Human Interest Story
Bidan Cantik Terobos Jalan Berlumpur, Berstatus Honorer dan Mengajar PAUD
Setidaknya ada dua desa yang harus Uci lewati sehari-hari. Dari tempat tinggalnya Uci harus melewati jalan dari Desa Koto Tengah, lalu ...
Bidan Cantik Terobos Jalan Berlumpur, Berstatus Honorer dan Mengajar PAUD
SOSOK Uci Wulandari patut menjadi teladan bagi rekan seprofesinya. Sebagai bidan, dia rela menembus jalan berlumpur dan genangan air demi membantu persalinan warga di Desa Renah Kasah, Kerinci.
Dia juga mengabdikan diri sebagai guru untuk mendidik anak-anak di sana.
Setidaknya ada dua desa yang harus Uci lewati sehari-hari. Dari tempat tinggalnya Uci harus melewati jalan dari Desa Koto Tengah, lalu Desa Sungai Rumpun sebelum tiba ke Desa Renah Kasah, Kecamatan Kayu Aro.
Dari rute yang ia tempuh, jalan sepanjang 3 kilometer kondisinya bisa membahayakan.
Bila hujan jalan berlumpur. Bahkan digenangi air sekitar 40 Cm.
• Satu Pasien Diduga Idap Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
• Kisah Pemotongan Rambut Gimbal Mbah Iyah yang Tidak Mandi dan Keramas 27 Tahun
• Waspada, Tiga Negara Tetangga Indonesia Sudah Terpapar Virus Corona, Pertama Merebak di China
Itulah yang dirasakan oleh Uci Wulandari, bidan desa yang masih berstatus honorer.
Jalanan itu ia tempuh menggunakan sepeda motor. Konsekuensinya jelas, pakaian yang ia kenakan tak akan bebas dari lumpur.
Uci mengakui, tubuhnya kerap sakit akibat melewati akses jalan yang rusak. Sebelum tiba di Renah Kasah, pakaiannya sudah kotor kerena percikan lumpur.
"Saya kesulitan melewati jalan yang berlumpur dan air yang menggenangi jalan, sampai tangan saya cidera," kata Uci beberapa waktu lalu kepada Tribun melalui pesan WhatsApp.
Uci rela melewati jalan yang berlumpur dengan penuh perjuangan, lantaran rasa prihatinnya terhadap warga Desa Renah Kasah.
Warga di sana kesulitan untuk mendapat fasilitas kesehatan karena akses jalan yang rusak. Puskesmas terdekat ada di Kersik Tuo yang jaraknya lumayan jauh.
Selain berpendidikan bidan, Uci sesungguhnya juga lulusan Fakultas Kesehatan dan MIPA, Universitas Muhammadiyah Bukittinggi.

Tak heran, ia punya bekal mengajar. Makanya ia juga mengabdikan diri mengajar sebagai guru PAUD di sana.
Bahkan PAUD tersebut ia dirikan sendiri karena di sana tidak memiliki TK tempat anak-anak bersekolah.
"Saya di sana bukan sebagai bidan desa saja, saya juga mengajar PAUD, karena di sana dulu tidak ada PAUD, jadi saya membuatnya namanya Cahaya Bunda," jelas wanita kelahiran Maret 1995 ini.
Untuk mengajar bidan cantik ini hanya melaksanakannya selama tiga hari dalam seminggu, yaitu pada Kamis, Jumat dan Sabtu.
Uci menuturkan selama pengabdiannya, ia selalu mendapat dukungan dari orangtuanya agar terus semangat dalam mengembangkan ilmu yang telah ia dapatkan.
Ia selalu ingat pesan orangtuanya, “meskipun tidak dipandang di mata manusia, tetapi di mata Allah bermanfaat untuk orang lain”.
Pesan itulah yang menjadi penyemangatnya. Uci juga berharap kepada pemerintah daerah supaya lebih memperhatikan perjuangan bidan di desa terpencil.
Terlebih mereka yang masih berstatus honorer.
"Harapan, supaya pemerintah lebih memperhatikan perjuangan bidan di desa terpencil, apalagi seperti kami yang masih berstatus honorer," harapnya. (herupitra)
• Mulan Jameela Dicaci Maki Netizen Akibat Celananya Saat Pamer Foto Cantik Ketika Rapat DPR RI
• Video Relawan Kaget saat Cukur Mbah Iyah Berambut Gimbal 1,5 Meter, 27 Tahun Tak Mandi
• Mbah Iyah Rambut Gimbal Selama 27 Tahun Tak Mandi dan Keramas, Ardian Kaget saat akan Memotong