Menantu Bunuh Mertua di Sidoarjo, Ambil Gunting Lalu Tusuk Kemaluan untuk Pastikan sudah Mati
"Gunting yang dipegang juga ditusukkan di bagian kemaluan korban. Ini sungguh sangat keji," jelas Kapolresta Sidoarjo, Kombes Surmardji.
"Gunting yang dipegang juga ditusukkan di bagian kemaluan korban. Ini sungguh sangat keji," jelas Kapolresta Sidoarjo, Kombes Surmardji.
TRIBUNJAMBI.COM, SIDOARJO - Nyawa Siti Fadilah melayang di tangan menantunya sendiri.
Secara sadis, Toto Dwi Prasetyo menghabisi mertuanya hingga tewas mengenaskan.
Duduk perkara yang menyebabkan Totok tega menghabisi nyawa mertuanya secara keji terungkap.
Gara-gara uang Rp 3 juta, Siti Fadilah dihabisi dengan sangat keji.
Fadila dibunuh oleh menantunya, Totok Dwi Prasetyo (25) yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
Peristiwa tersebut berawal saat Totok mendatangi rumah mertuanya pada Rabu pagi

Ia berniat untuk meminjam uang Rp 3 juta untuk membayar ijazah Nafisah, istrinya yang tak lain anak perempuan Fadila. Namun Fadila tak bisa meminjaminya uang.
Totok pun emosi. Ia mencekik, menendang, dan membanting tubuh mertuanya. Lalu ia mengambil miniatur kapal dari keramik dan menghantamkan ke kepala mertuanya.
Mengetahui sang mertua masih hidup, Totok menyeret tubuh ibu mertuanya yang tak berdaya ke arah dapur.
Ia kemudian memukuli kepala Fadila dengan tabung gas elpiji.
Tak hanya itu. Totok mengambil gunting dan menusukkannya ke tubuh Fadila untuk memastikan bahwa ia tewas.
"Gunting yang dipegang juga ditusukkan di bagian kemaluan korban. Ini sungguh sangat keji," jelas Kapolresta Sidoarjo Kombes Surmardji ketika dikonfirmasi, Jumat (28/2/2020).
Setelah membunuh ibu mertuanya, Totok mencuri ponsel dan perhiasan yang ada di kamar. Ia lalu kabur setelah mengunci pintu rumah dari luar.
Tak lama kemudian, Totok ditangkap di rumah neneknya yang tak jauh dari tempat kejadian berkara.
Polisi menyita sejumlah barang bukti dalam kasus ini, salah satunya tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang digunakan memukul kepala korban.
Polisi juga menjerat pelaku dengan hukuman berat, yakni Pasal 338 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.
(SUMBER: KOMPAS.com, Penulis: Achmad Faizal/Editor: Dheri Agriesta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Menantu Bunuh Mertua dengan Sadis, Pinjam Rp 3 Juta untuk Bayar Ijazah Istrinya", https://regional.kompas.com/read/2020/02/29/06160081/kronologi-menantu-bunuh-mertua-dengan-sadis-pinjam-rp-3-juta-untuk-bayar.

Kasus Pembunuhan Serupa, Gara-gara Uang
Sebulan kasus pembunuhan siswi SMP yang tewas di gorong-gorong sekolah akhirnya terungkap, ayahnya sendiri pelaku pembunuhan gara-gara uang Rp 400 ribu.
Budi Rahmat (45), pelaku pembunuhan siswi SMP di Tasikmalaya yang tewas di drainase sekolahnya, DS (13) tertangkap.
Delis dibunuh ayah kandungnya sendiri karena kesal dimintai uang untuk biaya studi tour.
Sesuai informasi dari Kepolisian setempat, kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah memakai angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.
Setibanya di tempat kerja pelaku yakni salah satu rumah makan di Jalan Laswi Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang untuk studi tour sekolahnya ke Bandung sebesar Rp 400 ribu.
Pelaku sempat berupaya memberikan uang kepada korban Rp 200 ribu dan meminjam kepada bosnya Rp 100 ribu.
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cek cok dengan pelaku.
Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020).

Anom menambahkan, pelaku yang masih keadaan emosi seketika mencekik korban sampai meninggal dunia.
Setelah diketahui meninggal, pelaku sempat membiarkan mayat anaknya di rumah kosong tersebut untuk kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (23/1/2020) sore.
Seusai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya SMPN 6 Tasikmalaya.
"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," tutur Anom.
Pelaku, kata dia, membawa jasad anaknya tersebut dengan cara dibonceng menggunakan sepeda motor sembari tangan korban diikatkan ke tubuhnya memakai gulungan kawat telepon bekas.
Setibanya di lokasi gorong-gorong, pelaku menyembunyikan mayat anaknya tanpa diketahui seseorang karena saat itu hujan deras sekitar pukul 22.00 WIB.
"Mayat korban di dorong-dorong dipaksa masuk ke gorong-gorong itu sampai ke dalam sekitar 2 meter.
Saat kejadian tak ada saksi mata yang melihat karena kondisinya hujan deras," ungkap Anom.
Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibu korban dan pihak sekolah.
Bahkan, sesuai pengakuan Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, pelaku sempat mengaku kalau anaknya bersamanya saat dicari-cari karena tidak pulang dan tak masuk sekolah keesokan harinya Jumat (24/1/2020).
Sampai akhirnya mayat Delis ditemukan oleh seorang warga sekitar di tempat penemuan mayat korban di gorong-gorong karena curiga saluran airnya mampet pada Senin (27/1/2020).
Diberitakan sebelumnya, kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung dan ditemukan disampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.
Tim Unit Identifikasi atau Inafis Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengevakuasi jenazah yang tersembunyi tersebut dengan cara membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.
Dalam buku-buku di tas berwarna pink dekat mayat tersebut tertera nama korban adalah Delis Sulistina, salah satu siswi Kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya. (Kompas.com/ Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha/ Dony Aprian)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Uang Study Tour, Ayah Bunuh Siswi SMP yang Tewas di Drainase Sekolah"
• Siapa Sebenarnya Dono? Jejak Mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia Pentolan Warkop DKI
• Kisah Rudy Badil Anggota Warkop DKI, Teman Dekat Soe Hok Gie, Wartawan Kompas Legendaris
• Sejarah Terbentuknya Warkop DKI sejak 1970-an, Siapa Sebenarnya Rudy Badil dan Nanu Mulyono