerika Serikat dan pukulan tiba-tiba pandemi coronavirus, Ketua Xi Jinping telah memimpin kami untuk mengatasi kesulitan dan mengubah bahaya menjadi peluang," katanya.
Sumber : Kontan.co.id