Kisah Unik Pacaran Susi Susanti dan Alan Budikusuma, Berdua Raih Emas Olimpiade Barcelona 1992
Ssetelah kerap menjadi langganan sebagai pemenang pada kejuaraan-kejuaraan tingkat junior, pengagum Rudi Hartono ini pun hijrah dari Tasikmalaya menuj
Banyak yang tidak mengetahui bagaimana Susi Susanti dan Alan Budikusuma berpacaran, kemudian sama-sama meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Kisahnya sungguh menarik.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang tidak mengetahui, Susi Susanti merupakan satu-satunya pebulu tangkis putri Indonesia yang juara di All England.
Sejak turnamen All England digelar 1899 hingga 2020, tercatat hanya ada satu pebulu tangkis Indonesia di sektor putri yang juara.
Susi Susanti menjadi juara All England empat kali, 1990, 1991, 1993 dan 1994.
Namun sebelumnya, pada 1989, pebulu tangkis kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971, itu merupakan finalis.
Sayang, di partai final Susi Susanti dikalahkan pebulu tangkis China Li Lingwei.
• Di Balik Kisah Susi Susanti Juara All England Empat Kali, dari Pacaran Itu-itu Saja hingga Bisnis
• Siapa Sebenarnya Tjun Tjun? Juara All England Enam Kali dari Indonesia Berambut Gondrong
• Rudy Hartono Selamatkan Tati Soemirah dari Pekerjaan Kasir Apotek, Kisah Pilu Mantan Atlet
• Si Raja All England yang Gampang Grogi, Ini 11 Fakta Tentang Legenda Rudy Hartono
Menelusuri jejak karier peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini sangat menarik.
Perempuan ini memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti.
Dia lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971.
Susi yang merupakan anak dari pasangan Risad Haditono dan Purwo Benowati.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, dia sudah suka bermain bulutangkis.
Beberapa sumber menuliskan kedua orangtuanya memiliki latar belakang bulu tangkis, sehingga mendukung dan mengarahkan Susi Susanti untuk berlatih dengan serius.
Klub pertama Susi Susanti
Pada usia 7 tahunan, Susi Susanti mulai bergabung dengan klub Tunas Inti di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Semenjak itu, dia sering menjadi juara dalam berbagai kejuaraan tingkat junior di daerahnya.
Mengutip reps-id.com, setelah kerap menjadi langganan sebagai pemenang pada kejuaraan-kejuaraan tingkat junior, pengagum Rudi Hartono ini pun hijrah dari Tasikmalaya menuju ke Jakarta.
Kala itu, Susi Susanti masih duduk di bangku kelas 2 SMP dia hijrah.
Yang mengejutkan, pada itu Susi ternyata sudah mulai berpikir untuk serius di dunia bulutangkis.
Setibanya di Jakarta, Susi bergabung dengan klub Jaya Raya.
Dia juga tetap mengenyam pendidikan di sekolah khusus atlet Ragunan.
Kuper dan sepatu hak tinggi
Semenjak masuk sekolah atlet, otomatis kegiatan Susi pun berbeda dengan remaja lain karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlet.
• Daftar 15 Atlet Berprestasi Jebolan PB DJarum, Mulai dari Alan Budi Kusuma Hingga Liem Swie King
• Jadwal Lengkap All England 2020 Live Streaming TVRI, Sempat Terancam Ditunda karena Virus Corona
Ia mengaku menjadi kuper karena hanya berteman dengan sesama atlet. Bahkan pacaran pun dengan atlet.
"Sebagai atlet, jadwal latihannya sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin hingga Sabtu dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7 malam. Makan, jam tiur, dan pakaian juga ada aturannya tersendiri," tuturnya.
Susi Susanti tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo.
Selain itu jalan-jalan ke mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu.
Itu pun jarang dilakukan karena ia sudah terlalu capek latihan.
Karier meroket
Karier Susi Susanti di bulu tangkis moncer. Dia kerap dikirim ke berbagai kejuaraan dan hasilnya memuaskan.
Dia meraih medali Emas Olimpiade Barcelona 1992, medali perunggu Olimpiade Atlanta 1996, medali perunggu Asian Games 1990, dan 1994, dia Juara World Championship 1993, Juara World Cup 1989, dll.
Selain itu Susi Susanti juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989.
Menikah sesama peraih emas
Susi Susanti menikah dengan Alan Budikusuma, yang juga peraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992.
• Jejak Karier Johan Wahyudi Juara All England 6 Kali, Pebulu Tangkis Indonesia yang Pernah Kena Tipu
• Jadwal Turnamen Bulu Tangkis Maret 2020 - All England Open hingga Malaysia Open
• Mengapa All England jadi Turnamen Prestisius dan Eksklusif Disponsori Yonex? Digelar sejak 1899
Pernikahan itu pada 1997 itu setelah mereka berpacaran selama 9 tahun.
Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak, yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).
Pasangan ini juga dijuluki "Pasangan Emas Olimpiade" karena keduanya meraih emas olimpiade untuk Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.
Gantung raket 1998
Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket pada 1998.
Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan.
Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.
• Jejak Sejarah PB Djarum, dari Legenda Liem Swie King, Kevin Sanjaya hingga GOR Senilai Rp 30 Miliar
• Jejak Sejarah PB Djarum, dari Legenda Liem Swie King, Kevin Sanjaya hingga GOR Senilai Rp 30 Miliar
Jejak bisnis Astec
Dunia bulu tangkis memang melekat. Meski pensiun sebagai pemain, Susi suaminya mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec dan sport massage center bernama Fontana (bersama Elizabeth Latief).
Penghargaan Hall of Fame
Pada Mei 2004, International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti.
Susi dan pemain Indonesia lain, yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King, mendapat penghargaan prestisius itu. ( Tribunjambi.com )
• Mulai 11-15 Maret - Ini Jadwal & 15 Wakil Indonesia di All England 2020 Tayang di TVRI
• Misteri Final All England 1976 yang Sampai Kini Tak Terpecahkan, Rudy Hartono vs Liem Swie King