Mengenal Kevin Sanjaya Pernah Ditolak Adisi Karena Bertubuh Mungil, Kini Juara Dunia Ganda Putra
Siapa yang tak mengenal sosok ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sukses mempertahankan peringkat satu dunia.
TRIBUNJAMBI. COM - Siapa yang tak mengenal sosok ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sukses mempertahankan peringkat satu dunia.
Kevin Sanjaya Sukamuljo pebulu tangkis ganda putra andalan Indonesia, yang dulunya pernah tersakiti ditolak ikut audisi karena tubuhnya yang mungil.
Kevin Sanjaya Sukamuljo pernah merasakan kegagalan dalam kariernya sebelum menduduki peringkat pertama dunia bersama partnernya, Marcus Fernaldi Gideon.
• Setelah Asik Berbelanja Kebutuhan Lebaran, Kasir Mall Positif Virus Corona, Berujung Ketakutan
Kevin Sanjaya Sukamuljo mulai mengenal bulu tangkis sejak kecil.
Ayah Kevin Sanjaya Sukamuljo, Sugiarto mengatakan bahwa bakat pemain kelahiran 2 Agustus 1995 tersebut sudah terlihat sejak menginjak usia 2,5 tahun.
"Saya hobi bermain bulu tangkis. Di belakang rumah ada lapangan bulu tangkis," tutur Sugiarto.
“Saat saya bermain dengan teman-teman, Kevin suka menonton. Terkadang hingga larut malam hingga Mamanya sering mengingatkan agar dia segera tidur.”
• Soal Pemeriksaan Pengusaha Jambi M Nuh, Kabid Humas: Itu di Polresta Ya
Saat TK, bakat Kevin di olahraga tepok bulu ini semakin menonjol.
"Cara bermain dia sudah seperti anak yang sudah besar. Karena itu, saya mulai mencari pelatih di Jember untuk melatih Kevin," kata Sugiarto saat diwawancara BolaSport.com.
"Saya ingin Kevin mengetahui dasar-dasar dan teknik bulu tangkis yang benar," aku Sugiarto.
• Pak RT, Polisi hingga Camat Kebingungan Cari Sosok Pengusaha M Nuh di Kampung Manggis
Kevin berlatih seminggu empat kali dan kami harus bolak balik Banyuwangi-Jember selama setahun.
Akibat lelah harus menempuh perjalanan Banyuwangi-Jember, Sugiarto berinisiatif mencari pelatih yang berada dekat dengan kediamannya.
Kevin kemudian bergabung di klub PB Sari Agung, Banyuwangi hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
Pada 2006, Kevin mengikuti Audisi Umum PB Djarum, namun gagal. Meski begitu, Kevin tidak menyerah. Dia mencoba lagi tahun berikutnya.
"Saya tambah jam latihan Kevin dari seminggu empat kali menjadi setiap hari untuk memperbaiki kualitas permainan.”
“Akhirnya, dia lolos audisi pada 2007 saat masih berusia 11 tahun," ujar Sugiarto.
"Saya sempat ragu melepas Kevin yang masih kecil. Namun, melihat kemauan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah Kevin, saya mulai tenang.”
“Awalnya, Kevin memilih menekuni bulu tangkis karena malas sekolah ha-ha-ha," aku Sugiarto.
Setelah tinggal di asrama PB Djarum di Kudus, Sugiarto mengaku tak pernah bertanya apakah Kevin merasa betah selama di sana.
"Saya khawatir kalau ditanyakan itu, dia malah minta pulang. Awalnya, saya rutin menelepon Kevin setiap hari.”
“Lama kelamaan, intensitasnya saya kurangi agar dia bisa belajar mandiri," kata Sugiarto.
Postur tubuh sempat membuat Kevin Sanjaya gagal saat mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2006
Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi mengatakan bahwa postur tubuhnya menjadi alasan utama kegagalan Kevin Sanjaya pada 13 tahun lalu.
Kevin saat ini memiliki tinggi badan 170 cm.
"Dulu Kevin kecil sekali, sekarang saja masih kecil," kata Fung.
Setahun kemudian, Kevin hampir kembali ditolak saat Audisi Umum PB Djarum dengan alasan yang sama.
Namun, Fung yang baru menangani PB Djarum pada 2007 merasa kurang adil untuk penilaian tersebut.
Fung melihat ada bakat yang dimiliki oleh pebulu tangkis kelahiran Banyuwangi tersebut hingga akhirnya meloloskan Kevin.
"Saya lihat Kevin tidak pernah kesulitan memukul bola, posisinya baik terus, bolanya enak terus," ucap Fung.
"Penilaian saya dia punya antisipasi bagus karena dia tahu kira-kira lawan mau memukul bola ke mana."
"Antisipasi dari Kevin ini membuat saya mempengaruhi pelatih-pelatih lain," tutur Fung.
Perlahan prestasi Kevin mulai terlihat hingga terpilih masuk pelatnas Cipayung, Jakarta pada 2013.
Selama empat tahun di pelatnas, Kevin yang baru naik ke tingkat senior pada Desember 2015 sudah menorehkan sederet prestasi dan telah mengumpulkan 30 gelar dari 2016-sekarang.
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose di podium seusai menjuarai Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2020). (BADMINTON INDONESIA)
Sejak September 2017, posisi Marcus/Kevin berada di peringkat pertama dunia hingga kini. Marcus/Kevin bahkan menjadi ganda putra pertama dengan raihan lebih dari 100.000 poin.
SUMBER: “Jalan Kevin Sanjaya, Ditolak Audisi karena Postur Kecil hingga Jadi Nomor 1 Dunia”