Virus Corona
Ini Penyebab Angka Kematian Pasien Corona di Jepang Tergolong Rendah, Bisakah Ditiru di Indonesia?
Menurut data worldmeters, hingga malam ini Jepang telah mengonfirmasi 10.296 kasus Covid-19 dengan 222 kematian.
TRIBUNJAMBI.COM - Hingga kini Indonesia masih disibukan dengan kasus virus corona. Tercatat hampir setiap harinya kasus virus corona terus bertambah termasuk kasus yang meninggal dunia. Sebelum Indonesia, Jepang sudah lebih dulu mengonfirmasi kasus pertama Covid-19. Kendati demikian, jumlah kasus dan kematian akibat pandemi Covid-19 terbilang rendah. Menurut data worldmeters, hingga malam ini Jepang telah mengonfirmasi 10.296 kasus Covid-19 dengan 222 kematian. • Siapa Sebenarnya Roy Geurts? Bule Ganteng yang Baru Jadi Mualaf dan Kekasih Penyanyi Cita Citata • Kekayaan Raffi Ahmad Dibongkar Asistennya, Channel Rans Entertainment Sebulan Raup Rp13 Miliar • Pertamina Belum Turunkan Harga BBM, Nicke: Ketetapan Ada di Pemerintah • PM Malaysia Pernah Buat Soekarno Naik Pitam, Presiden Sampai Minta Pierre Tendean Lakukan Serangan Lantas apa yang dilakukan oleh negeri matahari terbit dalam dalam menangani wabah Covid-19? Peneliti Pusat Penelitian Kewilayahan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Budianto, MA, mengatakan bahwa Jepang tidak menerapkan lockdown atau karantina wilayah seperti beberapa negara lain. Hingga pada akhirnya pada awal April lalu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terapkan Darurat Nasional yang batasi pergerakan warga kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Tiga pilar yang diterapkan Jepang Disebutkan Firman, setidaknya ada tiga pilar utama yang diberlakukan Jepang dalam melawan pandemi ini. 1. Deteksi dini kelompok rentan Jepang tidak menerapkan pengujian atau tes sampel secara masif atau masal kepada warga negaranya. Jepang justru memilah atau mendeteksi dini kelompok rentan terpapar Covid-19. Deteksi dini yang dilakukan adalah pada kelompok rentan, yang sudah pernah kontak erat dengan pasien dan terlebih punya penyakit penyerta. Deteksi dini kelompok rentan juga dilakukan berkesinambungan dengan transparansi pemerintah terhadap data di mana pasien berasal.
Setidaknya tercatat ada 2 kematian per 1 juta penduduk.
