Virus Corona
Nasib Tragis Warga Kelas Bawah Akibat Virus Corona, Haris Azhar: Kerja Mati, Enggak Kerja Mati
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengungkapkan kondisi masyarakat kalangan bawah setelah virus corona masuk di Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM - Kondisi Indonesia kini masih mengkhwatirkan akibat wabah virus corona.
Pemerintah pusat kini mengimbau keras kepada maasyarakat untuk mengurangi aktifitas diluar rumah.
Namun hal ini tentu bertentangan bagi sejumlah pekerja informal.
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengungkapkan kondisi masyarakat kalangan bawah setelah virus corona masuk di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar menyebut banyak warga yang terpaksa tetap bekerja di tengah wabah virus corona.
• Heboh Video Detik-detik Puluhan Jenazah Covid-19 Diangkat ke Truk Pendingin dengan Alat Pengangkut
• Hasil LIDA 2020 Indosiar Malam Tadi Top 12 Grup 2, Hari Jambi Tertinggi, Nia Sulsel Tidak Aman
• Masa Lalu Praveen Jordan dan Melati Daeva yang Tak Diketahui Orang, Lihat Ukuran Tubuhnya
• Malangnya Adik Kandung Betrand Peto, Iri Lihat Kakaknya Enak di Jakarta, Ibu Kandung Curhat Begini
Ia menjelaskan, warga terpaksa tetap beraktivitas di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun sebanarnya takut tertular Virus Corona.
Hal itu disampaikan Haris Azhar melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (31/3/2020).
"Pertama, kalau saya mau bilang sama ngelihat tadi bapak-bapak asongan itu sebetulnya ada semacam fakta yang tidak terbahasakan kira-kira," ucap Haris.
Haris bahkan memberi istilah untuk menggambarkan perjuangan masyarakat kelas bawah yang tetap bekerja meski dilanda Virus Corona.
"Kerja mati, enggak kerja mati," ujar Haris Azhar.
Menurut dia, tak ada satu pun warga yang tak takut pada Virus Corona.
Termasuk masyarakat yang masih nekad bekerja, Haris menyebut mereka menyadari resiko terpapar Virus Corona.
"Pergi kerja ya mereka juga takut dengan Corona, meskipun tadi dibilang bahwa perlu ada penjelasan-penjelasan yang lebih membumi, antropoligis menjelaskan," ujarnya.
"Tetapi juga kesadaran itu ada."
Melanjutkan penjelasannya, Haris menceritakan kisah seorang rekannya yang merupakan seorang pekerja informal.