Virus Corona

Nasib Pelaksanaan Ibadah Haji di Tengah Pandemi Virus Corona, Arab Saudi Umumkan Akhir April 2020!

Calon jamaah haji dari penjuru dunia sedang menanti nasib pelaksanaan ibadah haji di tengah pandemi virus corona!

Editor: Heri Prihartono
ABDEL GHANI BASHIR/AFP
Lakukan Sterilisasi Virus Corona, Arab Saudi Kosongkan Mataf Masjidil Haram Mekah 

TRIBUNJAMBI.COM - Calon jamaah haji dari penjuru dunia sedang menanti nasib pelaksanaan ibadah haji di tengah pandemi virus corona!

Pemerintah Arab Saudi akan memutuskan nasib pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini pada akhir April 2020.

Plt Sekjen Kementerian Agama/Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali mengatakan, Kementerian Haji Arab Saudi saat ini sedang melakukan kajian dan diperkirakan pada akhir April 2020 sudah ada keputusannya.

"Jadi kita tunggu, sekarang sudah posisi di minggu kedua April 2020. Insya Allah awal (Mei) atau akhir minggu keempat April akan mengumumkan jadi atau tidak ibadah haji," ujar Nizar saat rapat Kemenag dengan Komisi VIII DPR, Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Jika pihak Arab Saudi belum juga memberikan kepastian hingga Mei 2020, Nizar meminta izin kepada Komisi VIII DPR untuk memutuskan tidak ada pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini.

"Misalkan pemerintah Arab Saudi belum memberikan kejelasan, maka saya mohon teman-teman untuk memutuskan untuk tidak berangkat, karena tadi ketercukupan waktu kami mempersiapkan (tidak cukup)," tutur Nizar.

Di sisi lain, Nizar menyampaikan pihak Arab Saudi akan menutup kegiatan umrah pada bulan suci Ramadhan dan hotel di sekitaran Mekkah sedang digunakan karantina diri bagi masyarakat Arab yang baru datang dari luar negeri.

"Kalau ada teman-teman yang booking umrah ramadhan, sebaiknya dijadwalkan ulang karena info terupdate 90 persen tidak ada (kegiatan umrah)," tuturnya.

Meniadakan Sementara Ibadah Umrah

Orang-orang di seluruh dunia saat ini berusaha menghindari tempat publik yang ramai, menanggalkan perjalanan wisata, dan memilih untuk bekerja dari rumah demi mengurangi risiko paparan Covid-19.

Sejumlah negara juga mulai menangguhkan acara besar, dari level konser sampai olimpiade internasional.

Begitu luasnya penyebaran wabah virus corona COVID-19, akhirnya juga mempengaruhi cara ibadah umat muslim di seluruh dunia.

Terutama yang dilakukan oleh orang banyak dan berjamaah, seperti umrah dan salat Jumat.

Inilah sejumlah perubahan ibadah warga Muslim di lima negara dirangkum oleh Al Jazeera:

1. Arab Saudi Menangguhkan Ibadah Umrah

Kerajaan Arab Saudi pada Rabu lalu, menutup akses ibadah umrah bagi semua negara dan masyarakat Arab sekalipun.

Umrah atau diistilahkan haji kecil, adalah salah satu ibadah Islam yang bisa dilakukan sepanjang tahun.

Tidak sama halnya dengan Haji, yang harus menunggu Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.

Menurut surat kabar lokal, tindakan ekstrim ini dilakukan Arab Saudi untuk menghindari paparan Covid-19.

Suasana sekitaran Ka'bah di Mekkah usai aturan kegiatan umrah ditangguhkan sementara.

Suasana sekitaran Ka'bah di Mekkah usai aturan kegiatan umrah ditangguhkan sementara. (Screen capture/Istimewa)

Otoritas setempat mengatakan, mereka berusaha melindungi Masjidil Haram dan Kakbah di dalamnya.

Penangguhan juga diberlakukan di Madinah, tepatnya di Masjid Nabawi.

Tahun ini musim Haji akan berlangsung pada 28 Juli sampai 2 Agustus 2020.

Pemerintah Arab Saudi belum memberi kepastian, sampai kapan larangan masuk ini akan berlaku.

Padahal, sudah ada lebih dari 60.000 orang yang mendaftar haji tahun ini.

Arab Saudi sendiri sampai saat ini sudah mengonfirmasi dua kasus corona.

2. Iran Melarang Salat Jumat di Seluruh Provinsi

Iran merupakan negara yang memiliki tingkat infeksi corona tertinggi di dunia.

Sampai saat ini, negara pusat Syiah ini sudah mengantongi 4.747 kasus dengan 124 kematian.

Sebagai negara berpenduduk Muslim, Iran melarang salat Jumat di semua provinsi.

"Penyakit ini menyebar luas," kata Presiden Iran, Hassan Rouhani.

"Ini menwabah di hampir semua provinsi dan ini merupakan penyakit global dimana telah menginfeksi banyak negara di dunia."

"Kita harus bekerjasama untuk mengendalikan masalah ini secepat mungkin," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Awqaf Mesir Mohammad Juma menilai salat Jumat boleh dibatalkan dengan alasan kondisi saat ini, dilansir Gulfnews.

"Jika virus menyebar di negara muslim dan menjadi sebuah kepentingan untuk membatalkan salat Jumat, maka ibadah itu bisa dilakukan seperti salat di siang hari di rumah (dhuhur)," jelas Juma pada Selasa lalu waktu Mesir.

 

3. Jamaah Harus Pakai Sajadah Sendiri dan Dilarang Berjabat Tangan

Menteri Urusan Muslim di Singapura, Masagos Zulkifli mengimbau bagi warga Muslim di Singapura agar membawa sajadah sendiri ke masjid.

Selain itu, dia meyarankan agar tidak berjabat tangan sebelum atau sesudah salat.

"Pada situasi ini, kita semua tidak disarankan berjabat tangan."

"Tapi jika kamu melakukannya, basuh tanganmu," jelasnya.

"Ini hanyalah anjuran bagi kita semua yang mungkin sering lupa," lanjut Masagos.

Memang sulit mengecek berapa suhu tubuh para jamaah ketika berdatangan ke masjid.

Oleh karena itu, Masagos mengatakan bagi mereka yang mengalami gejala Covid-19 sebaiknya beribadah di rumah saja.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wabah Corona Ubah Aktivitas Ibadah Muslim di 5 Negara, Umrah Ditangguhkan & Iran Larang Salat Jumat

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved