Masa Depan BPR
Pengusaha Milenial Cari Pinjaman yang Gampang dan Murah
Lembaga keuangan tumbuh subur di Indonesia, termasuk di Jambi. Masyarakat memiliki banyak alternatif untuk mendapatkan pinjaman
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lembaga keuangan tumbuh subur di Indonesia, termasuk di Jambi. Masyarakat memiliki banyak alternatif untuk mendapatkan pinjaman. Bisa dari bank umum, perusahaan pembiayaan, BPR, dan juga financial technology (fintech) pear to pear (P2P) landing.
Pinjaman dari lembaga keuangan sangat berguna untuk mengembangkan bisnis. Itu pula yang dirasakan Elfrida, seorang pengusaha yang bergerak di bidang penjualan dekorasi rumah. Dia memanfaatkan lembaga keuangan untuk meningkatkan permodalan.
Untuk menentukan akan meminjam dari lembaga mana, ia menyebtu punya dua pertimbangan utama. Pertama adalah aspek praktis atau gampang mendapatkannya, dan kedua adalah tingkat suku bunga yang murah. Untuk itu, ia menelusuri dari internet tawaran dari berbagai lembaga.
“Pilihan saya akhirnya jatuh ke bank umum, memanfaatkan program KUR. Itu dua tahun lalu. Bunganya rendah dan prosesnya juga sangat singkat, tidak sampai seminggu,” katanya kepada Tribun, Senin (27/1). Kini pinjaman itu telah lunas, namun ia belum berencana meminjam lagi.
Tentang tawaran dari fintech, ia mengaku kerap mendapatkannya melalui pesan singkat SMS, tapi ia tidak pernah menghiraukan. “Pernah cari informasi tentang itu, tapi bunganya mahal. Memang praktis dan tanpa agunan, tapi bunganya sangat tinggi,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ilham, pemilik usaha toko manisan di Kota Jambi. Ia mengatakan memilih tempat meminjam, mengutamakan aspek kemudahan dan tingkat suku bunga. Tahun lalu, ia meminjam di sebuah BPR yang tidak jauh dari rumahnya.
“Saya dapat brosurnya, saya lihat tabel angsurannya masih terjangkau,” ungkapnya. Ia bilang awalnya mengajukan di bank umum, tapi berkasnya tidak lolos. Ia lalu mengajukan ke BPR, dan berkasnya lolos. Agunan yang disampaikannya adalah sertifikat tanah tanpa bangunan.
Kedua warga Jambi ini mengaku menyerahkan banyak berkas saat peminjaman. Berkas mulai dari foto kopi KTP dan KK, rekening listrik, faktur pembelian, agunan, dan beragam syarat lainnya. “Kalau kita sudah lengkap berkasnya sebenarnya tidak rumit,” ungka Ilham.
Direktur BPR Batanghari, P Hasurungan mengungkapkan dalam penyaluran kredit di BPR memang sangat menerapkan prinsip kehati-hatian. Ini sesuai dengan regulasi yang memang harus dipegang oleh semua bank umum dan BPR.
Penerapan prinsip kehati-hatian atau prudential banking principle dalam pemberian kredit bisa diartikan sebagai prinsip yang diterapkan bank dalam menjalankan usahanya, supaya senantiasa sesuai ketentuan di perbankan.
Ini untuk menghindari penyimpangan praktik perbankan yang tidak sehat, dan untuk meminimalisasi kerugian yang terjadi pada bank seperti kredit macet. (ang)
