Misi Terselubung Sintong Panjaitan Tembak Mati 3 KKB Papua Lalu Biarkan Mayatnya Tergeletak

Pada tanggal 25 Maret 1969 terdapat laporan sekitar 80 pelajar yang lari ke hutan, berkumpul di suatu tempat di tepi sungai Pami.

Editor: Duanto AS
Kolase Istimewa
Sintong Panjaitan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ini merupakan kisah Sintong Panjaitan, satu di antara Jenderal TNI yang juga legenda Kopassus.

Kala itu Kopassus masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Seorang prajurit RPKAD, Sintong Panjaitan pernah menembak mati 3 anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua dan membiarkan mayatnya tergeletak.

Namun, bukan tanpa alasan prajurit pasukan elite melakukan hal eksteim tersebut.

Kopassus Berkaki Satu Jadi Perdebatan, Akhirnya Benny Lempar Baret di Depan Para Jenderal

Cinta Pramugari dan Prajurit Kopassus Mirip Drakor DoTS, Sang Pacar Jadi Jenderal 20 Tahun Kemudian

Sudah Siapkan 17 Peti Mati, Nama Kopassus Malah Dibuat Benny Moerdani Mendunia Atas Aksi di Thailand

Sintong Panjaitan memiliki tujuan terselubung yakni untuk memberikan shock therapy.

Melansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, kronologinya berawal pada tanggal 13 Maret 1969.

Saat itu banyak sekali warga Papua yang lari masuk hutan untuk bergabung dengan KKB Papua.

Sintong Panjaitan dan prajurit RPKAD lainnya mendapat perintah untuk mencegah hal itu.

Warga Papua lari ke hutan akibat hasutan dari KKB Papua sebagai langkah untuk menggagalkan Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera.

Awalnya, pencegahan dilakukan dengan cara penghadangan pada jalur keluar menuju hutan.

Sintong Panjaitan menilai, kunci pencegahan harus dicari, sehingga dengan sendirinya mereka tidak mau masuk hutan.

Kunci pencegahan itu berupa shock therapy.

Menurut analisis Sintong Panjaitan, akibat kesulitan mendapat makanan di hutan, para warga yang lari ke hutan akan berkumpul di suatu tempat.

Maka mereka tetap dibiarkan lari masuk hutan.

Pada tanggal 25 Maret 1969 terdapat laporan sekitar 80 pelajar yang lari ke hutan, berkumpul di suatu tempat di tepi sungai Pami.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved