Hasan Ibrahim Naik Vespa Pagi-pagi Jemput Uang Suap, Parlagutan Bingung Lihat Rp 400 Juta di Asoi
"Dia jemput pake Vespa pak hakim. Malamnya sekitar jam 10 malam dia sudah nelpon, dia nanya sudah ada yang datang belum? aku bilang besok lah ..."
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Hasan Ibrahim Naik Vespa Pagi-pagi Jemput Uang Suap, Parlagutan Bingung Rp 400 Juta di Kantong Asoi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ada kisah menarik dari orang yang menerima uang suap ketuk palu RAPBD.
Parlagutan Nasution menceritakan pengalamannya saat menerima uang suap ketuk palu pengesahan RAPBD Provinsi Jambi tahun 2018, hingga membuatnya tak bisa tidur.
Kisah di balik uang ketuk palu ini, ia ceritakan di hadapan Majelis Hakim Tipikor Jambi yang diketuai Moeralim Purba.
• Mahasiswa ITB Tewas di Kalimantan Selatan, Ricky Parulian Pakpahan Berstatus Magang di Perusahaan
• Prediksi Ahli Ini Mengerikan, Pantas Saja China Kebut Bangun RS Khusus Virus Corona Hanya 10 Hari
• Hari Ini Polisi Umumkan Hasil Autopsi Lina, Teddy Pernah Minta Cabut Laporan ke Rizky Febian!
Saat bersaksi di kasus dengan terdakwa Sufardin Nurzain, El Helwi dan Gustizal Kamis (30/1/2020), ia menceritakan pada Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB, rumahnya didatangi Wahyudi dan Deni Ivan.
Mereka mengaku sebagai utusan Arfan, Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.
Saat itu, ia baru saja masuk kamar dan diberitahu kehadiran dua utusan itu.
"Pada waktu itu saya pake sarung pak, pintu teralis tidak saya buka. Katanya utusan pak Arfan mau nyampaikan titipan," kata Parlagutan menceritakan kronologi yang pernah ia tutupi di persidangan sebelumnya saat bersaksi.
Karena takut, pria berkepala plontos ini kemudian menyuruh Wahyudi meletakkan kantong asoi berisi uang Rp 400 juta itu ke bawah kembang di halaman rumahnya.
Setelah keduanya pergi, pria yang akrab disapa Logut ini menceritakan bergegas menutup pagarnya rapat-rapat.
"Sekitar pukul 23.00 WIB malam saya pindahkan ke bengkel sebelah rumah. Bengkel punya saya tapi sudah tidak dipake, cuma tempat barang," katanya saat diminta ketua majelis hakim bercerita.
Ia melanjutkan kisah pengalamannya itu sambil memegang erat mic yang berada di depan mulutnya.
Keterangan yang meluncur dari mulutnya, sesekali membuat pengunjung sidang tertawa.
"Habis itu saya tak bisa tidur sampai pagi dak nyenyak tidur," katanya.
"Kenapa tak bisa tidur, tadi katanya takut. Apa takut nerima uangnya atau takut uang di bengkel itu hilang. Kalau hilang saudara ganti," kata Moeralim Purba.
Parlagutan kembali bercerita, pagi-pagi sekitar pukul 06.30 WIB, Hasan Ibrahim yang juga anggota Fraksi PPP datang ke rumahnya untuk menjemput uang jatah miliknya.
"Dia jemput pake Vespa pak hakim. Malamnya sekitar jam 10 malam dia sudah nelpon, dia nanya sudah ada yang datang belum? aku bilang besok lah dibahas. Dak taunya setengah tujuh pagi dia sudah di depan rumah," kata Parlagutan.
Ia melanjutkan sekitar pukul 10.00 WIB pagi giliran Mauli yang datang untuk menjemput uang jatah ketok palu.
"Selasa itu pak, ngambil di bengkel karena uangnya disimpan di sana," ujar Parlagutan.
Sementara sisa 200 juta adalah jatah miliknya dan Syopian.
"Syopian ditelpon bilang dia lagi perjalanan dinas ke Batanghari. Katanya baliknya baru diambil simpan aja dulu. Tak tahunya siang itu dapat kabar ada OTT tambah cemas kita pak," katanya.
Parlagutan juga mengaku menerima uang ketok palu di tahun 2017 dari Kusnindar. Uang itu diantar dua kali.
"Januari Rp100 juta kata Kusnindar ada rejeki. Bulan April Rp100 juta lagi dia bilang tambahan yang dulu," terang Parlagutan.
Sementara Rp 125 juta didapat dari Zainal Abidin.
"Semua 525 juta. Itu sudah dikembalikan ke penyidik KPK," ujar pria yang kini juga berstatus tersangka dalam perkara suap ketok palu 2017-2018.
Pada persidangan Kamis, Parlagutan dihadirkan jaksa KPK sebagai saksi bersama Cekman, Mauli, Wahyudi dan Deni Ivan. (Dedy Nurdin)
• Nikita Mirzani Digelandang ke Polres Metro Jakarta Selatan Dini Hari Tadi, Kasus Penganiayaan Suami
• 20 Tahun Kemudian Pria Itu Jadi Danjen Kopassus, Dulu Kaget Sang Komandan Lakukan Hal Nekat
• Dari 17 Peti Mati yang Disediakan Akhirnya Terisi 5, Misi Rahasia Kopassus di Thailand