Virus Corona

315 Warga Satu Kampung di Garut Diisolasi Setelah Seorang Warga Meninggal Dunia Karena Covid-19

Sebuah kisah pilu dialami warga satu kampung yang terpaksa diisolasi setelah ada salah satu warganya meninggal dunia dengan status positif corona

Editor: Heri Prihartono
https://www.medscape.com/
Coronavirus atau Covid-19 

TRIBUNJAMBI,COM, GARUT - Sebuah kisah pilu dialami warga satu kampung yang terpaksa diisolasi setelah ada salah satu warganya meninggal dunia dengan status positif corona.

Satu kampung yang diisolasi tersebut adalah satu Kampung di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, akhirnya diisolasi mulai Rabu (22/4/2020).

“Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal dunia.

 

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman memberikan arahan kepada camat dan kepala desa terkait isolasi mandiri satu kampung, di depan pintu masuk kampung yang diisolasi, Rabu (22/04/2020)
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman memberikan arahan kepada camat dan kepala desa terkait isolasi mandiri satu kampung, di depan pintu masuk kampung yang diisolasi, Rabu (22/04/2020) (KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)

Untuk memaksimalkan upaya-upaya penanganan, menurut Helmi yang ditemui saat memeriksa kesiapan isolasi di Desa Cigedug, akhirnya pemerintah daerah bersama pemerintahan desa setempat sepakat melakukan isolasi di kampung yang ditempati oleh 315 kepala keluarga itu.

“Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan."

"Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam pengawasan ketat,” katanya.

Kumpulkan Sampel Pemantauan Covid-19, Sopir PBB Tewas Tertembak di Myanmar

Warga awalnya protes harus isolasi

Ditemui di tempat yang sama, Camat Cigedug Mia Herlina mengakui, pada awalnya masyarakat sempat protes juga saat akan dilakukan isolasi mandiri.

Namun, setelah dikomunikasikan bersama aparat desa, akhirnya masyarakat secara sukarela mau mengikuti prosedur isolasi mandiri.

“Mulai hari ini, setelah semua menerima bantuan sembako untuk 10 hari ke depan, warga harus diam di rumah, kalau ada keperluan apa pun, bisa menghubungi satgas dari desa yang berjaga,” jelasnya.

Kepala Desa Cigedug Basit Abdul Kodir menuturkan, masyarakat sudah siap untuk melakukan isolasi mandiri.

Sebab, mereka menyadari betul isolasi ini untuk kepentingan dirinya dan masyarakat banyak.

Begini Jadinya Korea Utara Bila Kim Jong Un Meninggal Dunia, Sosok Ini yang akan Jadi Penggantinya

Lokasi kampung yang diisolasi mandiri sedikit menjorok ke dalam dari ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Cigedug dengan Kecamatan Cikajang.

Pintu masuk kampung dijaga satgas Covid-19 Ada tiga jalan yang bisa menjadi pintu masuk ke kampung tersebut dari jalan raya.

Semuanya akan dijaga satgas Covid-19 Desa Cigedug.

Sementara itu, sebuah posko dibangun di dekat pintu masuk kampung tersebut yang dijadikan tempat menampung bantuan dari berbagai pihak untuk warga yang diisolasi.

Untuk bantuan pertama, sebanyak 350 paket sembako pun telah diturunkan di posko dan akan langsung disebarkan kepada warga seiring diberlakukannya isolasi mandiri.

3 kecamatan lakukan social distancing ketat

Selain satu kampung diisolasi, menurut Helmi, ada tiga kecamatan sekitar Kecamatan Cigedug, yaitu Kecamatan Cikajang, Bayongbong, dan Cisurupan, yang akan diberlakukan kebijakan social distancing dan phsyical distancing secara ketat.

“Kalau di Bayongbong dan Cisurupan, memang belum ada yang reaktif, tapi pasien yang meninggal kemarin sempat dirawat di Puskesmas Cisurupan, keluarganya juga tersebar dan yang sempat menengok dan yang ikut menguburkan itu cukup banyak,” kata Helmi.

Percepat Pemeriksaan Swab

Helmi Budiman meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bisa mempercepat proses pemeriksaan laboratorium dengan sampel swab.

Karena, menurutnya, makin lambat hasil uji lab tersebut, maka potensi orang dalam pemantauan (ODP) pun bisa semakin banyak.

“Saya meminta gubernur memperhatikan agar hasil swab test itu bisa 3 sampai 4 hari, agar kita bisa cepat lakukan antisipasi, makin lambat kita tahu hasil pemeriksaan, makin banyak ODP,” tegas Helmi usai memeriksa kesiapan isolasi satu kampung di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Rabu (22/04/2020).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (instagram@ridwankamil)

Helmi mencontohkan, dari kasus konfirmasi positif Covid-19 yang ada di Kecamatan Cigedug, pihaknya telah mengirimkan sampel swab sejak tanggal 1 April 2020, namun baru dapat laporan hasil swab test tanggal 20 April 2020, setelah pasien yang bersangkutan meninggal dunia pada tanggal 1 April 2020.

Akibatnya, menurut Helmi, dari kasus konfirmasi positif Covid-19 di Cigedug, saat ini satu kampung terpaksa diisolasi karena sangat banyak orang yang melakukan kontak erat dengan pasien tersebut.

Selain itu, 3 kecamatan di sekitarnya pun diberlakukan social distancing dan phsycal distancing secara ketat.

“Memang saya dapat penjelasan, yang minta swab test itu dari Jawa Barat numpuk, ngantre. Antrean ini yang menyebabkan hasilnya lama,” jelas Helmi.

Camat Cigedug Mia Herlina mengakui hasil tes terhadap satu orang warga Kecamatan Cigedug lambat sehingga baru diketahui setelah meninggal dunia.

 

Hal itu sempat membuat warga resah dan protes. Namun, pihaknya telah memberikan penjelasan kepada masyarakat hingga akhirnya mereka mau melakukan isolasi di kampungnya.

"Iya, memang sempat ada yang protes seperti menganggap sebagai kesengajaan, tapi kita sudah berikan penjelasan, mereka mengerti dan sekarang pun mereka mau melakukan isolasi di kampungnya,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Satu Kampung di Garut Diisolasi, 315 KK Harus Diam di Rumah ", Penulis : Kontributor Garut, Ari Maulana Karang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved