Berita Jambi
Mirisnya Nasib Guru Madrasah Diniyah di Provinsi Jambi, Dewan Minta Pemprov Carikan Formula Anggaran
Mirisnya Nasib Guru Madrasah Diniyah di Provinsi Jambi, Dewan Minta Pemprov Carikan Formula Anggaran
Penulis: Zulkipli | Editor: Deni Satria Budi
Mirisnya Nasib Guru Madrasah Diniyah di Provinsi Jambi, Dewan Minta Pemprov Carikan Formula Anggaran
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Nasib ribuan guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) di Provinsi Jambi, kini masih sangat memprihatinkan.
Gaji yang mereka peroleh dari pekerjaan mengajarkan ilmu-ilmu dasar-dasar agama dan moral generasi muda sangat jauh dari kata sejahtera.
Beberapa hari lalu, beberapa orang guru MDTA bersama forum komunikasi MDTA datang ke Gedung DPRD Provinsi Jambi, mengadukan nasib mereka dan berharap ada perhatian Pemerintah daerah Provinsi Jambi terhadap mereka.
• Viral Video Bu Guru Dihukum Merangkak Keliling Kelas oleh Wali Murid yang Tak Terima Anaknya Dihukum
• Kronologi Warga Kampung Gagalkan 50 Anggota KKB Papua yang Sandera Guru Sekolah
• Hubungan Bucin Tak Direstui, Isu Haico Van Der Veken Bakal Cuti dari Sinetron Samudra Cinta SCTV
"Kami berupaya untuk meloby kepada Pemda Provinsi Jambi, mudah-mudahan apa yang kita upayakan ini mendapat tanggapan atau respon, sehingga Pemprov bisa memberikan bantuan atau suntikan kepada madrasah ini, agar Madrasah ini dalam perjalanannya bisa berjalan baik, dan pendidikan dasar keagamaanya bagi anak-anak kita di Provinsi Jambi bisa berjalan dengan baik," kata Ketua DPW Forum Komunikasi MDTA Provinsi Jambi Kosirin.
Untuk saat ini jumlah lembaga MDTA yang tersisa di Provinsi Jambi sebanyak 1.774 lembaga, dengan jumlah majlis guru 11.125 orang dan jumlah Santri 141.479.
Dijelaskannya, selama ini anggaran biaya operasional dan gaji guru diperoleh dari Kementrian, namun karena dananya terbatas tidak semua mendapatkanya.
Selain itu beberapa Kabupaten Kota di Provinsi Jambi sudah menganggarkan dana untuk MDTA, namun ada pula kabupaten yang sama belum memberikan bantuan, sehingga aktivitas madrasah sangat memprihatinkan.
"Gaji yang didapat guru MDTA ada yang hanya berkisar Rp 150-300 ribu perbulan," sebutnya.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Kamaluddin Havis, saat diwawancarai mengatakan, keberadaan lembaga MDTA sudah cukup lama berdiri di Provinsi Jambi.
Lembaga ini biasa dikenal dengan istilah ngaji sore. Namun sampai hari ini menurutnya Pemprov tidak ada perhatian, ataupun sentuhan terhadap lembaga pendidikan non formal ini.
"Nah ini yang kita minta, pola fikir pemerintah eksekutif untuk bisa menganggarkan dan perhatian mereka terhadap lembaga diniyah yang ada di desa-desa yang ada di Provinsi Jambi," sebutnya.
Menurutnya, lembaga MDTA ini perlu diperhatikan, karena generasi muda ke depan harus diperkuat dengan pendidikan agama.
Kemudian lanjut Havis, data yang disampaikan oleh pengurus FK MDTA ini falid, karena dilengkapi dengan jumlah lembaga, guru maupun siswa di setiap desa se Provinsi Jambi.
"Nah, dalam rangka itu, kami dari komisi IV mitra kerjanya bidang Kesramas, tolong kita cari formulanya, supaya anggaran Provinsi ini bisa juga dinikmati oleh anak-anak Diniyah se Provinsi Jambi, itu saran kami," pungkasnya.
Mirisnya Nasib Guru Madrasah Diniyah di Provinsi Jambi, Dewan Minta Pemprov Carikan Formula Anggaran (Tribunjambi.com/Zulkifli)