Angkutan Udara Diperkirakan Menjadi Penahan Inflasi Bulan Mei 2020

Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada komoditas cabai merah (andil 0,46 persen), daging ayam ras (andil 0,30 persen)...

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUN JAMBI/FITRI AMALIA
Pesawat Lion Air saat parkir di Bandara Sultan Thaha Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, Bank Indonesia Provinsi Jambi memprediksi pada Mei 2020 Provinsi Jambi diperkirakan akan mengalami inflasi pada kisaran 0,03-0,43 persen (mtm) atau 0,80-1,20 persen(yoy).

Bayu Martanto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dalam siaran pers menyebut, inflasi utama akan didorong oleh kenaikan harga komoditas makanan seiring meningkatnya permintaan pada periode bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

"Selain itu, angkutan udara diperkirakan menjadi penahan inflasi seiring dengan kebijakan Pemerintah masih sebagai respon penyebaran wabah Covid-19," ujarnya, Jumat (8/5/2020).

Lalu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, pada April 2020 Provinsi Jambi mengalami deflasi bulanan sebesar 0,62 persen (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan inflasi Jambi adalah sebesar 1,41 persen (yoy) dan secara tahun berjalan inflasi Jambi sebesar 0,25 persen (ytd).

Gubernur Jambi Beri Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Banjir

Harga Emas Turun, Begini Kondisinya di Kota Jambi

Download & Nonton Streaming Drama Korea Clean With Passion For Now Sub Indonesia Full Episode 1-16

Secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang memberikan andil terbesar adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah (andil 0,41 persen), daging ayam ras (andil 0,24 persen), cabai rawit dan beras (andil 0,04 persen), dan bawang putih (andil 0,02 persen), serta komoditas pada kelompok transportasi yaitu angkutan udara (andil 0,14 persen).

"Secara umum, pandemi corona virus disease (Covid-19) yang terjadi di Indonesia berdampak pada aspek produksi dan distribusi bahan pangan. Berbagai kebijakan Pemerintah terkait pembatasan aktivitas sosial serta larangan untuk melakukan perjalanan mudik turut mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat dan tarif angkutan udara," jelas Bayu.

Penurunan harga beberapa komoditas makanan didorong oleh panen raya di sejumlah sentra sehingga berdampak pada melimpahnya pasokan, di tengah kecenderungan menurunnya permintaan. Sementara perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap daging ayam ras akibat berbagai pembatasan oleh Pemerintah menyebabkan melimpahnya pasokan, di tengah menurunnya permintaan.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang menahan deflasi, yakni bawang merah (andil inflasi 0,12 persen), minyak goreng (andil inflasi 0,04 persen), ikan nila dan gula pasir (andil inflasi 0,03 persen), ikan gabus, kangkung, ikan gurame, dan bayam (andil inflasi 0,01 persen). Peningkatan harga pada komoditas tersebut sebagai dampak dari terbatasnya pasokan untuk memenuhi permintaan.

Perkembangan inflasi di Kota Jambi secara ulanan di angka -0,66 persen (mtm), sedangkan Tahun Berjalan 0,24 persen (ytd) dan Tahunan 1,41 persen (yoy).

Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada komoditas cabai merah (andil 0,46 persen), daging ayam ras (andil 0,30 persen), angkutan udara (andil 0,16 persen), cabai rawit (andil 0,05 persen), beras (andil 0,04 persen), dan bawang putih (andil 0,02 persen).

Sementara komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah (andil 0,14 persen), bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng (andil 0,05 persen), dan ikan nila (andil 0,04 persen), dan gula pasir (andil 0,03 persen).

Sedangkan inflasi bulanan di Kabupaten Bungo -0,29 persen (mtm), inflasi tahunan 1,51 persen (yoy) dan tahun berjalan 0,24 persen (ytd).

Deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada komoditas cabai merah (andil 0,50 persen), daging ayam ras dan biaya pulsa ponsel (andil 0,09 persen), angkutan udara (andil 0,08 persen), dan bawang putih (andil 0,02 persen). Sementara komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah (andil 0,26 persen), emas perhiasan (andil 0,08 persen), minyak goreng dan kentang (andil 0,03 persen), jengkol dan telepon seluler (andil 0,02 persen). (Fitri)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved