Matahari Kembali Buka Gerai, Analis Nilai Kinerja LPPF Masih Tertekan Covid-19

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kembali membuka gerainya secara bertahap setelah menutup seluruh gerainya sejak 30 Maret

Editor: Fifi Suryani
Tribunjambi/Fitri Amalia
Ilustrasi: Matahari saat masih beroperasi sebelum pandemi Covid-19. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kembali membuka gerainya secara bertahap setelah menutup seluruh gerainya sejak 30 Maret 2020 lalu untuk membatasi penyebaran virus corona.
Akhir April lalu, Matahari telah membuka kembali 21 gerai. Rencananya, Matahari akan membuka kembali 92 toko lain pada 15 Mei 2020 mendatang. Dengan demikian, setidaknya 54% dari toko akan mulai beroperasi.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menilai, kinerja Matahari masih tertekan meski mulai membuka gerainya. Sebab, sebagian besar tokonya masih tutup.

Penutupan yang terjadi sepanjang April dan separuh dibulan Mei bakal menekan pendapatan Matahari hingga Rp2 triliun. "Dengan asumsi seluruh toko secara nasional akan melanjutkan operasinya pada bulan Juni, kami pikir pendapatan kuartal II-2020 mungkin turun 35% hingga 40%," tutur Christine, Selasa (12/5).

Senada, Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian berpendapat bahwa beberapa toko yang mulai dibuka belum mampu mengerek pendapatan maupun laba bersih Matahari. "Karena aktivitas dan mobilitas orang-orang belum pulih seperti sedia kala," terang Robert, kemarin.

Rekomendasi Saham

ANALIS Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya juga sempat menjelaskan sebelumnya, bahwa penjualan online emiten ritel selama gerai ditutup tidak berdampak signifikan terhadap pendapatan. Sebab, porsi penjualan online emiten ritel masih mini.

Melihat kondisi sejauh ini, Christine memproyeksikan pendapatan Matahari sepanjang tahun 2020 berkisar Rp8,79 triliun dan laba bersih Rp974 miliar. Jumlah ini menurun dari prediksi sebelumnya yang sebesar Rp 10,2 triliun untuk pendapatan serta Rp 1,38 triliun untuk laba bersih.

Meskipun kinerja keuangannya diprediksi masih tertekan, ia menyerankan buy saham LPPF dengan target harga Rp 1.700 per saham. "Valuasi sahamnya yang menarik dan ada pelonggaran PSBB," jelas Christine lagi.

Lain halnya dengan Robert yang menyarankan sell saham LPPF. Dia menilai prospek emiten tersebut masih cukup rentan karena pandemi Covid-19 diprediksi masih belum usai dalam waktu dekat.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved