Duka Udin Korban Kebakaran di Rawasari, Harus Merawat Anak dan Istrinya yang Sakit Stroke
"Ya pada kejadian itu, saya langsung gendong istri saya, karena istri saya sakit stroke dan sudah berjalan hampir 5 tahun," kata Udin, sambil...
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Duka Udin Korban Kebakaran di Rawasari, Harus Merawat Anak dan Istrinya yang Sakit Stroke
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Masih tergambar jelas raut duka dari wajah Udin, satu diantara korban kebakaran di kawasan RT 5, Rawasari, Alam Barajo, Kota Jambi, pada Jumat (28/2/2020) tepatnya dua pekan yang lalu.
Teriakan dari orang-orang yang melihat ganasnya si jago merah yang menghanguskan belasan rumah itu, rasanya masih terngiang di telinga Udin, laki-laki berusia 50 tahun ini.
"Saya sedang berada dalam rumah, orang teriak-teriak, saya lihat api sudah besar, saya langsung bawa istri saya keluar," tutur Udin, sambil mengisahkan tragedi itu kepada Tribunjambi.com, Sabtu (14/3/2020).
Malam itu merupakan tragedi kelam bagi mereka 71 korban kebekaran, termasuk Udin.
Mereka tak berdaya, melihat jilatan api yang begitu menyala dan menghanguskan segala yang ada.
Teriak bersambut teriak, namun api tak kunjung padam, hingga tangis histeris tak bisa lagi di redam.
Betapa tidak, rumah yang puluhan tahun telah menyimpan kenangan dan juga angan-angan lenyap seketika hanya dalam hitungan jam.
• Pasien RSUD Abdul Manap Suspect Corona Usai Umrah, Sampel Cairan Tenggorokan Sudah Diambil
• BREAKING NEWS Tahanan Kasus Cabul di Lapas Bangko Tewas Usai Dikerok
• Cara Membuat hand Sanitizer di Rumah - Pakai Air, Alkohol dan Gel Lidah Buaya
"Saya sedikitpun tak terpikir untuk menyelamatkan harta benda dan ya ini, cuma celana sepotong di badan ini yang sisa," tutur Udin.
Terlebih bagi Udin, pilu akibat kebakaran, tampaknya dia mendapat cobaan lebih diantara korban lainnya.
Selain rumah yang telah rata dengan tanah, dia juga harus merawat istrinya yang dalam 5 tahun terakhir hanya terbaring tidak berdaya di tempat tidur.
"Ya pada kejadian itu, saya langsung gendong istri saya, karena istri saya sakit stroke dan sudah berjalan hampir 5 tahun," kata Udin, sambil memperlihatkan sang istri yang sedang terbaring lemah di sebuah ruangan tempat mereka tinggal sementara.
Sejumlah korban kebakaran saat ini sudah tidak lagi tinggal di pengungsian yang sempat diberikan pihak RT dan Dinas Sosial Kota Jambi.
Mereka telah memutuskan untuk mengontrak, sebagian ada yang menumpang di rumah keluarga, bahkan di tempat tetangganya, termasuk Udin.
Untuk melanjutkan hidup, kini Udin bersama satu orang anaknya harus hidup menumpang di ruangan kecil milik tetangganya yang kebetulan tidak dihuni lagi.
Mau tak mau, Udin harus merawat istrinya yang sedang sakit di ruangan sempit. Hanya dengan lebar sekira 2 meter dan panjang kurang lebih 3 sampai 4 meter.
Sejumlah peralatan dapur, baju, sembako, kasur serta perlengkapan lainnya bantuan dari lapisan masyrakat dan pemerintah, tampak disusun di ruangan itu tidak jauh dari tempat istrinya terbaring.
Untuk melanjutkan hidup, saat ini Udin hanya mengandalkan bantuan-bantuan yang berasal dari masyarakat dan pemerintah.
Namun kondisi tersebut tidak membuat Udin patah semangat, meski badan telah nampak tidak berdaya dan menggunakan pakaian apa adanya.
Dia tampak tegar menuturkan kisahnya, terlebih dengan kondisi sang istri yang saat ini harus rutin melakukan pengobatan.
"Alhamdulillah kalau untuk kebutuhan makan, satu dua bulan kedepan masih banyak, sampai sekarang masih ada yang berbaik hati menyalurkan bantuannya," jelas Udin sambil menunjukkan beras dan bahan sembako lainnya, yang tersusun di sebuah ruangan kecil, beserta perlengkapan lainnya.
Dengan rasa syukur, dia juga merasa salut dengan orang-orang yang berbaik hati, yang sampai saat ini masih mengulurkan tangan dalam memberikan bantuan, termasuk tetangganya yang mengizinkan dia besarta keluarganya bisa menyambung hidup untuk sementara.
Bahkan, untuk biaya pengobatan sang istri, Udin sampai saat ini, masih mengandalkan bantuan-bantuan tersebut. Rasa trauma yang mendalam, menjadi alasan Udin untuk menenangkan diri sebelum mulai bekerja mencari nafkah.
"Untuk sekarang, saya harus menenangkan diri dululah pak, terlebih istri saya, pasti drop saat kejadian. Tapi anak saya sudah saya suruh kembali sekolah," katanya.
"Untuk pengobatan istri saya itu saya manfaatkan dari bantuan yang ada," tambah Udin.
Sejak kejadian tersebut, Udin mengatakan, masih banyak masyarakat yang berempati untuk memberikan bantuannya, baik dari kelengkapan sehari-hari hingga bantuan berupa uang.
Bantuan tersebutlah yang digunakan Udin untuk biaya pengobatan istrinya.
Meski bantuan banyak mengalir, dengan penuh harap, Udin menyampaikan permohonannya kepada Pemerintah Kota Jambi agar rumahnya bisa berdiri kembali.
"Kalau bisa adalah bantuan modal supaya rumahnya bisa dibangun lagi,"tutup Udin sambil memperhatikan gerakan sang istri yang sedang terbaring itu.
(Tribunjambi.com/Aryo Tondang)