Ini Inflasi dan Deflasi Kota Jambi Menurut Kelompok Pengeluaran Maret 2020
Wahyudin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menjelaskan, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau pada Maret 2020...
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Maret 2020, Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,65 persen.
Deflasi di Kota Jambi terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau; kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok transportasi; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Wahyudin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menjelaskan, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 1,93 persen atau terjadi penurunan indeks dari 103,96 pada Februari 2020 menjadi 101,95 pada Maret 2020.
Dari tiga subkelompok pada kelompok pengeluaran ini, dua di antaranya mengalami inflasi sedangkan satu sub kelompok lainnya mengalami deflasi.
"Sub kelompok yang mengalami deflasi yakni makanan sebesar 2,47 persen, kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar minus 0,5734 persen. Komoditas dominan yang memberikan andil sumbangan deflasi ada cabai merah, bawang putih, beras, cabai rawit, dan minyak goreng," jelas Wahyudin, Rabu (1/4/2020).
• Peruntungan 12 Zodiak Kamis (2/4) - Aries Lebih Tenang di Malam Hari, Virgo Bersinar
• Apa yang Menyebabkan Kepulauan Seribu Warganya Tak Ada yang Positif Covid-19? Ternyata Begini
• ODP Virus Corona di Tanjabbar Bertambah, Total Ada 14 Orang
Selanjutnya kelompok pakaian dan alas kaki mengalami juga mengalami deflasi sebesar 0,18 persen pada Maret 2020. Terjadi penurunan indeks dari 105,80 pada Februari 2020 menjadi 105,61 pada Maret 2020.
Dari dua sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, satu di antaranya mengalami inflasi yaitu sub kelompok alas kaki sebesar 0,08 persen dan satu lainnya, yakni sub kelompok pakaian mengalami deflasi sebesar 0,24 persen.
Pada Maret 2020, kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar minus 0,0124 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu baju anak stelan.
Pada Maret 2020, kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,10 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,69 pada Februari 2020 menjadi 103,79 pada Maret 2020.
Dari empat sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, dua sub kelompok mengalami inflasi dan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu: pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan, serta sub kelompok listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16 persen.
Sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu sewa rumah dan kontrak rumah: serta sub kelompok penyediaan air dan layanan perumahan lainnya.
"Kelompok ini memberikan andil atau sumbangan inflasi sebesar 0,0186 persen dan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu bahan bakar rumah tangga," katanya.
Lalu kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,18 persen atau terjadi penurunan indeks dari 106,00 pada Februari 2020 menjadi 105,81 pada Maret 2020.
Dari enam sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi dan tiga sub kelompok lainnya mengalami deflasi. Kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar minus 0,0110 persen.
Kelompok kesehatan pada Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 109,95 pada Februari 2020, menjadi 110,46 pada Maret 2020.
Dari tiga sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, satu sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan dua lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu obat-obatan dan produk kesehatan sebesar 1,13 persen.
Sedangkan sub kelompok jasa rawat jalan dan jasa rawat inap tidak mengalami perubahan indeks.
Kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0087 persen pada Maret 2020.
Selain itu, kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 1,22 persen atau terjadi penurunan indeks dari 104,40 pada Februari 2020 menjadi 103,13 pada Maret 2020.
Dari empat sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, dua di antaranya mengalami inflasi, yakni sub kelompok pembelian kendaraan sebesar 0,93 persen dan sub kelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 0,01 persen.
Satu sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu jasa angkutan penumpang sebesar 8,07 persen, dan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu jasa pengiriman barang.
"Kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar minus 0,1462 persen pada bulan Maret 2020. Komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan deflasi, yaitu tarif angkutan udara," ujarnya.
Lalu kelompok Informasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen atau terjadi penurunan indeks dari 99,44 pada Februari 2020 menjadi 99,40 pada Maret 2020.
Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok yang mengalami perubahan indeks, yakni peralatan informasi dan komunikasi.
Sub kelompok tersebut mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Sedangkan tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Kelompok pengeluaran ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar minus 0,0022 persen.
Kelompok Rekreasi, olahraga dan budaya inflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,49 pada Februari 2020 menjadi 119,55 pada Maret 2020.
Dari empat sub kelompok pada kelompok pengeluaran ini, hanya satu sub kelompok yang mengalami perubahan indeks, yaitu sub kelompok koran, buku, dan perlengkapan sekolah, yang mengalami inflasi sebesar 0,09 persen.
Pada Maret 2020, kelompok pengeluaran ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0009 persen.
Berikutnya kelompok pengeluaran pendidikan tidak mengalami perubahan indeks. Artinya nilai indeks harga konsumennya tetap di angka 104,90.
Sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 0,30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,65 pada Februari 2020 menjadi 103,96 pada Maret 2020.
Sub kelompok jasa pelayanan makanan dan minuman mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Pada Maret 2020, kelompok pengeluaran ini memberikan andil/sumbangan inflasisebesar 0,0213 persen.
Dan terakhir, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Pada Maret 2020, kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,67 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,85 pada Februari 2020 menjadi 109,58 pada Maret 2020.
Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi dan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu perawatan pribadi dan sub kelompok perawatan pribadi lainnya, masing-masing sebesar 0,56 persen dan 0,97 persen. Kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0414 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya emas perhiasan," tutup Wahyudin.
(Tribunjambi.com/ Samsul Bahri)